Skip to main content
728

20 Tambang Emas Terbesar di Dunia, Indonesia Masuk Tiga Teratas | Sindonews

 Dunia Internasional, 

20 Tambang Emas Terbesar di Dunia, Indonesia Masuk Tiga Teratas | Halaman Lengkap

Dari 20 tambang emas terbesar di dunia, Indonesia memiliki dua di antaranya, berikut daftarnya. Foto/Dok

JAKARTA 

- Perang dagang yang penuh gejolak yang dapat mengubah konfigurasi ekonomi global telah menyoroti pentingnya

emas 

secara strategis. Bank sentral terus menimbun ribuan ton bullion emas demi memperkuat cadangan, serta lembaga dan investor melakukan investasi besaran-besaran pada logam mulia tersebut untuk melindungi diri dari risiko pasar.

Setelah harga emas mencapai rekor tertinggi sepanjang masa pada bulan April 2025, emas telah melampaui ekuitas sebagai pilihan investasi jangka panjang kedua yang paling populer di kalangan orang Amerika, menurut jejak pendapat terbaru oleh Gallup, sebuah perusahaan analitik yang berbasis di Washington, DC.

Baca Juga: Seorang Petani Temukan Harta Karun Emas Lebih dari 150 Ton Senilai Rp73,4 Triliun

Untuk memenuhi permintaan yang meningkat, para penambang emas juga melakukan bagian mereka dengan meningkatkan pasokan. The World Gold Council memperkirakan bahwa produksi tambang global mencapai rekor 3.661 ton (atau hampir 120 juta ons) pada tahun 2024, dengan perbaikan yang terlihat dari beberapa wilayah seperti dilansir website mining.


Daftar20 tambang emas teratas di dunia:

20. Meadowbank Tambang

Dimulai secara terbalik, Meadowbank milik Agnico Eagle di Wilayah Nunavut, Kanada, melengkapi daftar 20

tambang emas 

teratas dengan produksi 504.719 ons emas pada tahun 2024. Meadowbank adalah tambang pertama perusahaan di Arktik.

Pengembangan tambang Amaruq dilakukan secara terbuka dan bawah tanah yang berjarak 50 km, hal ini memperpanjang masa operasional kompleks Meadowbank dengan menyediakan sumber bijih baru untuk pabrik Meadowbank yang sudah ada.


19. Paracatu

Tambang Paracatu milik Kinross Gold di Brasil menempati urutan ke-19, dengan memproduksi 528.574 ons emas sepanjang tahun. Terletak dekat kota Paracatu di Minas Gerais, Paracatu adalah tambang emas terbesar di Brasil, dengan masa hidup tambang yang telah diperpanjang hingga 2032.


18. Tarkwa

Kawasan pertambangan Tarkwa di Ghana, yang dimiliki 90% oleh Gold Fields dan 10% pemerintah, menghasilkan 537.200 ons emas pada tahun 2024. Tarkwa merupakan salah satu dari dua tambang yang dioperasikan Gold Fields di negara Afrika tersebut.

Akan tetapi penambang tersebut sempat menyatakan bahwa mereka harus menghentikan operasional di tambang Damang setelah pemerintah menolak permohonan perusahaan untuk memperpanjang sewa lokasi.


17. Pueblo Viejo

Pueblo Viejo di Republik Dominika, dimiliki 60% oleh Barrick dan Newmont menguasai 40% saham. Tambang Pueblo Viejo mampu menghasilkan emas sebanyak 587.500 ons di tahun 2024.

Pada tahun 2022, proyek ekspansi senilai USD1,4 miliar menjanjikan untuk memperpanjang produksi di aset tersebut hingga melewati tahun 2040. Ekspansi ini juga akan memungkinkan penambangan bijih dengan kualitas lebih rendah di deposit yang ada, mendukung output tahunan lebih dari 800.000 ons emas.


16. Boddington

Tambang Boddington milik Newmont di Australia berada di peringkat 16, dengan produksi 590.000 ons emas. Boddington menjadi tambang emas open-pit pertama di dunia dengan armada truk otonom pada tahun 2021. Salah satu dari tiga tambang Newmont di benua tersebut, Boddington beroperasi di dalam sabuk batuan hijau Saddleback di Australia Barat.


15. Kumtor

Tambang Kumtor berada di Kirgistan, yang dimiliki oleh Kyrgyzaltyn OJSC untuk menduduki posisi ke-15 sebagai salah satu tambang emas terbesar dengan estimasi produksi 592.142 ons. Pada tahun 2022, Centerra Gold menyerahkan kendali operasi Kumtor kepada pemerintah negara tersebut, dalam suatu ekspropriasi yang mengakhiri sengketa berkepanjangan.

Penambang yang berbasis di Toronto dan pemerintah Kirgistan bertikai selama bertahun-tahun terkait isu keuangan dan lingkungan yang berkaitan dengan tambang tersebut.


14. Lihir

Tambang Lihir milik Newmont di Papua Nugini berada di urutan ke-14, dengan produksi 614.000 ons pada tahun 2024. Newmont mengakuisisi tambang tersebut saat membeli Newcrest Mining dalam kesepakatan senilai USD17 miliar di 2023.

Newcrest telah mengakuisisi Lihir Gold seharga USD9,5 miliar pada bulan Agustus 2010, menjadikannya pada saat itu sebagai produsen logam berharga terbesar keempat di dunia.


13. Tasiast

Tambang Kinross Gold di Tasiast, Mauritania mencetak produksi hingga 622.394 ons emas. Kinross mengakuisisi Tasiast pada tahun 2010 dan sejak saat itu meningkatkan kapasitas di lokasi tersebut dan meningkatkan laju pengolahan dari 8.000 ton per hari. Tasiast adalah satu-satunya operasional perusahaan ini di benua Afrika.


12. Canadian Malartic

Di tempat ke-12 ada tambang emas Canadian Malartic milik Agnico Eagle Mines di wilayah Abitibi, provinsi Quebec, Kanada, dengan 655.654 ons emas yang diproduksi pada tahun 2024. Canadian Malartic adalah tambang terbuka terbesar di negara ini.

Agnico menjadi pemilik tunggal pada tahun 2023 setelah menyelesaikan kesepakatan dengan Pan American Silver dan Yamana Gold.


11. Detour Lake

Tambang Detour Lake milik Agnico Eagle Mines di provinsi Ontario, Kanada, berada di peringkat ke-11 dengan produksi 671.950 ons emas. Tahun 2024, Agnico menginvestasikan 100 juta dolar Kanada di Detour Lake untuk mengangkat potensi meningkatkan produksi tahunan dari tambang terbuka dan bawah tanah hingga 1 juta ons per tahun.

Perusahaan mengatakan, bahwa investasi ini diharapkan dapat memperpanjang umur tambang Detour Lake hingga 2054, dan ada banyak peluang eksplorasi yang mungkin mengarah pada umur tambang yang lebih lama lagi.


10. Kibali

Kibali di Republik Demokratik Kongo, dimiliki 45% oleh AngloGold Ashanti, 45% oleh Barrick, dan 10% oleh Societe Miniere de Kilo-Moto berada di urutan ke-10 dengan 686.667 ons emas yang diproduksi pada tahun 2024. Tahun lalu, Barrick mengumumkan penemuan deposit emas baru yang signifikan di dekat tambang.

Deposit baru di Kibali, sebagai operasi bullion terbesar di Afrika, menjanjikan bisa memperpanjang umur tambang dan meningkatkan produksi.


9. Loulo-Gounkoto

Kompleks Loulo-Gounkoto, tambang terbesar Barrick di Mali, berada di peringkat kesembilan dengan estimasi produksi 693.863 ons emas pada tahun 2024. Barrick memiliki 80% dan pemerintah Mali 20%, dan perusahaan tambang tersebut terlibat dalam konflik berkepanjangan dengan pihak berwenang di negara Afrika Barat terkait tuduhan pajak yang belum dibayar.

Perselisihan ini berasal dari aturan baru pertambangan Mali yang diperkenalkan pada tahun 2023, dengan meningkatkan kepemilikan pemerintah dalam usaha pertambangan. Dalam drama tersebut, Mali menutup kantor Barrick di ibu kotanya pada bulan April, dan empat eksekutif perusahaan masih ditahan.


