Skip to main content
728

Iran Marah, Jika Gencatan Senjata Dilanggar AS dan Israel Siap Terima Hukuman Telak - Halaman all - TribunNews

 Dunia Internasional,Konflik Timur Tengah z

Iran Marah, Jika Gencatan Senjata Dilanggar AS dan Israel Siap Terima Hukuman Telak - Halaman all - TribunNews

TRIBUNNEWS.COM, TEHERAN – Setelah 12 hari perang sengit, Iran dan Israel akhirnya sepakat gencatan senjata. 

Meski Amerika Serikat mengklaim sukses mendudukkan Teheran di meja perundingan, Iran menegaskan tak akan ragu merespons telak jika AS dan Israel berani melanggar kesepakatan damai ini. 

Ancaman serius ini mencuat di tengah ketidakpastian masa depan nuklir Teheran.

Baca juga: Bocor Informasi Fasilitas Nuklir Iran Belum Hancur, Gedung Putih: Upaya Diskredit Nama Donald Trump

Perundingan Nuklir Dimulai, Iran Tetap Waspada

Utusan Khusus Presiden Amerika Serikat untuk Timur Tengah, Steve Witkoff, mengonfirmasi bahwa AS dan Iran telah memulai diskusi awal terkait program nuklir Teheran. 

Meja perundingan ini kembali digelar setelah serangkaian serangan AS dan Israel terhadap fasilitas pengayaan nuklir Iran di Fordow, Natanz, dan Isfahan.

Donald Trump disebut sebagai inisiator gencatan senjata yang memaksa Israel menyetop agresi militer mereka.

“Percakapan itu menjanjikan. Kami berharap,” ujar Witkoff kepada Times of Israel, Rabu (25/6/2025). Ia menambahkan, “Sekarang saatnya untuk duduk bersama Iran dan mencapai kesepakatan damai yang komprehensif.”

AS sendiri mengklaim serangan mereka terhadap Iran berhasil menurunkan kapasitas Teheran dalam memproduksi senjata nuklir. 

Utusan sementara AS untuk PBB, Dorothy Shea, menyampaikan kepada Dewan Keamanan PBB bahwa serangan ini, sesuai Piagam PBB, bertujuan mengurangi ancaman Iran terhadap Israel, kawasan, serta perdamaian dan keamanan internasional.

Klaim ini senada dengan pernyataan Trump yang menyebut serangan terhadap tiga fasilitas nuklir Iran benar-benar menghancurkan total.

Baca juga: Ribuan Warga Iran Penuhi Teheran Dukung Perang Lawan Israel, Gencatan Usulan Trump Disambut Dingin

Intelijen AS Kontradiksi Klaim Trump: Nuklir Iran Hanya Tertunda

Namun, penilaian awal Badan Intelijen Pertahanan AS justru bertolak belakang dengan pernyataan Trump. Laporan intelijen utama Pentagon ini menyebut serangan terhadap fasilitas nuklir Iran hanya menunda program Teheran selama beberapa bulan.

Sumber internal bahkan memperkirakan Iran bisa memulai kembali program nuklirnya paling cepat dalam 1-2 bulan ke depan.

Penilaian ini membantah klaim para pejabat tinggi AS yang menyebut serangan kombinasi bom penghancur bunker dan senjata konvensional pada akhir pekan lalu telah melenyapkan program nuklir Iran.

Iran Mengancam Balas Dendam Jika Gencatan Senjata Dilanggar

Di tengah perundingan ini, Iran tak tinggal diam. Juru bicara Markas Besar Khatam al-Anbiya, Kolonel Ebrahim Zolfaghari, menegaskan bahwa Iran akan memberikan respons telak kepada Amerika Serikat dan rezim kriminal Israel jika gencatan senjata dilanggar.

Ia memperingatkan agar AS dan rezim Zionis belajar dari "pukulan" yang telah diberikan angkatan bersenjata Iran terhadap wilayah pendudukan dan pangkalan AS Al-Udeid di Doha, Qatar.

Zolfaghari juga menuding rezim Israel menyebarkan kebohongan besar dan telah melanggar wilayah udara Iran dengan drone-drone mereka, bahkan menyerang beberapa wilayah Iran sejak pagi.

Ia menegaskan, angkatan bersenjata Iran siap menghadapi segala bentuk agresi musuh dengan pengetahuan yang menyeluruh.

Sebelumnya, Korps Pengawal Revolusi Islam (IRGC) menyatakan pasukannya akan tetap “menjaga jari di pelatuk” setelah gencatan senjata, untuk merespons setiap pelanggaran.

IRGC juga menegaskan telah menggempur target militer Israel dengan rudal sebagai balasan atas serangan sebelumnya, memberikan “pelajaran historis” menjelang gencatan senjata.

Baca juga: Netanyahu: Israel Akan Kembali Serang Iran Jika Mulai Lagi Program Nuklir

Presiden Pezeshkian Puji Persatuan Rakyat Iran

Di sisi lain, Presiden Masoud Pezeshkian memuji rakyat Iran atas persatuan dan perlawanan mereka di tengah tekanan Israel yang didukung AS. Ia menyatakan kebanggaan atas kemenangan rakyat Iran terhadap rezim Zionis.

Dalam pesannya, Pezeshkian menekankan pentingnya menjaga persatuan dan kohesi nasional yang terbentuk selama perjuangan 12 hari yang berujung pada gencatan senjata.

Ia memprediksi masa depan yang lebih cerah bagi Iran dan menegaskan bahwa kerusakan yang diderita musuh jauh lebih besar daripada yang dialami Iran sendiri.

Pezeshkian juga menyatakan bahwa Iran sangat meyakini stabilitas kawasan dan hidup berdampingan dengan negara-negara tetangga, menegaskan bahwa kemampuan pertahanan Iran dipersembahkan untuk kepentingan negara-negara regional, Muslim, dan tetangga.

Ia menekankan pentingnya kewaspadaan bersama untuk menggagalkan upaya musuh memecah belah.

(MEHR NEWS/TRIBUNNEWS)

Posting Komentar

0 Komentar

728