Dunia Internasional,Lintas Peristiwa,
Australia Luncurkan Operasi Penyelamatan Korban Banjir, Kerahkan Helikopter dan 2.000 Personel
/data/photo/2025/05/22/682ecf5d06069.jpeg)
SYDNEY, KOMPAS.com - Australia meluncurkan operasi penyelamatan besar-besaran hingga mengerahkan helikopter untuk mengevakuai warga yang terjebak banjir bandang di beberapa wilayah di Negara Bagian New South Wales.
Hampir 50.000 orang terjebak banjir di wilayah timur Australia pada Kamis (22/5/2025) akibat hujan deras yang terus mengguyur.
Orang-orang naik ke atap rumah untuk menyelamatkan diri dari banjir. Aparat berwenang mengerahkan perahu hingga helikopter untuk melakukan upaya evakuasi besar-besaran.
Baca juga: 50.000 Orang Terjebak Banjir Bandang Hebat Australia
Penampakan Asap Mengepul di Gaza, Israel Terus Agresifkan Serangan
Pihak berwenang juga mengerahkan drone untuk membantu operasi pencarian yang menjadi bagian dari upaya evakuasi warga.
Dilansir dari BBC, setidaknya tiga orang tewas dan lebih dari 50.000 orang berada dalam peringatan evakuasi akibat banjir.
Wilayah tersebut juga dinyatakan darurat bencana. Banjir menyebabkan ribuan rumah dan unit usaha mengalami pemadaman listrik karena terputusnya jaringan.
Lebih dari 2.000 personel kegawatdaruratan dikerahkan untuk melakukan upaya penyelamatan, termasuk orang-orang yang terjebak di atap rumah.
Baca juga: Banjir Bandang di Kota Kuno Petra Yordania, Turis Ibu dan Anak Tewas
Menteri Utama Negara Bagian New South Wales Chris Minns mengatakan, hampir 50.000 orang terisolasi oleh banjir di tempat sungai mengalir dari bukit-bukit terjal.
"Saya juga harus mengatakan bahwa kita bersiap untuk berita buruk lainnya dalam 24 jam ke depan. Bencana alam ini sangat mengerikan bagi masyarakat ini," kata Minns sebagaimana dilansir Channel News Asia.
Kota Kempsey, pusat pertanian di tepi Sungai Macleay, terkepung air bah. Wali Kota Kempsey Kinne Ring mengatakan, hujan yang turun sangat deras sampai memekakkan telinga.
"Hujan deras dan setiap kali hujan, Anda bertanya-tanya apa yang akan terjadi selanjutnya," ujar Ring.
Baca juga: Banjir Bandang Terjang Kota Kuno Petra, Jasad Ibu dan Putranya Ditemukan Usai Evakuasi
Ring mengatakan, lebih dari 20.000 orang terjebak air bah di kota itu saja. Banyak di antara mereka yang tidak dapat mengakses obat-obatan atau stok makanan.
"Ini bukan banjir seperti yang telah kita lihat dalam beberapa waktu terakhir," ujar Ring.
Menteri Manajemen Kegawatdaruratan Australia Kristy McBain mengatakan, hujan terus turun dan luapan beberapa sungai belum mencapai puncaknya.
"Kami belum melewati masa terburuk," ujar McBain kepada ABC.
Baca juga: Rudal Hantam Ukraina Tewaskan 34 Orang Saat Minggu Palma, Rusia Banjir Kecaman
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.Israel Kian Beringas di Gaza, Hanya Trump yang Bisa Redam Netanyahu?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar