Skip to main content
728

Ini Bukti Jahatnya Israel, Bantuan Makanan Sampai Membusuk di Gudang & Perbatasan karena Dilarang Masuk Gaza Padahal Warga Kelaparan Akut - Merdeka

 Dunia Internasional, Konflik Timur Tengah, Kesehatan z

Ini Bukti Jahatnya Israel, Bantuan Makanan Sampai Membusuk di Gudang & Perbatasan karena Dilarang Masuk Gaza Padahal Warga Kelaparan Akut

Israel setop bantuan makanan ke Gaza dan tembaki warga Palestina yang kelaparan.

Kejahatan Israel terhadap warga Palestina semakin hari semakin mengerikan. Selain membombardir Gaza dengan serangan bom hingga menewaskan masyarakat sipil, Israel ternyata juga menghentikan bantuan dari negara lain untuk Gaza.

Bantuan berupa makanan yang masuk lewat Mesir dihentikan oleh Israel tidak diizinkan untuk masuk ke Gaza. Selain itu, makanan dan obat-obatan yang disimpan di gudang Yordania juga membusuk.

Tindakan itu membuat bantuan makanan dan obat yang seharusnya didistribusikan untuk ratusan ribu orang di Gaza harus membusuk dan rusak sehingga tidak bisa sampai kepada mereka yang membutuhkan. Simak ulasan lengkapnya sebagai berikut.

Bantuan Makanan ke Gaza Ditahan oleh Israel

Momen itu diunggah dalam sebuah video di akun X @AJA_Egypt. Dalam video tersebut, terlihat puluhan atau bahkan ratusan truk kontainer yang sedang berhenti di perbatasan Rafah karena tidak diberikan akses untuk masuk ke Gaza oleh Israel.

Truk-truk tersebut sejatinya hendak memberikan bantuan berupa makanan kepada masyarakat Gaza di Palestina. Namun, makanan tersebut selama berbulan-bulan tidak bisa sampai kepada mereka yang membutuhkan karena dihadang oleh zionis.

Sejumlah sopir truk melakukan protes dan menceritakan kejadian yang sebenarnya. Namun, misi mereka terhadap saudara sesama manusia yang mengalami konflik harus terhenti karena penutupan jalan. Akibatnya, makanan tersebut banyak yang rusak dan sudah tidak layak makan.

Bahkan, dalam salah satu footage video, terlihat makanan kemasan yang telah memasuki masa kadaluarsa sejak bulan Januari tahun 2024 lalu. Hal itu membuat masyarakat Gaza tidak bisa mendapatkan haknya.

“Pengiriman bantuan makanan yang ditujukan ke Gaza hancur setelah ditumpuk selama berbulan-bulan dan rusak karena panas dan menunggu lama akibat pendudukan yang mencegah masuknya mereka,” tulis akun @AJA_Egypt.

Membusuk di Gudang

Sementara itu, di sisi lain, makanan di gudang utama yang menyimpan bantuan makanan untuk masyarakat Palestina juga mengalami kerusakan. Mengutip dari laman npr.org, jika makanan di gudang utama UNRWA telah dilarang masuk oleh Israel sejak Maret lalu.

"Beberapa makanan yang kami miliki akan kadaluarsa pada bulan Juli," kata Jonathan Fowler, juru bicara UNRWA.

Di dalam gudang tersebut terdapat puluhan ribu kotak makanan seimbang yang cukup untuk memberi makan 200.000 orang selama satu bulan. Namun, semua makanan tersebut telah membusuk di gudang.

Menurut keterangan pejabat PBB jika Israel telah meluncurkan mekanisme baru terkait pengiriman bantuan ke Gaza. Israel juga tidak lagi mengizinkan masuknya bantuan dari Yordania atau negara Mesir.

"Salah satu pembatasan minggu lalu adalah hanya membawa barang dari Israel," kata Jonathan Whittall dikutip dari npr.org. "Kami belum dapat membawa barang kami dari Mesir dan Yordania, yang secara khusus membatasi sisi medis, apa yang dapat kami bawa dan seberapa cepat,” lanjutnya.

Akibatnya, barang senilai ratusan juta dolar yang berasal dari sumbangan publik dan swasta tersebut kini terlantar, rusak, dan tidak bisa diberikan kepada masyarakat Gaza yang membutuhkan.

Selain itu, stok persediaan medis untuk Palestina juga terancam. UNRWA yang juga merupakan penyedia utama perawatan kesehatan primer di Gaza mengatakan jika persediaan media mereka seperti salep luka bakar telah dipotong setengah dari yang dibutuhkan dalam dua bulan terakhir.

Emergency director for Doctors Without Borders, Claire Manera, mengatakan jika adanya larangan pengiriman bantuan selama berbulan-bulan telah membuat mereka membatasi barang seperti antiseptik, kain kasa, sarung tangan dan obat penghilang rasa sakit.

"Bahkan perlengkapan medis paling mendasar yang sangat penting saat kami melakukan perawatan luka dan operasi pun hilang," ungkapnya.

Dikatakan jika pelarangan masuknya barang-barang ke Gaza oleh Israel dari Mesir dan Yordania merupakan efek kumulatif dari penolakan Israel terhadap barang-barang yang dianggapnya mungkin digunakan untuk keperluan militer, seperti bahan kimia pengolahan air.

Warga Palestina Kelaparan

Rasa lapar yang akut membuat warga Palestina harus bersusah payah mencari makanan ke berbagai tempat. Salah satunya adalah dengan mendatangi bantuan kemanusiaan di Rafah.

Namun, saat sedang mencari makanan, tentara Israel justru menembaki mereka yang sedang menunggu untuk mendapatkan makanan. Akibatnya, ada sekitar 32 warga Palestina yang meninggal dunia dan 200 lainnya luka-luka.

Bantuan tersebut diketahui didistribusikan oleh Yayasan Kemanusiaan Gaza (GHF), kelompok kontroversial yang didukung oleh Israel dan Amerika Serikat.

Sementara itu, PBB dan kelompok bantuan lainnya telah menolak bekerja sama dengan GHF. Mereka mengatakan jika GHF tidak netral. Menurutnya GHF dibentuk agar Israel dapat mengambil alih seluruh Gaza.

"Distribusi bantuan telah menjadi perangkap maut," kata kepala badan PBB untuk pengungsi Palestina, Philippe Lazzarini.

Kantor Media Pemerintah Gaza menggambarkan lokasi distribusi GHF sebagai sebuah perangkap kematian massal kepada warga Gaza, alih-alih bantuan kemanusiaan.

"Kami mengonfirmasikan kepada seluruh dunia bahwa apa yang terjadi adalah penggunaan bantuan secara sistematis dan jahat sebagai alat perang, yang digunakan untuk memeras warga sipil yang kelaparan dan mengumpulkan mereka secara paksa di titik-titik pembantaian yang terbuka, yang dikelola dan dipantau oleh tentara pendudukan dan didanai dan dilindungi secara politik oleh ... pemerintah AS," katanya dalam.

Artikel ini ditulis oleh
M

Reporter Muhamammad Farih Fanani

Disclaimer

Artikel ini dihasilkan oleh AI berdasarkan data yang ada. Gunakan sebagai referensi awal dan selalu pastikan untuk memverifikasi informasi lebih lanjut sebelum mengambil keputusan.

Posting Komentar

0 Komentar

728