Dinas KPKP Jakarta Usul Ada Program BPJS Hewan, Ini Reaksi DPRD DKI - Merdeka


Lewat program BPJS Hewan ini harapannya mereka yang tidak mampu tapi memiliki hewan bisa lebih ringan dalam membiayai perawatannya.
Dinas Ketahanan Pangan, Kelautan dan Pertanian tengah menggagas program BPJS Hewan. Anggota Komisi C DPRD DKI Jakarta Hardiyanto Kenneth mendukung penuh program tersebut sebagai bantuan pembiayaan bagi pemilik hewan yang kurang mampu.
"Ini ide bagus. Tidak semua pemilik hewan itu berlatar belakang dari kalangan mampu. Kadang yang mereka rescue itu kucing liar dan anjing liar, biasanya mereka juga akan merawatnya," katanya dalam keterangannya yang diterima di Jakarta, Jumat.
Kenneth menambahkan mereka adalah garda terdepan dalam bantuan pada hewan domestik. Lewat program BPJS Hewan ini harapannya mereka bisa lebih ringan dalam membiayai perawatannya.
"Layanan BPJS Hewan nantinya akan terintegrasi dengan sistem identifikasi hewan melalui microchip, sehingga data hewan peliharaan bisa tercatat secara sistematis," katanya.
Dia juga menyebutkan kepemilikan hewan nantinya bisa diupgrade ke sistem microchip, tidak konvensional seperti buku dan sertifikat. Namun, program ini direncanakan hanya berlaku untuk masyarakat yang ber-KTP Jakarta dan tidak memiliki tunggakan pajak atau kewajiban administrasi lainnya saat dilakukan verifikasi.
"Rencananya, Program ini akan mulai dilakukan studi kelayakan pada 2025, dengan target realisasi pada 2026," jelasnya.
Kent juga berharap besar agar Puskeswan Ragunan dapat menjadi barometer pelayanan kesehatan hewan di Indonesia, bahkan dunia.
“Saya ingin Puskeswan ini menjadi contoh nasional dan internasional. Ini tantangan buat Dr. Hasudungan untuk mewujudkan rumah sakit hewan yang berstandar internasional,” ucapnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Ketahanan Pangan, Kelautan dan Pertanian (KPKP) DKI Jakarta, Hasudungan Sidabalok menyampaikan, program inovatif untuk hewan peliharaan berupa pemasangan microchip, dan integrasi layanan kesehatan ala BPJS khusus hewan akan dimulai dengan studi kelayakan pada tahun 2025, sebelum uji coba pada 2026.
"Semua hewan peliharaan seperti kucing dan anjing akan dipasangi microchip. Tujuannya untuk memudahkan identifikasi pemilik, jenis hewan, data vaksinasi rabies, serta status sterilisasinya. Microchip ini akan menjadi semacam KTP untuk hewan,” kata Hasudungan.
Program ini juga dirancang untuk disinkronkan dengan layanan BPJS khusus hewan. Namun, Hasudungan menegaskan bahwa layanan BPJS ini hanya akan diberikan kepada hewan yang telah dipasangi microchip.
"Konsep kami adalah BPJS hewan. Jadi, hewan yang ingin menerima layanan harus memiliki microchip terlebih dahulu agar terdata dengan baik,” jelasnya.
Pemerintah juga mempertimbangkan pemberian insentif bagi pemilik hewan dari kalangan masyarakat Jakarta yang kurang mampu, dengan mekanisme subsidi atau diskon biaya layanan.
"Kami rencanakan akan ada diskon khusus, terutama untuk masyarakat Jakarta pemilik hewan yang kurang mampu. Tapi tidak sepenuhnya gratis, karena jika semuanya gratis, dikhawatirkan justru kurang dihargai upaya dari pemerintah,” ucapnya.
Hasudungan menjelaskan bahwa hewan-hewan yang berada di pusat perawatan dan adopsi milik Pemprov seperti di Puskeswan nantinya juga akan dipasangi microchip secara gratis sebagai bagian dari pelayanan publik.
“Tidak ada biaya untuk pemasangan microchip. Ini bentuk pelayanan kami supaya kepemilikan hewan lebih jelas dan bisa dibedakan dengan hewan jalanan,” tuturnya.
Dengan program ini, Jakarta diharapkan dapat menjadi kota yang tidak hanya ramah bagi manusia, tetapi juga bagi hewan peliharaan.

RK bilang berdasarkan studi yang ada, Jakarta tercatat hanya aman dan ramah untuk laki-laki saja.
Kegiatan sterilisasi gratis ini diadakan untuk mengendalikan angka populasi kucing di wilayah Jakarta Selatan.
Kegiatan ini merupakan upaya jemput bola agar jangkauan vaksinasi rabies semakin luas.
Acara pun sempat terhenti. Beberapa kader PDIP dibantu petugas medis langsung mengevakuasi tubuh Brando.
Anggota Komisi C DPRD DKI itu menyayangkan alat yang begitu mahal harganya ternyata tidak bisa berfungsi dengan baik saat keadaan krisis.
0 Komentar