Dunia Internasional,
Angkatan Laut AS Siaga Tinggi, Armada 6 Kapal Induk Super China Ubah Keseimbangan Kekuatan Laut - Halaman all - Tribunnews


Angkatan Laut AS Siaga Tinggi, Armada 6 Kapal Induk Super China Ubah Keseimbangan Kekuatan Laut
TRIBUNNEWS.COM- Ambisi Tiongkok untuk memperluas kemampuan angkatan lautnya telah menarik perhatian dunia.
Angkatan Laut Tentara Pembebasan Rakyat (PLAN) tengah mengambil langkah berani untuk membentuk kembali lanskap maritim, khususnya dengan fokusnya pada pengembangan armada kapal induk yang substansial.
Secara historis, Amerika Serikat telah mempertahankan armada kapal induk terbesar dan terkuat, status yang kini ingin ditantang Tiongkok.
Saat Beijing berinvestasi besar-besaran pada infrastruktur angkatan lautnya, dunia mengamati dengan saksama untuk melihat bagaimana perkembangan ini akan mengubah keseimbangan kekuatan di laut.
Program Kapal Induk Ambisius Tiongkok
Perjalanan China ke dunia kapal induk dimulai dengan akuisisi Varyag, kapal induk Soviet yang belum selesai yang dibeli dari Ukraina.
Kapal ini, yang sekarang dikenal sebagai Liaoning, menandai masuknya PLAN ke dalam operasi kapal induk.
Sejak ditugaskan pada tahun 2012, China telah dengan cepat memajukan program kapal induknya, meluncurkan Shandong pada tahun 2019. Kapal induk awal ini menjadi landasan bagi rencana ambisius China untuk membangun armada enam kapal induk pada tahun 2030-an.
Tidak seperti raksasa bertenaga nuklir milik Angkatan Laut AS, kapal induk China saat ini bertenaga konvensional.
Namun, rencana masa depan mencakup pengembangan kapal induk bertenaga nuklir, sebuah langkah yang akan meningkatkan jangkauan dan kemampuan operasional angkatan laut China secara signifikan.
Komitmen China untuk memperluas dan memodernisasi armada kapal induknya menggarisbawahi tekadnya untuk menjadi kekuatan maritim yang dominan.
Implikasi Strategis Armada Enam Kapal Induk
Sasaran PLAN untuk membangun armada enam kapal induk pada tahun 2030-an mencerminkan visi strategis untuk memproyeksikan kekuatan dan pengaruh di seluruh kawasan Indo-Pasifik.
Seperti yang ditunjukkan Wang Yunfei, seorang pensiunan perwira Angkatan Laut PLA, jumlah ini dirancang untuk memastikan keberadaan kapal induk yang berkelanjutan di laut sambil mengakomodasi kebutuhan pemeliharaan dan pelatihan.
Armada seperti itu akan memungkinkan Tiongkok untuk melakukan operasi simultan di beberapa wilayah, meningkatkan kemampuannya untuk menanggapi konflik dan krisis regional.
Sementara Liaoning dan Shandong berfungsi sebagai platform pelatihan, kapal induk masa depan diharapkan akan menggabungkan teknologi dan kemampuan yang lebih maju.
Pengembangan kapal induk ini sejalan dengan upaya modernisasi militer Tiongkok yang lebih luas, yang mencakup kemajuan dalam sistem rudal, kapal selam, dan pertahanan udara.
Perluasan strategis ini merupakan perubahan signifikan dalam keseimbangan kekuatan regional, yang mendorong negara-negara tetangga dan kekuatan global untuk menilai kembali strategi angkatan laut mereka sendiri.
Kemajuan dalam Kekuatan Udara Kapal Induk
Komponen penting dari strategi kapal induk Tiongkok adalah pengembangan sayap udara yang mumpuni.
Shenyang J-15, yang berasal dari Sukhoi Su-33 Rusia, berfungsi sebagai pesawat tempur berbasis kapal induk milik PLAN saat ini.
Namun, keterbatasannya telah memacu pengembangan J-35B yang lebih canggih, pesawat siluman yang menyerupai F-35 AS. J-35B dirancang untuk beroperasi dari dek kapal induk, dengan berbagai modifikasi seperti sayap lipat untuk mengoptimalkan ruang di kapal induk.
Peluncuran J-35B menandakan komitmen Tiongkok untuk meningkatkan kekuatan udara kapal induknya. Dengan rencana untuk mengerahkan pesawat yang mampu membawa persenjataan dan bahan bakar lengkap, Tiongkok bermaksud untuk menyaingi kemampuan udara dari kekuatan angkatan laut yang mapan.
Langkah untuk mengintegrasikan teknologi mutakhir ke dalam sayap udaranya menyoroti fokus Tiongkok untuk mencapai kesetaraan dengan kekuatan militer terkemuka di dunia.
Peran Kapal Induk dalam Perang Laut Modern
Kapal induk telah lama menjadi simbol supremasi angkatan laut, yang berfungsi sebagai pangkalan udara bergerak yang memperluas kemampuan proyeksi kekuatan suatu negara.
Bagi Tiongkok, mengembangkan armada kapal induk yang tangguh bukan hanya tentang dominasi regional tetapi juga tentang mengamankan kepentingannya di panggung global.
Kemampuan untuk menempatkan kapal induk di lokasi strategis memungkinkan Tiongkok untuk menjaga rute perdagangan maritimnya, melindungi kepentingannya, dan memberikan pengaruh di perairan internasional.
Seiring dengan terus berkembangnya armada kapal induk Tiongkok, masyarakat internasional harus mempertimbangkan implikasi dari pergeseran kekuatan angkatan laut ini.
Bagaimana negara-negara lain akan menanggapi perluasan kehadiran maritim Tiongkok? Jawaban atas pertanyaan ini akan membentuk masa depan peperangan angkatan laut dan keseimbangan kekuatan global .
Program kapal induk ambisius Tiongkok merupakan perkembangan signifikan dalam bidang peperangan angkatan laut.
Seiring dengan terus berkembangnya dan modernisasi armada PLAN, lanskap strategis kawasan Indo-Pasifik siap untuk mengalami transformasi.
Dengan tekad Tiongkok untuk menantang kekuatan angkatan laut yang ada, bagaimana Amerika Serikat dan sekutunya akan menanggapi kekuatan maritim yang sedang muncul ini? Akankah kebangkitan Tiongkok mengarah pada peningkatan kerja sama atau ketegangan yang meningkat di lautan dunia?
SUMBER: Sustainability-Times
0 Komentar