AS dan UE Pecah, Perang Ukraina bisa Lebih Lama dan Makin Brutal | Sindonews - Opsiin

Informasi Pilihanku

powered by Surfing Waves
demo-image

AS dan UE Pecah, Perang Ukraina bisa Lebih Lama dan Makin Brutal | Sindonews

Share This
Responsive Ads Here

 Dunia Internasional,Konflik Rusia Ukraina

AS dan UE Pecah, Perang Ukraina bisa Lebih Lama dan Makin Brutal | Halaman Lengkap

as-dan-ue-pecah-perang-ukraina-bisa-lebih-lama-dan-makin-brutal-wgb
alt-logo

Makin mudah baca berita nasional dan internasional.

Selasa, 03 Juni 2025 - 21:10 WIB

AS dan UE Pecah, Perang...

Perdana Menteri (PM) Hongaria Viktor Orban. Foto/anadolu

BUDAPEST 

- Perdana Menteri (PM) Hongaria Viktor Orban memperingatkan konflik Ukraina bisa berlarut-larut dan menjadi lebih brutal. Ia mengutip keretakan yang dalam antara Amerika Serikat (AS) dan Uni Eropa (UE) tentang cara mengakhirinya.

“Aktivitas militer baru-baru ini menunjukkan eskalasi alih-alih dorongan untuk perdamaian,” ungkap Orban.

Moskow dan Kiev telah mengadakan dua putaran perundingan perdamaian langsung dalam tiga pekan terakhir, yang menghasilkan beberapa kesepakatan, seperti pertukaran tahanan skala besar.

Namun, perundingan tersebut diikuti serangan pesawat nirawak Ukraina yang intensif, yang menurut Rusia ditujukan untuk menyabotase upaya perdamaian.

Rusia menanggapi dengan serangan balasan terhadap target infrastruktur militer di Ukraina.

"Tindakan militer yang telah terjadi dalam beberapa hari terakhir menandakan perang akan berlangsung lebih lama dan lebih brutal," ujar Orban dalam posting media sosial pada hari Senin.

Ia mengklaim perpecahan dalam NATO memperburuk situasi, karena Presiden AS Donald Trump mendorong perdamaian sementara "para pendukung perang" UE ingin konflik terus berlanjut.

"Kita harus menghadapi kenyataan persatuan transatlantik telah terpecah," papar Orban, dengan alasan "tidak pernah ada jurang pemisah seperti itu" antara kekuatan pro-perdamaian dan pro-perang dalam blok militer.

Orban mengatakan Hongaria menolak pendekatan militeristik UE dan akan "tetap berada di pihak perdamaian," bahkan jika ini mengarah pada "debat yang lebih keras dengan para birokrat Brussels, yang berniat melanjutkan perang."

Hongaria telah berulang kali berselisih dengan Brussels mengenai kebijakan Ukraina oleh UE. Orban telah mengutuk dukungan senjata dan keuangan blok tersebut untuk Kiev, dan telah mempromosikan upaya perdamaian independen.

Ia juga telah menyuarakan dukungan kuat pada upaya Trump untuk memediasi antara Kiev dan Moskow.

Dalam posting terpisah pada hari Senin, Orban menyatakan hanya kesepakatan antara AS dan Rusia yang dapat membawa perdamaian.

"Adalah kesalahpahaman untuk berpikir perdamaian dapat terjadi sebagai hasil dari negosiasi Rusia-Ukraina. Itu tidak akan pernah terjadi," ungkap Orban. “Satu-satunya cara untuk mencapai perdamaian adalah kesepakatan Rusia-Amerika. Dan tidak hanya pada konflik... tetapi juga pada perdagangan, energi, investasi.”

Rusia dan Ukraina bertukar nota kesepahaman yang mengusulkan cara menyelesaikan konflik pada putaran kedua pembicaraan pada hari Senin, meskipun menurut teks yang dipublikasikan secara daring, tuntutan utama mereka masih berbeda. Kedua belah pihak kini tengah meninjau usulan masing-masing.

Baca juga: Siapa Lee Jae-myung? Dulu Pekerja Pabrik Miskin, Kini akan Jadi Presiden Korea Selatan

(sya)

Iklan - Scroll untuk melanjutkan

Iklan - Scroll untuk melanjutkan

wa-channel

Follow WhatsApp Channel SINDOnews untuk Berita Terbaru Setiap Hari

Follow

Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com,

Klik Disini 

untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!

Infografis

Menkes: Orang Gaji Rp15...

Menkes: Orang Gaji Rp15 Juta Pasti Lebih Sehat dan Pintar

Comment Using!!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Arenanews

Berbagi Informasi

Opsiinfo9

Opsi lain

powered by Surfing Waves

Post Bottom Ad

Pages