Dunia Internasional,Konflik Timur Tengah,
Iran Ancam Tutup Selat Hormuz usai Diserang Israel, Dunia Waspada Lonjakan Harga Minyak - Halaman all - TribunNews

TRIBUNNEWS.COM - Iran mengancam akan menutup Selat Hormuz.
Pihak Iran mengeluarkan ancaman tersebut menyusul serangan udara besar-besaran oleh Israel, yang menewaskan sejumlah tokoh penting Iran.
“Selat Hormuz adalah milik kami, dan jika perlu, kami akan mengambil tindakan untuk menutupnya,” kata anggota parlemen senior Iran, Esmail Kosari, pada Jumat (14/6/2025), dikutip oleh IRINN (Islamic Republic of Iran News Network).
Ia menegaskan bahwa tindakan tersebut bisa menjadi balasan atas “agresi terang-terangan” oleh Israel.
Langkah ini membuat dunia waspada karena Selat Hormuz merupakan satu-satunya jalur laut keluar-masuk Teluk Persia, dan menjadi rute pengiriman sekitar 20 persen minyak dunia—menjadikannya titik strategis paling sensitif di kawasan.
Selat Hormuz dikenal sebagai jalur vital bagi perdagangan minyak global.
Menurut Badan Informasi Energi AS (EIA), jika jalur ini terganggu, pasokan minyak global akan terhambat dan harga bisa melonjak tajam.
Serangan Israel Picu Amarah Iran
Ancaman penutupan Selat Hormuz datang hanya beberapa jam setelah Israel meluncurkan Operasi Rising Lion, sebuah serangan udara skala besar ke Iran pada Jumat (13/6/2025).
Lebih dari 200 jet tempur dan ratusan rudal diluncurkan ke lebih dari 350 sasaran, termasuk fasilitas militer, kompleks nuklir, dan kawasan permukiman sipil.
Laporan dari Mehr News dan Daily Times menyebutkan bahwa serangan ini menewaskan puluhan orang, termasuk komandan militer senior, ilmuwan nuklir, perempuan, dan anak-anak.
Baca juga: Trump Dianggap Main Dua Kaki: Dukung Serangan Israel, tapi Minta Iran Lanjutkan Dialog Nuklir
Serangan ini merupakan pembalasan atas serangan drone dan rudal Iran ke Israel pada April lalu, yang merupakan respons terhadap pemboman konsulat Iran di Damaskus oleh Israel awal April.
Sejak peristiwa itu, hubungan kedua negara memasuki fase paling tegang dalam sejarah permusuhan mereka.
Respons Iran: Balasan Simbolik dan Ancaman Nyata
Setelah diserang, Iran langsung bereaksi dengan berbagai cara.
Selain mengancam akan menutup Selat Hormuz, Iran juga mengibarkan bendera merah di Masjid Suci Jamkaran di Qom pada Jumat (13/6/2025) pagi, sebuah simbol balas dendam dan perang suci dalam tradisi Syiah.
Langkah ini mempertegas bahwa Iran tengah memasuki fase “pembalasan serius.”
Pemimpin Tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei, dalam pidatonya mengutuk serangan Israel sebagai kejahatan perang dan berjanji akan ada “pembalasan yang sangat menyakitkan.”
Sementara itu, Menteri Pertahanan Iran, Nasrallah Nasirzadeh, mengatakan Iran tidak akan ragu untuk melawan secara terbuka jika serangan kembali terjadi.
Dampak Global dan Risiko Perang Lebih Luas
Amerika Serikat menyatakan tidak terlibat langsung dalam serangan Israel.
Namun Pentagon membantu menangkis serangan balasan dari Iran ke Israel bulan April lalu.
Meski begitu, jika Iran benar-benar menutup Selat Hormuz, negara-negara Barat, termasuk AS, diprediksi akan merespons secara militer untuk melindungi jalur perdagangan global.
Pada 2019, situasi serupa sempat terjadi ketika kapal tanker diserang di dekat Hormuz dan AS menyalahkan Iran.
Penutupan total belum pernah dilakukan dalam sejarah modern.
Baca juga: Maskapai Dunia Panik! 20 Lebih Penerbangan Dihentikan usai Serangan Balasan Iran ke Israel
Dengan eskalasi terbaru, banyak analis memperkirakan bahwa konflik Israel–Iran telah melampaui “perang bayangan” dan berubah menjadi konfrontasi terbuka.
Jika penutupan Hormuz terjadi, bukan hanya kawasan yang terguncang, tapi seluruh dunia bisa merasakan dampaknya melalui lonjakan harga energi dan kekacauan ekonomi global.
