Trump Akan Telepon Putin untuk Stop Pertumpahan Darah Antara Rusia dan Ukraina
Dunia Internasional,Konflik Rusia Ukraina,
Trump Akan Telepon Putin untuk Stop Pertumpahan Darah Antara Rusia dan Ukraina
Kremlin telah mengonfirmasi soal jadwal percakapan telepon Putin dan Trump.
:strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/5115240/original/074995800_1738295163-Untitled.jpg)
Advertisement
Liputan6.com, Washington, DC - Donald Trump mengumumkan dia akan berbicara melalui telepon dengan Presiden Rusia Vladimir Putin pada Senin (19/5/2025) untuk mengakhiri pertumpahan darah, yang diklaimnya menewaskan rata-rata lebih dari 5.000 tentara Rusia dan Ukraina setiap minggunya.
Dalam unggahannya di Truth Social, Presiden Amerika Serikat (AS) itu menyatakan bahwa panggilan telepon akan berlangsung pukul 10.00 waktu setempat atau 21.00 WIB. Setelah itu, dia akan berbicara dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy dan para pemimpin NATO.
Rusia dan Ukraina gagal mencapai terobosan dalam perundingan langsung pertama mereka dalam tiga tahun di Istanbul, Turki, pada Jumat (16/5), meskipun sepakat melakukan pertukaran 1.000 tawanan perang.
Advertisement
Trump sebelumnya telah menawarkan diri untuk hadir dalam perundingan di Turki jika Putin juga bersedia datang, namun presiden Rusia tersebut absen.
Pernyataan Trump ini muncul setelah dia mengatakan bahwa kemajuan dalam mengakhiri perang hanya akan terjadi jika dia dan Putin mengadakan tatap muka.
Harapan Trump
:strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/2839684/original/049927800_1561708027-afpp.jpg)
Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov mengonfirmasi kepada kantor berita Rusia bahwa persiapan sedang dilakukan untuk percakapan antara Putin dan Trump pada Senin. Kedua pemimpin tersebut sebelumnya pernah melakukan panggilan telepon mengenai topik ini.
"Percakapan sedang disiapkan," kata Peskov kepada kantor berita Tass.
Via Truth Social, Trump mengungkap harapannya, "Semoga itu akan menjadi hari yang produktif, gencatan senjata akan terjadi, dan perang yang sangat brutal ini, perang yang seharusnya tidak pernah terjadi, akan berakhir."
Para pemimpin Eropa telah menyerukan agar Rusia menyetujui gencatan senjata selama 30 hari.
Selain prospek perdamaian, Trump mengatakan isu perdagangan akan termasuk dalam topik pembahasannya dengan Putin. Keduanya diyakini pula akan menyinggung pertemuan puncak.
Rusia sendiri bergerak lebih lambat dari yang diharapkan Trump untuk mencapai kesepakatan damai dengan Ukraina. Namun, dalam percakapan telepon antara Menteri Luar Negeri Marco Rubio dan Menteri Luar Negeri Sergey Lavrov pada Sabtu (17/5), Rusia menyatakan menyambut baik upaya mediasi AS.
Advertisement
Serangan Terus Berlanjut
:strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/5200165/original/056363300_1745674879-Untitled.jpg)
Tidak lama setelah perundingan di Istanbul, serangan Rusia dilaporkan kembali memakan korban jiwa. Ukraina kembali menyerukan gencatan senjata penuh dan tanpa syarat.
Sebuah drone Rusia dilaporkan menghantam bus penumpang di wilayah Sumy, menewaskan sembilan orang — hal ini mendorong Zelensky untuk menuntut sanksi yang lebih keras terhadap Moskow.
Dia mengatakan serangan terhadap bus tersebut adalah pembunuhan warga sipil secara sengaja. Rusia belum memberikan komentar, namun media pemerintah melaporkan bahwa pasukan menyerang area konsentrasi militer di Provinsi Sumy.