Cerita Petugas Damkar Bintan, Disambut Warga Bak Pahlawan Setelah Respons Cepat Kebakaran - Halaman all - Tribunbatam


BINTAN, TRIBUNBATAM.id - Menjadi petugas kebakaran tidaklah mudah. Mereka harus menjadi garda terdepan saat menolong masyarakat.
Mereka harus berjuang menyelamatkan nyawa orang banyak, sambil melawan kobaran api.
Tak jarang banyak petugas menjadi korban untuk melindungi masyarakat.
Pantang pulang sebelum padam, itulah slogan yang mereka pegang teguh karena mereka mengabdi tanpa kenal pamrih.
Tugas yang berat, ditambah dengan risiko yang sangat besar, seharusnya petugas pemadam kebakaran diberi penghargaan.
Perjuangan seperti itu pernah dialami Kepala UPTD Damkar Tanjunguban di Bintan, Panyodi.
Pria 51 itu punya banyak kenangan suka dan duka.
Baginya, tugas terberat, saat petugas damkar menjumpai sejumlah tantangan maupun kendala, seperti kurangnya perlengkapan, berupa baju panas (tahan api), selang air, oksigen, serta mobil sky lif (mobil tangga).
Apalagi saat berusaha memadamkan api di tempat yang jauh dan padat pemukiman.
"Tak hanya memiliki teknik memadamkan api, saya juga harus menggunakan fisik yang kuat," kata Panyodi, Rabu (18/6/2025).
Sebagai petugas pemadam kebakaran, ia harus bekerja dengan ketahanan fisik dan mental hingga emosional dalam segala kondisi.
Setiap kali sirene berbunyi, petugas tidak ragu melangkah menuju ke lokasi kepulan asap tebal sebagai garda terdepan.
"Ini merupakan pekerjaan yang sangat mulia, kami hadir untuk membantu masyarakat," ucapnya.
Berprofesi sebagai pemadam kebakaran membuat Panyodi harus siap 1x24 jam.
Ia memulai aktivitas sejak pagi. Awalnya ia harus mengecek unit dan peralatan sebelum bertugas.
Cek lampu, air dan kelistrikan, radio harus dipastikan aman.
Pengecekan ini dilakukan rutin pada pagi, sore hingga malam hari sebelum beristirahat.
Panyodi mulai bertugas pada 2015. Awal-awal banyak duka yang ia rasakan. Kala itu sekali piket hanya diisi dua orang yang siaga.
Kantor Damkar waktu itu masih sewa rumah seadanya.
"Saya juga merangkap sebagai operator damkar karena tidak ada sopir waktu itu," katanya.
Sementara tuntutan dari warga harus cepat dan harus berhasil menyelamatkan rumah mereka.
Selain duka, ia juga punya cerita soal suka selama bertugas.
Kebersamaan dan kekompakan bersama rekan setimnya untuk menolong orang lain, menjadi hal yang paling disukai Panyodi.
Ada kesan mendalam yang ia alami, yakni menyelamatkan kebakaran rumah di Kampung Mentigi, Bintan.
Kala itu dia sedang mengisi acara sosialisasi di Puskesmas Kuala Sempang Bintan.
Begitu mendapatkan laporan ada kebakaran rumah, sontak Panyodi buru-buru tancap gas menuju ke lokasi kebakaran.
"Saya sendiri langsung mengemudi mobil itu, karena memang operator minim, waktu itu kami ada 6 orang saja," katanya.
Mereka bergegas menuju ke lokasi yang dimaksudkan itu.
Sangking ingin cepat sampai, kecepatan mobil kala itu di atas 100 kilometer per jam dengan kondisi air penuh.
Artinya salah sedikit atau hilang konsentrasi, maka berakibat fatal bagi mereka.
"Saya ingin tunjukkan respons baik damkar yakni 15 menit, dan kala itu kami tiba sesuai target," tambahnya.
Selama perjalanan, ayah 4 anak itu tak banyak pikir. Ia hanya berpikir harus menyelamatkan rumah tersebut.
Begitu tiba, antusias masyarakat setempat menyambut mereka mirip pahlawan. Mereka bertepuk tangan gembira.
"Alhamdulillah rumah itu berhasil kami selamatkan, hanya terbakar bagian atas dan tidak merambah ke dalam rumah," ceritanya.
Sebelumnya, ia sempat pesimis. Mereka akan terlambat datang karena jarak yang cukup jauh. Namun nyatanya mereka bisa datang sesuai target waktu.
Hasilnya, tim berhasil menyelamatkan isi rumah yang terbakar itu dalam waktu singkat.
Momen seperti itu membuat pria kelahiran 1973 itu senang dan tetap semangat.
Ke depan, ia tetap ingin berjuang dan mau berbuat banyak untuk masyarakat Tanjunguban Bintan.
"Boleh dikatakan tugas dan fungsi kami seperti itu, sehingga kami wajib beri contoh baik untuk generasi mendatang," lanjutnya.
Walaupun dengan unit yang kecil, namun masyarakat tentu berharap lebih dari damkar jika ada kebakaran dan lainnya.
"Kita punya niat ingin memperbaiki Damkar Tanjunguban dan membuat unit ini lebih berarti untuk masyarakat," pesannya. (TRIBUNBATAM.id/ Ronnye Lodo Laleng)
0 Komentar