Jumlah Minyak yang Lewat Per Hari
Berdasarkan data terbaru dari U.S. Energy Information Administration (EIA):
Sekitar 20 juta barel minyak per hari mengalir melalui Selat Hormuz.
Berikut rincian tambahan:
Jumlah ini setara dengan 20 persen dari konsumsi minyak dunia setiap hari.
Sebagian besar minyak berasal dari negara-negara Teluk seperti Arab Saudi, Iran, UEA, Kuwait, dan Irak, yang dikirim ke pasar Asia, Eropa, dan Amerika Utara.
Selain minyak mentah, produk gas alam cair (LNG) juga melewati jalur ini—sekitar 25–30 persen dari total LNG global.
Jika Selat Hormuz ditutup, pasokan energi global bisa terganggu drastis dan harga minyak melonjak tajam.
Perkembangan Terbaru Perang Israel vs Iran
Dikutip dari pembaruan terkini Al Jazeera, berikut ini perkembangan terbaru situasi di Timur Tengah.
7 Orang Tewas Akibat Serangan Rudal Iran ke Israel
Setidaknya tujuh orang tewas di Israel setelah Iran meluncurkan gelombang serangan rudal terbaru ke wilayah negara tersebut.
Baca juga: Bendera Merah Dikibarkan di Masjid Jamkaran Iran, Simbol Balas Dendam atas Serangan Brutal Israel
Informasi ini disampaikan oleh petugas medis Israel dan dilaporkan sejumlah media setempat.
Selain korban tewas, puluhan orang lainnya dilaporkan mengalami luka-luka.
Serangan ini merupakan bagian dari eskalasi konflik yang dipicu oleh serangan udara Israel ke Iran sebelumnya.
Israel Serang Iran, Targetkan Situs Nuklir dan Kementerian Pertahanan
Baca juga: Perang Israel Vs Iran: Teheran Akui Depot Minyaknya Diserang hingga Netanyahu Rapat di Bunker
Israel melancarkan sejumlah serangan udara ke wilayah Iran pada Jumat malam.
Menurut pernyataan militer Israel, serangan tersebut menargetkan beberapa fasilitas penting, termasuk situs nuklir dan markas besar Kementerian Pertahanan Iran.
Belum ada pernyataan resmi dari pihak Iran mengenai tingkat kerusakan atau korban akibat serangan itu.
Namun, eskalasi ini telah memicu kekhawatiran global atas potensi konflik regional yang lebih luas.
Inggris Kerahkan Jet Tempur Tambahan ke Timur Tengah
Perdana Menteri Inggris Keir Starmer mengumumkan bahwa negaranya sedang memindahkan lebih banyak aset militer ke Timur Tengah.
Langkah ini termasuk pengerahan jet tempur tambahan ke kawasan tersebut.
Starmer mengatakan penguatan militer ini dilakukan untuk memberikan "dukungan darurat di kawasan" di tengah meningkatnya ketegangan antara Iran dan Israel.
Pernyataan itu disampaikan dalam konferensi pers di London, Sabtu (14/6/2025).
Trump Peringatkan Musuh di Parade Militer, Sindir Iran?
Presiden AS Donald Trump menyampaikan peringatan keras kepada musuh-musuh Amerika dalam sebuah parade militer di Washington, DC.
Pernyataannya dipandang banyak pihak sebagai ancaman terselubung terhadap Iran, yang sedang bersitegang dengan Israel.
Trump menegaskan bahwa AS "siap mempertahankan diri dengan segala cara jika diserang."
Pidato tersebut disampaikan di tengah memanasnya situasi di Timur Tengah setelah saling serang antara Iran dan Israel.
Tiga Drone Serang Pangkalan AS di Irak, Semuanya Ditembak Jatuh
Tiga pesawat tanpa awak (drone) diluncurkan ke Pangkalan Udara Ain al-Assad di Irak barat, yang menampung pasukan AS.
Menurut kantor berita Associated Press (AP), mengutip dua pejabat AS yang tak disebutkan namanya, semua drone berhasil ditembak jatuh.
Baca juga: Rangkuman Perang Iran Vs Israel Sepanjang Minggu Dini Hari: Rudal Teheran Bakar Kilang Minyak Haifa
Tidak ada korban luka dalam insiden tersebut.
Hingga kini, belum ada kelompok yang mengklaim bertanggung jawab atas serangan itu.
(Tribunnews.com, Andari Wulan Nugrahani)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar