Dunia Internasional,
Gelombang Panas Menerjang Eropa: Spanyol Catat Suhu 46 Derajat Celsius
Bagaimana gelombang panas terjadi dan seperti apa kaitannya dengan perubahan iklim? Simak penjelasannya di bawah ini.
:strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/4302567/original/064778600_1674642632-Untitled_design.jpg)
:strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/4302567/original/064778600_1674642632-Untitled_design.jpg)
Advertisement
Liputan6.com, Madrid - Gelombang panas terus melanda sebagian besar wilayah Eropa, dengan otoritas di banyak negara mengeluarkan peringatan kesehatan di tengah suhu yang sangat tinggi.
Spanyol bagian selatan menjadi wilayah yang paling terdampak, dengan suhu mencapai pertengahan 40-an derajat Celsius yang tercatat di Seville dan daerah sekitarnya.
Rekor suhu baru untuk Juni tercatat di Kota El Granado pada Sabtu (28/6/2025), yakni sebesar 46 derajat Celsius, menurut badan meteorologi nasional Spanyol, yang juga menyatakan bahwa bulan ini berpotensi menjadi Juni terpanas yang pernah tercatat.
Advertisement
Peringatan merah untuk gelombang panas diberlakukan di beberapa wilayah Portugal, Italia, dan Kroasia, sementara sejumlah peringatan level sedang hingga tinggi mencakup wilayah di Spanyol, Prancis, Austria, Belgia, Bosnia & Herzegovina, Hongaria, Serbia, Slovenia, dan Swiss.
Di Barcelona, seorang perempuan meninggal dunia setelah menyelesaikan shift kerjanya sebagai penyapu jalan pada Sabtu, hari di mana suhu sangat tinggi. Otoritas setempat sedang menyelidiki penyebab kematiannya.
"Unit gawat darurat di seluruh negeri melaporkan peningkatan kasus heatstroke atau serangan panas, yang terutama memengaruhi orang lanjut usia, pasien kanker, atau tunawisma," ujar Wakil Presiden Perhimpunan Medis Gawat Darurat Italia Mario Guarino kepada kantor berita AFP.
Rumah sakit seperti Ospedale dei Colli di Naples telah menyiapkan jalur penanganan khusus untuk korban heatstroke guna mempercepat akses ke pengobatan vital seperti perendaman dalam air dingin.
Kota Bologna yang terletak lebih ke utara telah membuka tujuh tempat perlindungan iklim dengan pendingin ruangan dan air minum, sementara Roma menawarkan akses gratis ke kolam renang kota bagi warga berusia di atas 70 tahun.
Seorang apoteker di ibu kota Portugal, Lisbon, mengatakan kepada kantor berita Reuters bahwa pihaknya telah memperingatkan warga untuk tidak keluar rumah pada jam-jam terpanas.
"Kami sudah menangani beberapa kasus heatstroke dan luka bakar," kata apoteker tersebut.
Panas ekstrem juga berdampak pada negara-negara di kawasan Balkan barat, di mana suhu telah melampaui 40 derajat Celsius.
Di Slovenia, suhu tertinggi untuk bulan Juni tercatat pada Sabtu. Makedonia Utara juga dilanda panas ekstrem, dengan suhu mencapai 42 derajat Celsius pada Jumat (27/6).
Suhu Masih Akan Meningkat
:strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/4409203/original/027232900_1682674542-Thumbnail_Liputan6.com.jpg)
Beberapa wilayah akan terus mengalami peningkatan suhu hingga pertengahan pekan, dengan suhu udara diperkirakan akan naik di Prancis, Jerman, Italia, dan Inggris dalam beberapa hari ke depan.
Peringatan level rendah hingga sedang dan level sedang hingga tinggi diberlakukan di beberapa bagian Inggris akhir pekan ini. Suhu di London dilaporkan bisa mencapai 35 derajat Celsius pada Senin (30/6).
Gelombang panas terbentuk akibat sistem tekanan tinggi yang besar dan menetap, di mana udara dari lapisan atas atmosfer turun ke permukaan, lalu menghangat karena tertekan. Udara yang turun ini menjadi kering dan menghambat pembentukan awan, sehingga sinar matahari langsung menyinari permukaan bumi tanpa penghalang. Akibatnya, suhu terus meningkat dan panas terjebak selama beberapa hari, memicu gelombang panas yang intens.
Walau tidak mudah untuk secara langsung mengaitkan setiap peristiwa cuaca ekstrem dengan perubahan iklim, gelombang panas kini dilaporkan terjadi lebih sering dan dengan intensitas yang lebih tinggi akibat perubahan iklim.
Para ilmuwan dari World Weather Attribution, yang menganalisis dampak perubahan iklim terhadap peristiwa cuaca ekstrem, menyatakan bahwa gelombang panas di bulan Juni — yang ditandai dengan tiga hari berturut-turut suhu di atas 28 derajat Celsius — kini sekitar 10 kali lebih mungkin terjadi dibandingkan pada masa sebelum revolusi industri.
Advertisement
0 Komentar