Skip to main content
728

Australia Tak Peduli Indonesia akan Beli J-10C Buatan China, Negeri Kanguru Hanya Menjaga Satu Hal Ini - Zona Jakarta

 

Australia Tak Peduli Indonesia akan Beli J-10C Buatan China, Negeri Kanguru Hanya Menjaga Satu Hal Ini - Zona Jakarta

Australia merespon wacana Indonesia membeli J-10 buatan China. (China Military)
Australia merespon wacana Indonesia membeli J-10 buatan China. (China Military)

ZONAJAKARTA.COM - Australia terus mencermati perkembangan Indonesia dalam rencana membeli alat pertahanan, seperti J-10 buatan China dan Su-35 dari Rusia.

Media Australia ABC turut memberitakan rencana Indonesia mempertimbangkan membeli jet tempur buatan China dan Rusia.

ABC melaporkan bahwa Departemen Luar Negeri dan Perdagangan (DFAT) belum memberi tanggapan terkait apakah Australia mengetahui soal rencana Indonesia membeli pesawat dari China dan Rusia.

Sementara itu, awal bulan ini, Menteri pertahanan Indonesia meyakinkan Australia bahwa negaranya tak mengizinkan pesawat Rusia bermarkas di Provinsi Papua menyusul pemberitaan web Jane yang melaporkan Moskow meminta akses ke Pangkalan Angkatan Udara Manuhua di Biak Numfor.

Menteri Perindustrian Pertahanan Australia, Pat Conroy tak ingin menanggapi perkembangan tersebut.

Baca Juga:

Ia tak ingin berkomentar tentang spekulasi yang muncul di media.

Dirinya menilai bahwa Indonesia telah sejak lama memperoleh peralatan dari berbagai negara.

"Namun, saya akan menegaskan bahwa Indonesia mendapatkan peralatan dari seluruh dunia dan telah melakukannya selama beberapa dekade," ujarnya, dikutip dari ABC dalam artikel "Indonesia reportedly considering buying Chinese and Russian fighter aircraft" yang dimuat pada 28 Mei 2025.

Pat Conroy menegaskan yang paling penting hubungan Indonesia-Australia semakin terjalin erat.

"Yang penting adalah hubungan Australia dengan Indonesia semakin kuat," ujarnya.

Sebelumnya, memang muncul wacana Indonesia akan mengakuisisi J-10 buatan China.

Kepala Staf TNI Angkatan Udara (KSAU) Marsekal TNI Mohamad Tonny Harjono menjelaskan adanya pandangan terkait hal itu.

Baca Juga:

Australia merespon wacana Indonesia membeli J-10 buatan China. (China Military)

"Ada pandangan kesana. Jadi untuk penentuan alat utama sistem senjata (alutsista) juga tidak hanya, 'ya saya beli'," kata Tonny, dikutip dari Antara dalam artikel berjudul "TNI AU tidak tutup kemungkinan beli pesawat tempur dari China" yang dimuat pada 27 Mei 2025.

Menurut Tonny penentuan pembelian alutsista TNI Au harus melalui pertimbangan di Dewan Penentu Alutsist.

"Kita juga negara non aligned, tidak berpihak ke salah satu blok. Dari mana saja kita bersahabat baik," kata Tonny.

Lebih lanjut penentuan juga menunggu keputusan pemerintah.

"Jadi apa yang menjadi alutsista yang diberikan kepada Angkatan Udara, kami sebetulnya menunggu dari kebijakan pemerintah dalam hal ini Kementerian Pertahanan," ujarnya.

Baca Juga:

Sementara itu, menurut ulasan media asing Bulgarian Military, Indonesia juga mempertimbangkan pesawat Su-35 Rusia.

"Pada 27 Mei 2025, media berita pertahanan Alert 5 melaporkan bahwa Indonesia sedang mempertimbangkan perubahan signifikan dalam strategi pengadaan militernya, dengan kemungkinan memperoleh 42 jet tempur J-10 bekas Tiongkok dan melanjutkan negosiasi untuk pesawat Su-35 Rusia," tulis Bulgarian Military dalam artikel "Indonesia may acquire 42 used J-10 fighter jets from China" yang dimuat pada 27 Mei 2025.

Akan tetapi menurut laporan belum ada konfirmasi resmi dari Indonesia, China, atau Rusia terkait isu pembelian jet tempur ini.

Ada spekulasi yang muncul bahwa pengumuman akan dilakukan selama Indo Defence Expo & Forum, di Jakarta pada 11-14 Juni 2025.

Sementara itu dalam perkembangannya, Indonesia justru condong membeli jet Rafale tambahan.

Hal itu terungkap saat pertemuan bilateral antara Presiden Prancis Emmanuel Macron dengan Presiden Republik Indonesia Prabowo Subianto di Istana Merdeka, Jakarta, Rabu (28/5/2025).

Prancis dan Indonesia menandatangani pakta pertahanan yang memungkinan Indonesia bisa mengakuisisi Rafale hingga kapal selam Scorpene.

"Saya senang bahwa nota kesepahaman yang ditandatangani hari ini dapat membuka perspektif baru dengan pesanan baru untuk Rafale, Scorpene, fregat ringan," kata Macron pada konferensi pers bersama dengan Presiden Indonesia Prabowo Subianto, dikutip dari Reuters dalam artikel berjudul "France-Indonesia pact could lead to new Rafale jet orders, says Macron" yang dimuat pada 29 Mei 2025.

Penandatangan kerja sama diatas dilakukan oleh Menteri Pertahanan RI Sjafrie Sjamsoeddin dan Menteri Angkatan Bersenjata Prancis, Sébastien Lecornu.

Halaman:
Australia merespon wacana Indonesia membeli J-10 buatan China. (China Military)

Dalam tweet di akun X-nya @SebLecornu pada Rabu (28/5/2025) ia menjelaskan bahwa Indonesia percaya pada industry pertahanan Prancis.

"Indonesia menegaskan kepercayaannya pada keunggulan industri pertahanan Prancis!," tulis Sébastien Lecornu.

"Selama kunjungan kenegaraan @EmmanuelMacron, saya menandatangani surat pernyataan dengan mitra saya mengenai akuisisi mendatang," tulisnya.

Selain Rafale dan Scorpene, potensi akuisisi lain ialah fregat ringan dan Meriam CAESAR.

***

Posting Komentar

0 Komentar

728