Kapolri Perintahkan Sikat Pungli hingga Intimidasi yang Dilakukan Preman
/data/photo/2017/07/10/135115020170710-014448-7747-personil.polri-.hut-.ke-.71-.bhayangkara-.jpg)
JAKARTA, KOMPAS.com - Polri berjanji akan menindak tegas sejumlah tindakan premanisme, mulai dari pemerasan, pungutan liar, pengancaman, hingga penganiayaan, baik yang dilakukan oleh individu maupun kelompok.
Hal ini tertuang dalam instruksi pelaksanaan Operasi Kepolisian Kewilayahan serentak yang tercantum dalam Surat Telegram Nomor: STR/1081/IV/OPS.1.3./2025, yang ditujukan kepada seluruh jajaran Polda dan Polres di Indonesia.
“Jenis kejahatan yang menjadi fokus penindakan mencakup pemerasan, pungutan liar, pengancaman, intimidasi, pengeroyokan, hingga penganiayaan yang dilakukan oleh individu maupun kelompok,” ujar Karopenmas Divisi Humas Polri, Brigjen Pol Trunoyudo Wisnu Andiko, dalam keterangannya, Selasa (6/5/2025).
Truno mengatakan, operasi ini ditujukan untuk mengatasi praktik premanisme yang juga berpotensi mengganggu stabilitas keamanan dan iklim investasi nasional.
Militer India Klaim Serangan di Pakistan Tewaskan Pemimpin Teroris
Baca juga: Kapolri Instruksikan Kapolda Sikat Premanisme yang Meresahkan
Operasi ini akan dilakukan dengan pendekatan penegakan hukum yang didukung kegiatan intelijen, preemtif, dan preventif.
“Premanisme dalam bentuk apa pun yang mengganggu ketertiban masyarakat dan iklim usaha akan ditindak tegas,” kata Truno.
Operasi yang dimulai sejak 1 Mei 2025 ini juga ditujukan untuk mengungkap jaringan pelaku premanisme secara menyeluruh, sembari menindak tegas para pelaku.
“Ini adalah bagian dari upaya menciptakan rasa aman dan kepastian hukum, terutama bagi para pelaku usaha di Indonesia,” ujar Truno.
Baca juga: Polri akan Kerja Sama dengan TNI untuk Berantas Premanisme
Untuk mengatasi permasalahan ini, Polri akan menjalin kerja sama dengan TNI, pemerintah daerah, serta pihak lain yang memegang kepentingan.
Koordinasi lintas sektor ini dinilai krusial untuk menjamin keberhasilan operasi dan menciptakan stabilitas jangka panjang.
Sebelumnya diberitakan, aksi premanisme yang mengatasnamakan ormas tertentu marak terjadi.
Baca juga: Kapolri Instruksikan Kapolda Operasi Serentak Sikat Premanisme
Sejumlah ormas meminta Tunjangan Hari Raya (THR) Lebaran hingga mengganggu pembangunan pabrik mobil listrik PT BYD di Subang, Jawa Barat.
Terkait masalah BYD, Indonesia baru mengetahui setelah Wakil Ketua MPR RI Eddy Soeparno mendapat aduan dari markas besar BYD di Shenzhen, China, saat kunjungan beberapa waktu lalu.
Banyaknya ormas yang meresahkan lantas berujung pada penolakan warga terhadap ormas.
Baca juga: Polri akan Kerja Sama dengan TNI untuk Berantas Premanisme
Terbaru, ormas Gerakan Rakyat Indonesia Bersatu (GRIB) Jaya ditolak di Pulau Dewata.
Wakil Gubernur Bali I Nyoman Giri Prasta mengatakan, ormas dari luar tidak diperlukan untuk menjaga ketertiban dan keamanan di wilayah Bali.
Sebab, Bali sudah memiliki sistem keamanan berbasis kearifan lokal melalui keberadaan pecalang atau petugas keamanan desa adat.
Selama ini, pecalang ini sudah terbukti membantu aparat kepolisian dan TNI untuk menjaga keamanan dan ketertiban di lingkungan masyarakat adat.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.Suasana di Kashmir Setelah Gencatan Senjata India-Pakistan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar