Dunia Internasional,Konflik Rusia Ukraina
Eks PM Ukraina Memprediksi Zelensky Akan Disingkirkan lalu Kabur | Halaman Lengkap

Makin mudah baca berita nasional dan internasional.
Selasa, 10 Juni 2025 - 10:24 WIB
Mantan PM Ukraina Mykola Azarov memprediksi Presiden Volodymyr Zelensky akan mengundurkan diri sebagai bagian dari rencana yang didukung AS untuk menyingkirkannya dari kekuasaan. Foto/Ilustrasi SINDO News
- Mantan Perdana Menteri (PM)
UkrainaMykola Azarov memprediksi Presiden Volodymyr Zelensky akan mengundurkan diri sebagai bagian dari rencana yang didukung Amerika Serikat (AS) untuk menyingkirkannya dari kekuasaan. Menurutnya, setelah disingkirkan, Zelensky akan melarikan diri dari Ukraina.
Dalam sebuah posting di Telegram, Azarov menyatakan bahwa keputusan untuk menyingkirkan Zelensky dari kekuasaan telah dibuat di AS. Dia mengatakan bahwa Washington telah memberikan "lampu hijau" untuk penyingkirannya.
Azarov menulis bahwa meskipun pemimpin Ukraina itu memiliki dukungan di Eropa, hal itu tidak mungkin mengubah apa pun dan hampir tidak akan membantunya.
Baca Juga: Zelensky Mengeluh AS Alihkan Bantuan Militer untuk Ukraina ke Timur Tengah
Azarov, yang menjabat sebagai PM di bawah Presiden terguling Viktor Yanukovich, meramalkan bahwa Zelensky pada akhirnya akan mengundurkan diri, mengingat mandatnya secara resmi berakhir tahun lalu. Dia kemudian akan digantikan oleh Ketua Parlemen Ruslan Stefanchuk, yang akan menjabat sebagai penjabat presiden dan mulai membentuk "lanskap politik baru" di Ukraina.
"Saya tidak berpikir Zelensky akan tetap berada di Ukraina setelah ini," kata Azarov.
"Ia akan meminta perlindungan, kemungkinan besar dari pasukan khusus, tetapi mereka tidak akan melakukan pengorbanan seperti itu untuknya. Pilihan untuk masa depannya mungkin berbeda-beda," paparnya, seperti dikutip Russia Today, Selasa (10/6/2025).
Minggu lalu, Azarov membuat prediksi serupa dan menuduh bahwa Amerika Serikat telah mengabaikan Zelensky dan mengatur proses multi-tahap untuk memaksanya lengser.
Dia merujuk pada penangkapan Leonid Mindich baru-baru ini—yang digambarkan sebagai rekan keuangan Zelensky dan kepala staf kepresidenan Andriy Yermak—sebagai bukti upaya tersebut.
Azarov menekankan bahwa penangkapan itu tidak dilakukan oleh Kantor Kejaksaan Agung, tetapi oleh Biro Anti-Korupsi Nasional Ukraina dan Kantor Kejaksaan Anti-Korupsi Khusus—lembaga yang dia gambarkan sebagai “dibuat oleh AS, dikelola oleh AS, dan hanya melapor kepada Amerika.”
“Ini adalah sinyal serius bahwa proses pemecatan Zelensky telah dimulai,” tulis Azarov, yang mengisyaratkan bahwa jika Zelensky tidak mengundurkan diri secara sukarela, dia akan “dipaksa lengser.”
Dia juga mengeklaim bahwa auditor AS baru-baru ini tiba di Kyiv untuk memeriksa penggunaan dana pembayar pajak Amerika–sebuah langkah yang dia kaitkan dengan instruksi dari Gedung Putih.
Masa jabatan lima tahun Zelensky secara resmi berakhir pada 20 Mei 2024, dan tidak ada pemilihan umum yang diadakan karena darurat militer, yang telah berulang kali diperpanjang. Moskow menegaskan bahwa Zelensky tidak memiliki legitimasi sebagai pemimpin Ukraina.
Meskipun demikian, pemerintah Rusia menyatakan terbuka untuk berunding dengan pemerintahan Kyiv saat ini, tetapi memperingatkan bahwa status Zelensky dapat menjadi hambatan untuk menandatangani perjanjian damai apa pun. Para pejabat Rusia telah menyuarakan kekhawatiran bahwa dokumen yang disahkan oleh presiden yang tidak sah dapat digugat secara hukum oleh penggantinya.
(mas)
Iklan - Scroll untuk melanjutkan
Iklan - Scroll untuk melanjutkan
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com,
Klik Disiniuntuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Infografis

Jet Tempur Su-27 Ukraina Jatuh saat Duel Lawan Drone Rusia
Tidak ada komentar:
Posting Komentar