8. Ahafo

Tambang Ahafo di Ghana, yang dimiliki 90% oleh Newmont dan 10% pemerintah negara tersebut, berada di urutan kedelapan dengan produksi 798.000 ons emas. Ahafo adalah satu-satunya operasional tambang raksasa emas di Afrika. Tambang ini mencapai produksi komersial pada tahun 2006 dan mengoperasikan tambang di permukaan dan bawah tanah.


7. Kazzinc Consolidated

Tambang emas Kazzinc Consolidated terletak di Kazakhstan dengan kepemilikan dikuasai oleh Kazzinc Ltd, berada di peringkat ketujuh dengan produksi 1.000.000 ons emas di 2024. Pada tahun yang sama, raksasa komoditas Swiss Glencore membatalkan rencana untuk menjual 70% sahamnya di Kazzinc setelah calon pembeli di China gagal mencocokkan penilaiannya terhadap produsen seng, timbal, dan logam berharga.


6. Batu Hijau

Tambang emas Batu Hijau di Indonesia yang dimiliki oleh PT Amman Mineral Nusa Tenggara, menempati posisi keenam dengan estimasi produksi 1.009.000 ons pada tahun 2024. Pada tahun 2023, Amman Minerals mencuri perhatian sebagai 50 saham pertambangan paling berharga di dunia ketika melahirkan setidaknya enam miliarder baru setelah IPO.


5. Almalyk Complex

Dalam daftar 20 tambang emas teratas di dunia, Almalyk Complex menempati peringkat kelima dengan estimasi produksi Kompleks Almalyk Mining and Metals Combine di Uzbekistan menyentuh angka 1.114.000 ons emas pada tahun 2024. Almalyk MMC juga merupakan produsen tembaga utama di negara Asia Tengah ini.

Tahun 2024 lalu, mereka merencanakan program ekspansi senilai USD15 miliar untuk meningkatkan output katoda tembaga menjadi 400.000 ton metrik per tahun pada tahun 2030.


4. Olimpiada

Tambang Olimpiada milik Polyus, yang terletak 550 km (342 mil) utara kota Krasnoyarsk di Rusia tengah, berada di posisi keempat, dengan 1.441.300 ons yang diproduksi pada tahun 2024. Pada 2023, produsen emas terbesar di Rusia menyelesaikan program pembelian kembali saham senilai 579,4 miliar rubel (USD5,8 miliar) yang diperkirakan dapat meningkatkan fleksibilitas keuangannya untuk kesepakatan M&A di masa depan.


3. Grasberg

Tambang emas Grasberg, dikelola usaha patungan antara Freeport McMoRan (48,76%) dan PT Mineral Industri Indonesia (51,24%) berada di tempat ketiga dengan produksi 1.861.000 ons emas. PT Freeport Indonesia menerapkan armada pemecah batu bergerak otonom sepenuhnya di Grasberg dalam proyek teknologi pertama di dunia pada tahun 2022.


2. Muruntau

Tambang Muruntau milik perusahaan Navoi Mining & Metallurgical (NMMC) di Uzbekistan berada di posisi kedua dengan perkiraan produksi 2.676.656 ons emas. Tahun lalu, NMMC menginvestasikan lebih dari USD23 juta untuk memperluas tambang terbuka.

Muruntau, menurut perusahaan, diakui oleh para geolog sebagai yang terbesar dalam hal cadangan emas, dengan perkiraan 4.500 ton emas.


1. Nevada Gold Mines

Posisi pertama sebagai tambang emas terbesar adalah Nevada Gold Mines, sebuah usaha patungan antara Barrick (68,5%) dan Newmont (38,5%) dengan 2.698.701 ons yang diproduksi pada tahun 2024. Kompleks ini terdiri dari 10 tambang bawah tanah dan 12 tambang terbuka di negara bagian barat AS.

Baca Juga: China Temukan Harta Karun Emas Terbesar di Dunia, Nilainya Lebih Rp1.300 Triliun

Nevada Gold Mines telah memegang gelar produsen teratas sejak Barrick dari Kanada menghentikan tawaran akuisisi terhadap pesaing AS, Newmont, pada tahun 2019 demi kesepakatan yang menciptakan JV untuk menggabungkan aset kedua perusahaan di Nevada.

(akr)

Posting Komentar

0 Komentar

728