PM Li Datang Lupakan Bengkak Biaya Rp20 Triliun, Proyek Kereta Cepat Bakal Lanjut Sampai Surabaya

Kereta feeder untuk melayani penumpang kereta Whoosh perlu disiapkan. (Foto: Antara).
Berita Terkini, Eksklusif di WhatsApp Inilah.com
Menko Perekonomian Airlangga Hartarto menyebut rencana proyek Kereta Cepat Bandung-Surabaya bakal tetap dijalankan. Tak peduli saat proyek kereta cepat Jakarta-Bandung dijalankan, muncul pembengkakan biaya alias cost overrun US$1,2 miliar, atau nyaris Rp20 triliun (kurs Rp16.500/US$).
Kata Menko Airlangga, proyek kereta cepat Bandung-Surabaya tetap akan digarap China, sebentar lagi masuk tahap studi bersama. Pernyataan mantan Ketua Umum (Ketum) Partai Golkar ini, terkait kunjungan kerja Perdana Menteri (PM) China, Li Qiang yang membicarakan peluang kerja sama investasi di sektor perkereta-apian.
“Studi, studi (proyek kereta cepat) Bandung-Surabaya. Studi dahulu, studi,” kata Menko Airlangga, di Jakarta, dikutip Minggu (24/5/2025).
Sayangnya, Menko Airlangga tidak menjelaskan apakah proyek pembangunan kereta api yang ditawarkan China ini, adalah kereta cepat atau semicepat. "Tentu saja, pemerintah masih harus menunggu hasil kajian yang akan dilakukan," kata Menko Airlangga.
Kata Menko, gagasan melanjutkan proyek kereta ini hingga ke Surabaya, masih dalam tahap awal. Sehingga belum ada bayangan untuk pembentukan konsorsiumnya seperti apa. Jadi semuanya masih harus menunggu hasil dari studi bersama China. “Belum diputuskan,” ujarnya.
Titik Tengah Titik Cerah
Space Available
Sebelumnya, kehadiran PM Li di Indonesia sejak Sabtu (24/5) hingga Senin (26/5), akan membahas proyek pembangunan kereta cepat lanjut ke Surabaya, Jawa Timur (Jatim).
Menteri Investasi dan Hilirisasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Rosan Perkasa Roeslani mengatakan, kedatangan PM Li dibarengi dengan sejumlah komitmen investasi baru di Indonesia, termasuk sektor perkeretaapian.
Komitmen tersebut tidak termasuk dari komitmen investasi US$10 miliar dari China saat kunjungan Presiden Prabowo Subianto ke Beijing menemui Xi Jinping awal November 2024.
“(Komitmen) yang 10 miliar dolar AS itu, sudah berjalan. Kini sifatnya baru ada kesepakatan dengan dunia usaha, atau private sector, dan ada juga dengan BUMN. Ini proyek baru, tentunya kami dari Kementerian Investasi akan mengawal agar proyek berjalan baik dan sesuai harapan,” kata Menteri Rosan, Jakarta, Sabtu (24/5/2025).
Rosan mengelaborasi proyek baru yang akan dikerjasamakan dengan China kali ini menyangkut investasi untuk gerbong kereta api bersama BUMN dan badan usaha lainnya, lalu juga di bidang penghiliran mineral, termasuk baterai EV, hingga di sektor kimia.
Sebelumnya, PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) menyebut perpanjangan proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB) hingga ke Surabaya memang masih dalam proses studi kelayakan, setelah pada tahun lalu pemerintah telah melakukan prastudi.
Proyek kereta cepat menuju ke Surabaya ini juga diatur dalam Keputusan Menteri Perhubungan No 296/2020 tentang Rencana Induk Perkeretaapian Nasional.
Pada awal 2024, pemerintah sempat berwacana bahwa proyek ini akan dikembangkan untuk jalur hingga ke Yogyakarta terlebih dahulu untuk tahap awal.
Direktur Utama KCIC, Dwiyana Slamet Riyadi, mengatakan, pemerintah tidak akan langsung membangun hingga ke Surabaya karena keterbatasan waktu dan biaya.
“Sekarang sedang penggodokan untuk perencanaan. Ada kemungkinan jalurnya dibangun sampai Yogyakarta dahulu. Kalau [langsung] sampai ke Surabaya [terkendala] masalah waktu dan biaya,” ujar Dwiyana akhir Januari 2024.
Namun, Dwiyana enggan menjelaskan dengan lengkap ihwal daerah mana saja yang bakal dilintasi oleh megaproyek tersebut. Sebab, hal ini dilakukan untuk mencegah adanya spekulan yang berpotensi menaikkan harga tanah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar