Dunia Internasional, Konflik India Pakistan,
Terungkap! Intelijen Pakistan Endus Rencana Serangan India

ISLAMABAD, iNews.id - Pakistan ternyata sudah mengendus rencana serangan India beberapa jam sebelumnya. India menggelar Operasi Sandoor pada Rabu (7/5/2025) dini hari mengincar sembilan target di Provinsi Punjab dan wilayah Kashmir yang dikuasai Pakistan.
Menteri Luar Negeri (Menlu) Pakistan Ishaq Dar mengatakan kepada parlemen, militer telah mendapat informasi intelijen pada Selasa pukul 22.00 waktu setempat, sementara serangan India berlangsung lepas tengah malam.
Menurut Dar, Angkatan Udara Pakistan telah menyiapkan pesawat-pesawatnya untuk melakukan pertahanan. Ini menjadi salah satu alasan mengapa Pakistan cepat mengantisipasi serangan tersebut.
Lebih lanjut Dar membanggakan keandalan jet tempur J-10C buatan China karena berhasil menembak jatuh lima pesawat militer India dalam serangan pada Rabu. Lima jet tempur India yang dirontokkan adalah tiga unit Rafale serta masing-masing satu Sukhoi Su-30 dan MiG-29.
"Jet tempur kita menembak jatuh Rafale, tiga Rafale (yang) buatan Prancis," kata Dar.
Hanya saja instruksi yang diberikan pilot, kata dia, hanya menembak jatuh jet tempur India yang melepaskan tembakan rudal.
"Ada instruksi untuk hanya menargetkan jet India yang melepaskan muatan (amunisi). Itu sebabnya hanya lima jet yang ditembak jatuh. Jika arahannya berbeda, mungkin 10 sampai 12 jet akan ditembak jatuh," katanya.
Sementara itu China menyesalkan operasi militer India ke Pakistan. Kementerian Luar Negeri (Kemlu),China mendesak kedua pihak untuk menahan diri dan menghindari tindakan yang bisa semakin memperumit situasi.
Institut Penelitian Perdamaian Internasional Stockholm mengungkap China merupakan pendukung utama pertahanan Pakistan, termasuk memasok persenjataan. Bahkan sekitar 82 persen impor senjata Pakistan sejak 2019 hingga 2023 berasal dari China,
Pemberitaan bahwa Pakistan menembak jatuh pesawat militer India menggunakan jet tempur J-10C menjadi trending topic di Weibo.
Seorang pengguna mengatakan, produsen pesawat militer China bisa banjir pesanan setelah ini.
"Semua perusahaan industri militer utama China akan mengalami antrean pesanan," demikian komentar netizen di Weibo.
Hu Xijin, mantan pemimpin redaksi media pemerintah Global Times, mengatakan keberhasilan serangan Pakistan menunjukkan tingkat manufaktur militer China yang sepenuhnya melampaui Rusia dan Prancis. Oleh karena itu Taiwan patut waspada.
0 Komentar