Linglung Sepulang Study Tour, Dama Bersikap Aneh Terus Lihat Atas, Ibu Minta Tolong Dedi Mulyadi - Halaman all - Tribunjatim

TRIBUNJATIM.COM - Cerita seorang siswa SMP yang mendadak linglung sepulang dari study tour jadi sorotan.
Kini, orang tua korban meminta tolong Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi.
Berawal dari postingan TikTok @tiffguntur yang mendapat cerita dari ibu korban.
Dilansir dari akun TikTok @tiffguntur, sang ibu menceritakan awal mula putranya yakni Damazeta Mozartd alias Dama tiba-tiba linglung dan berkelakuan aneh.
Mulanya, Tiff menceritakan bahwa putranya, Dama izin pergi ke Yogyakarta untuk mengikuti study tour ke sekolah seni SMSR Jogja.
Orang tua Dama meminta tolong Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi.
Dama merupakan siswa di SMPN 28 Depok, Jawa Barat.
Saat sedang berada di sekolah Jogja tersebut, Dama kabarnya mulai berperilaku aneh.
Yakni Dama terus melihat ke arah atas lalu memutarkan kepalanya hingga jatuh.
"Kronologinya, anak saya sedang study tour ke Yogya, pada saat berada di sekolah SMSR Jogja. Awalnya Dama lagi ngobrol sama temannya lalu Dama berdiri liat ke atas, palanya muter liatin sekitar langsung jatuh," ungkap ibunda Dama dalam postingannya, dikutip dari TribunnewsBogor.com, Rabu (21/5/2025).
Baca juga: Polisi belum Tetapkan Tersangka Kasus Dugaan Pengeroyokan Pedagang Es oleh Oknum Satpol PP Lumajang
Setelah kejadian itu, Dama pun dibawa pulang ke rumah.
Kala itu ibunda Dama bingung dengan penyebab putranya bersikap aneh setelah pulang study tour.
Namun ibunda Dama akhirnya mendengar cerita mengejutkan dari ponakannya.
"Saya tahu kejadian ini dari ponakan saya, ponakan saya diberi tau teman lesnya yang anak tersebut juga bersekolah di SMPN 28 Depok. Setelah itu saya menghubungi wali kelas (bukan pihak sekolah atau guru yang menelfon saya) dan melihat kondisi anak saya tidak baik-baik saja dengan muka berdarah," imbuh ibunda Dama.
"Setelah pulang pun ternyata anak saya mengalami hal yang sama di rumah dan berangsur selama 1 tahun lebih yang sekarang kondisi fisik mentalnya tidak baik. Saya pun sudah berusaha pengobatan medis maupun non medis. Awalnya pihak sekolah wali kelas 2 masih memberikan perhatian hanya beberapa waktu saja dengan mendatangkan orang ke rumah 1x untuk merukiyah tapi hasilnya pun sama," sambungnya.

Saat menjemput Dama sepulang study tour, ibunda Dama sempat mengalami kecelakaan.
Hal itu membuat Dama terluka di bagian wajah hingga berdarah.
Setelah momen itulah sikap Dama semakin tak karuan.
Diungkap ibunda Dama, ia sempat merukiyah putranya, tapi tidak menghasilkan apa-apa.
"Kita berdua jatuh dari motor karena kondisi mamas yang tidak stabil, kondisi ini berangsur selama 1 tahun lebih setelah pulang dari study tour SMPN 28 Depok. Berbagai upaya pun sudah saya jalani demi kesembuhan mamas dan medis pun masih berjalan sampai saat ini. Siapa yang mau bertanggung jawab atas anak saya setelah kondisinya seperti inis aya hanya mau anak saya seperti sedia kala, berangkat baik-baik sehat walafiat kenapa pulang jadi seperti ini," ujar ibunda Dama dilansir dari TribunJabar.id.
Kisah pilu yang disampaikan ibunda Dama itu belakangan viral dan ramai dikomentari netizen.
Terlihat netizen ikut penasaran dan turut bersedih atas nasib yang menimpa Dama.
Baca juga: Gaji Guru Supriyani Kini Naik 10 Kali Lipat usai Diangkat Jadi PPPK, 16 Tahun Honorer Cuma Rp300.000
Perihal study tour memang banyak hal terjadi di lapangan.
Keluhan seorang orang tua atas rencana kegiatan study tour sekolah anaknya ke Bali pada Juni 2025, membuat SMK Karya Pembaharuan Kabupaten Bekasi disorot.
Ibu tersebut mengadu ke Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, harus membayar Rp6 juta untuk acara study tour ke Bali.
Pihak sekolah pun akhirnya mengklarifikasi permasalahan tersebut.
Baca juga: Bahas Kasus Uang Atlet Dipotong, Dedi Mulyadi Ungkap Rumus 15 Persen Penyebab Rezeki Selalu Mengalir
Setelah kabar itu viral di media sosial, pihak sekolah membantah kegiatan tersebut bukan dalam bentuk study tour, akan tetapi perpisahan.
Meski demikian, rencana kegiatan pada Juni 2025 mendatang ini akhirnya dibatalkan SMK Karya Pembaharuan.
Pembatalan ini tak lepas setelah SMK tersebut diperingatkan Dedi Mulyadi yang menerima aduan dari orang tua murid yang keberatan dengan biaya kegiatan study tour.
Kepala SMK Karya Pembaharuan, Ahmad Tetuko Taqiyudin, mengungkapkannya setelah dipanggil Kantor Cabang Dinas (KCD) Pendidikan Wilayah III Jawa Barat, Jumat (25/4/2025).
"Kita coba kooperatif dan mengikuti apa yang menjadi aturan. Artinya meniadakan," katanya.
Dengan pembatalan ini, kegiatan perpisahan di luar kota yang rutin digelar beberapa tahun belakangan akhirnya berakhir.
Katanya, kegiatan ini merupakan perpisahan siswa dan siswi.
Kegiatan ini sudah menjadi tradisi setiap tahun sebagai kenangan siswa dan siswi setelah tiga tahun menempuh pendidikan.
Rupanya, sudah beberapa tahun belakangan, sekolah menggelar acara perpisahan di Bali dan Yogyakarta.
"Ini yang perlu diluruskan bahwa SMK Karya Pembaharuan sepanjang berdirinya sekolah tidak pernah ada study tour, tapi yang perpisahan pasca ujian nasional dan kelulusan siswa," jelas Tetuko.
"Untuk ke Bali baru sekali tahun kemarin, sebelumnya perpisahannya di Jogja," ungkap Tetuko.

Selain itu, Tetuko juga membantah besaran biaya kegiatan perpisahan senilai Rp5-6 juta sebagaimana aduan wali murid ke Dedi.
Ia menjelaskan, sejak penerimaan siswa didik tahun ajaran baru, wali murid sudah menyepakati biaya bulanan yang harus dikeluarkan sebesar Rp 300.000 selama tiga tahun.
Besaran ini terdiri dari sumbangan pembinaan pendidikan (SPP) Rp 150.000, tabungan akhir ujian kelas sampai ijazah Rp 50.000, dan perpisahan ke Bali Rp 100.000.
Jumlah tersebut terdiri dari sumbangan pembinaan pendidikan (SPP) Rp150.000, tabungan akhir ujian kelas sampai ijazah Rp50.000, dan perpisahan ke Bali Rp100.000.
Nilai tersebut telah disepakati oleh wali murid sejak awal dengan dasar surat penerimaan siswa baru.
Merujuk kesepakatan tersebut, Tetuko bilang, total biaya perpisahan di Bali bukan Rp5-6 juta, melainkan Rp3,6 juta.
"Perpisahan yang disepakati untuk angkatan tahun ini dari mulai 2022/2023 semenjak mereka kelas 10 itu sebulannya Rp100.000 selama tiga tahun dengan total Rp3,6 juta," jelasnya.
"Selama tiga tahun ini, tidak ada satu pun wali murid yang mengeluhkan kegiatan perpisahan ini. Semua berjalan sesuai kesepakatan," ungkap Tetuko.
Baca juga: Sudah Tahan Ijazah, Jan Hwa Diana Bujuk Karyawan yang Mau Resign Agar Bertahan: Kamu Enggak Kasihan?
Adapun biaya iuran yang sudah terkumpul sebesar Rp500 juta.
Jumlah ini berasal dari iuran 179 siswa kelas 12 sebesar Rp100.000 per bulan sejak awal masuk tahun ajaran baru 2022/2023.
Hanya saja, sebagian iuran yang sudah terkumpul sudah terlanjur dikeluarkan untuk memesan kamar hotel, bus, seragam perpisahan, dan makanan.
"Total uang yang buat booking ratusan juta," jelas Tetuko.
Setelah pembatalan kegiatan ini, pihak sekolah berjanji akan mengembalikan iuran kegiatan perpisahan ke wali murid.
"Pengembalian setelah kelulusan sekaligus penerimaan ijazah," imbuh dia.
Setelah kegiatan perpisahan ke Bali dibatalkan, pihak sekolah akan mempertimbangkan menggelar perpisahan di lingkungan sekolah.
"Ya kita selenggarakan nanti secara internal saja, barangkali di dalam lingkungan sekolah," pungkas Tetuko.

Berita viral lainnya
Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews TribunJatim.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar