Dunia Internasional,
Turki Beri Sinyal Bukan Cuma Satu Negara Saja yang Bakal Gabung Proyek Jet Tempur KAAN - Zona Jakarta
ZONAJAKARTA.COM - Proyek ambisius jet tempur generasi kelima buatan Turki, KAAN, terus menunjukkan perkembangan signifikan dan mulai menarik perhatian internasional.
Tak hanya menjadi simbol kemandirian industri pertahanan nasional.
Turki kini memberi sinyal bahwa proyek ini berpotensi melibatkan lebih dari satu negara sebagai mitra pengembangan.
Dikutip dari Aviation Week edisi Rabu, 30 April 2025 berjudul "Turkey’s Kaan Fighter Development Gains Momentum".
Hal ini disampaikan oleh General Manager Turkish Aerospace Industries (TAI), Mehmet Demiroglu.
Ia menyatakan bahwa meskipun sejauh ini belum ada formalitas kerja sama lanjutan setelah protokol dengan Azerbaijan pada 2023.
Baca Juga:
Sudah ada diskusi tingkat lanjut dengan beberapa negara lain yang berminat untuk bergabung dalam proyek KAAN.
Menariknya, Demiroglu menegaskan bahwa keterlibatan tersebut "tidak akan datang dari satu negara saja."
"Diskusi pada level tinggi sedang berlangsung dengan beberapa negara."
"Saya tidak tahu apakah kerja sama akan terjadi tahun ini atau tahun depan, tapi saya yakin itu akan terwujud."
"Begitu terjadi, semua akan tahu bahwa ini bukan hanya melibatkan satu negara," ujar Demiroglu.
KAAN merupakan jet tempur berkursi tunggal bermesin ganda yang dirancang untuk menggantikan armada F-16 milik Angkatan Udara Turki mulai 2030-an.
Baca Juga:
Proyek ini menjadi pusat dari visi Presiden Recep Tayyip Erdogan untuk menjadikan Turki sebagai pemain utama dalam industri pertahanan global.
TAI saat ini tengah memproduksi serangkaian prototipe terbaru di fasilitas Final Assembly Line (FAL) yang canggih di Ankara.
Fasilitas ini dilengkapi dengan berbagai infrastruktur pendukung.
Seperti terowongan angin baru, fasilitas pengecatan siluman, serta area pengujian jejak radar (RCS).
Semua ini merupakan bentuk komitmen Turki untuk mencapai kemandirian dalam pengembangan sistem pertahanan udara modern.
Menurut Demiroglu, sekitar 80–90% komponen KAAN bersumber dari dalam negeri.
Baca Juga:
Jet ini akan membawa senjata di dalam tiga ruang senjata internal seperti pada F-22 Raptor.
Serta dilengkapi dengan radar AESA buatan Aselsan yang diuji melalui pesawat bisnis Bombardier Global 6000 yang berfungsi sebagai Flight Test Laboratory.
Prototipe yang telah terbang, P0, awalnya hanya ditujukan untuk uji tampilan hanggar.
Namun, setelah berhasil terbang sebanyak dua kali, jet ini kini difungsikan sebagai platform uji darat.
Fokus saat ini tertuju pada prototipe P1, P2, dan P3 yang akan sering diuji terbang.
Sedangkan tiga prototipe lanjutan (P4–P6) direncanakan akan lebih canggih dari segi sistem misi dan struktur internal.
Baca Juga:
Dikutip dari Turkiye Today edisi Jumay, 2 Mei 2025 berjudul "Türkiye's KAAN fighter jet advances with new prototypes, indigenous engine plans".

Meski versi awal KAAN akan ditenagai oleh mesin General Electric F110 seperti yang digunakan pada F-16, Turki tidak berhenti di sana.
Negara tersebut tengah mengembangkan mesin tempur dalam negeri melalui anak usaha TAI, yaitu TRMotor dan TEI (TUSAS Engine Industries).
Targetnya, prototipe mesin domestik dapat diuji pada tahun 2029.
Langkah ini sangat strategis untuk membebaskan KAAN dari regulasi ekspor senjata Amerika Serikat (ITAR).
Sehingga Turki bisa mengekspor jet ini secara bebas ke negara lain.
Baca Juga:
Rencana bahkan menyebutkan uji coba KAAN dengan konfigurasi mesin campuran.
F110 di satu sisi dan mesin domestik di sisi lainnya.
Untuk transisi ke produksi penuh berbasis teknologi lokal.
Sinyal keterlibatan internasional dalam proyek KAAN semakin kuat.
Apalagi setelah TAI membuka kemungkinan berbagai bentuk kolaborasi, tidak hanya untuk KAAN, tetapi juga untuk helikopter Gokbey dan drone tempur Anka.
Azerbaijan, yang memiliki hubungan dekat dengan Turki, disebut akan mendapat manfaat dari proyek KAAN meski kerja sama produksi belum sepenuhnya difinalisasi.
Baca Juga:
TAI dan Kementerian Pertahanan Azerbaijan telah menandatangani protokol kerja sama sejak tahun lalu.
Namun, Demiroglu menyebut bahwa negara-negara lain pun menunjukkan minat meski masih terkendala dengan prioritas atau anggaran pertahanan masing-masing.

Ia optimistis, perubahan geopolitik global bisa menjadi pemicu bagi negara-negara tersebut.
Untuk mengambil keputusan besar dan bergabung dalam proyek strategis ini.
Turki tengah menapaki jalur mandiri dalam pengembangan pesawat tempur generasi kelima lewat proyek KAAN.
Tak hanya mengandalkan sumber daya dan teknologi dalam negeri.
Baca Juga:
Turki juga membuka pintu kolaborasi internasional yang diyakini tak akan terbatas pada satu negara saja.
Jika sinyal dari TAI ini benar-benar terealisasi, maka KAAN tak hanya akan menjadi simbol kekuatan udara Turki.
Tapi juga menjadi produk ekspor unggulan yang memperkuat posisi negara itu di pasar pertahanan global.
***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar