Kuatnya Rafale dengan Rudal Meteor Buktikan Jet Tempur Andalan Indonesia Ini Belum Tentu Bisa Dilibas J-10C - Zona Jakarta
ZONAJAKARTA.com - Indonesia secara resmi memiliki 42 unit jet tempur Rafale yang akan tiba di tanah air mulai tahun 2026 mendatang.
Salah satu kelebihan yang membuat Rafale dibeli adalah dukungan persenjataan canggih khususnya rudal Meteor.
Keberadaan rudal Meteor membuktikan bahwa jet tempur ini belum tentu mampu ditandingi oleh J-10C dari sisi penjualan.
Baca Juga:
Sebagaimana diketahui, kontrak pengadaan Rafale diteken Indonesia pada Februari 2022.
Lalu proses pembeliannya dilaksanakan bertahap mulai dari September 2022 hingga Januari 2024.
Setelah transaksi usai, TNI AU hanya tinggal menunggu kedatangannya tahun depan sembari mengikuti berbagai persiapan (termasuk pelatihan bersama instruktur profesional di Prancis).
Hal ini diungkapkan sendiri oleh Wakil Kepala Staf TNI AU (Wakasau) Marsekal Madya TNI Andyawan Martono Putra bahwa skill yang dibutuhkan jajarannya bukan hanya dalam mengoperasikan pesawat.
Tetapi juga merawatnya agar pembelian Rafale yang dilakukan oleh pemerintah melalui Kementerian Pertahanan (Kemhan) RI tak berakhir sia-sia.
"Ya pada intinya TNI Angkatan Udara sudah menyiapkan sumber daya manusia," kata Wakasau sebagaimana dikutip ZONAJAKARTA.com dari laman Antaranews.com edisi 28 Februari 2025 dalam artikelnya yang berjudul "Wakil KSAU tegaskan TNI AU telah siap rawat Rafale".
Baca Juga:
Mengenai penempatannya, Rafale milik Indonesia akan diprioritaskan untuk ditugaskan di Pekanbaru dan Pontianak.
Sebab kedua kota tersebut masing-masing diketahui berdekatan dengan Selat Malaka dan Laut Natuna Utara.
Di mana kawasan perairan itu sangat vital keberadaannya sebagai ujung tombak kedaulatan maritim NKRI.

Namun peristiwa Operasi Sindoor yang merupakan bagian dari konflik antara India versus Pakistan sempat membuat optimisme banyak negara pengguna Rafale buyar.
Belakangan ini beredar luas kabar yang menyebut bahwa Rafale yang dioperasikan oleh Angkatan Udara India (IAF) seolah-olah ditembak jatuh oleh J-10C milik Angkatan Udara Pakistan (PAF).
Padahal sampai dengan saat ini, belum ditemukan bukti valid yang menunjukkan bahwa jatuhnya pesawat terkait benar-benar disebabkan oleh hal tersebut.
Klaim sepihak Islamabad ini bahkan sampai dikritisi oleh veteran IAF bernama Vijander K. Thakur dalam sebuah artikel yang ditulisnya.
Ia menyayangkan jika beberapa media Rusia yang sebelumnya ia percayai sebagai rujukan justru terkesan mengamplifikasi informasi yang tampak tendensius.
Padahal rekaman kokpit, catatan radar, atau citra geolokasi untuk mendukung klaim penembakan ini belum kunjung dirilis.
"Sebagian besar media Rusia secara tidak kritis menggemakan klaim berlebihan pejabat Pakistan, dengan asumsi keliru bahwa diamnya pejabat India berarti adanya validasi. Banyak media Rusia yang menguatkan narasi bahwa Angkatan Udara Pakistan (PAF) secara meyakinkan mengungguli Angkatan Udara India (IAF) pada malam pembukaan Operasi Sindoor pada 7 Mei, dengan mengutip klaim Pakistan bahwa lima jet tempur India ditembak jatuh," ujar Thakur dikutip dari laman Eurasian Times melalui artikel berjudul "“Dump Rafale, Buy Su-57”! Russian Media Aligns With Pakistani, Chinese Narrative To Discredit French Fighters" yang dimuat pada Rabu, 14 Mei 2025.
Baca Juga:
Meski demikian, adanya narasi yang tampak memihak J-10C tidak serta merta membuat penjualan Rafale menurun seketika.
Justru sebaliknya, ada beberapa hal yang malah menjadikan posisi jet tempur generasi 4,5 buatan Dassault Aviation ini semakin kuat.
Salah satunya adalah dukungan persenjataan yang canggih dari berbagai supplier terbaik.
Dari sekian banyak senjata yang bisa diandalkan untuk menopang Rafale, MBDA Meteor boleh dikatakan sebagai salah satu yang menguatkan pesawat kebanggaan Prancis itu.
Melansir laman resmi MBDA Systems, rudal berdiameter 178 mm ini tidak hanya kompatibel dengan Rafale saja.
Tetapi juga beberapa produk jet tempur kelas dunia lainnya seperti Gripen, Eurofighter Typhoon, hingga F-35.
Bahkan tidak menutup kemungkinan rudal ini bakal bisa diintegrasikan dengan KF-21 Boramae buatan Korea Aerospace Industries (KAI).

Jet Tempur Generasi Kelima Su-57 Melempem di Malaysia, Rusia Sampai Membuat Keputusan Frustrasi

Kemenangan J-10C Tiongkok Secara Tidak Langsung Memberikan Gambaran Betapa Kuatnya Kekuatan Militer China Saat Ini

Malaysia Kepo Perbandingan Jet KF-21 Boramae dengan J-10, CEO KAI: J-10 Lebih Murah tapi Sering Kecelakaan

TNI AU Sudah Pernah Piloti C-130 Rute Amerika-Indonesia, Angkatan Udara Filipina Minta Ajari Penerbangan Jarak Jauh Pakai Pesawat Hercules

Indonesia Berpotensi Jadi Pembeli Rudal Mematikan Buatan India, Kelak India Bakal Integrasikan BrahMos NG dengan MiG-29 hingga Tejas

Jet Tempur KF-21 Boramae Tak Mau Kalah dengan KAAN, Korea Selatan Nilai Indonesia Punya Peran Penting untuk Pasar ASEAN

Tidak ada komentar:
Posting Komentar