Sosial Media
powered by Surfing Waves
0
News
    Home Ayatollah Ali Khamenei Berita Dunia Internasional Featured Israel Konflik Timur Tengah

    Israel Klaim Berupaya Habisi Khamenei: Dia Sembunyi di Bunker Bawah Tanah Iran | Sindonews

    4 min read

     Dunia Internasional,Konflik Timur Tengah,

    Israel Klaim Berupaya Habisi Khamenei: Dia Sembunyi di Bunker Bawah Tanah Iran | Halaman Lengkap

    Israel klaim berupaya menghabisi Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei selama perang 12. Foto/Khamenei.ir

    TEL AVIV 

    - Menteri Pertahanan

     Israel, 

    Israel Katz, mengeklaim bahwa militer Zionis secara aktif berusaha membunuh Pemimpin Tertinggi

     Iran 

    Ayatollah Ali Khamenei selama perang 12 hari. Namun militer Zionis gagal mengidentifikasi peluang yang layak.

    Berbicara dalam serangkaian wawancara dengan Channel 12, Channel 13, dan Kan yang dikelola rezim Zionis Israel, Katz mengungkapkan detail baru tentang strategi perang Israel dan mengakui rencana pembunuhan itu dibatalkan setelah Khamenei bersembunyi.

    "Jika dia menjadi incaran kami, kami akan menghabisinya," kata Katz kepada Channel 13, yang dilansir Jumat (27/6/2025). "Kami banyak menggeledah," ujarnya.

    Baca Juga: Lagi, Israel Sesumbar Ingin Lenyapkan Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Khamenei

    Wawancara tersebut menandai konfirmasi publik pertama oleh seorang pejabat senior Israel bahwa kepemimpinan di Teheran telah menjadi sasaran langsung selama perang.

    Sementara Pasukan Pertahanan Israel (IDF) dan badan intelijen sebelumnya berfokus pada serangan terhadap infrastruktur nuklir Iran, ini adalah pengakuan pertama atas rencana pembunuhan bertarget level tinggi.

    Berbicara kepada Kan, Katz mengeklaim bahwa Ayatollah Khamenei dengan cepat mundur ke bunker, memutus komunikasi dengan para komandan militer tinggi.

    "Khamenei memahami hal ini, bersembunyi sangat dalam, memutuskan kontak dengan para komandan...jadi pada akhirnya [rencana pembunuhan] itu tidak realistis," klaim Katz.

    Presiden AS Donald Trump, yang menulis di Truth Social selama perang pada 17 Juni, juga tampak mengancam Ayatollah Khamenei, dengan menyatakan, "Kami tahu persis di mana yang disebut 'Pemimpin Tertinggi' bersembunyi. Dia adalah target yang mudah, tetapi aman di sana-Kami tidak akan menghabisinya (membunuhnya!), setidaknya tidak untuk saat ini."

    Trump kemudian menarik diri dari ancaman tersebut, mengklarifikasi bahwa perubahan rezim bukanlah tujuan kebijakan AS saat ini.

    Katz mengatakan tujuan Israel selama perang bukanlah pergantian rezim semata, tetapi untuk mengacaukan rezim di tengah operasi dan menekan Iran.

    Dia membandingkan Ayatollah Khamenei dengan mantan kepala Hizbullah Hassan Nasrallah, yang tewas dalam serangan udara Israel di Lebanon tahun lalu, dan mengatakan Khamenei harus tetap bersembunyi demi keselamatannya.

    "Saya tidak akan menyarankan agar dia tetap tenang," kata Katz. "Dia harus belajar dari mendiang Nasrallah, yang duduk lama di dalam bunker. Saya sarankan agar dia melakukan hal yang sama."

    Menteri Pertahanan Israel itu meyakinkan bahwa, setelah gencatan senjata yang mulai berlaku Selasa lalu, Israel saat ini tidak mengejar nyawa Khamenei.

    "Ada perbedaan-sebelum gencatan senjata, setelah gencatan senjata," katanya kepada Channel 13.

    Sementara itu, Ayatollah Khamenei, yang tampil pertama kali di depan publik sejak gencatan senjata, menolak klaim bahwa kemampuan nuklir Iran telah lumpuh.

    Dia mengeklaim bahwa serangan AS terhadap tiga situs nuklir Iran selama akhir pekan lalu tidak menyebabkan "kerusakan yang signifikan" dan menepis klaim AS sebagai pernyataan berlebihan.

    "Presiden Amerika membesar-besarkan kejadian dengan cara yang tidak biasa," katanya. "Ternyata dia membutuhkan pernyataan berlebihan ini."

    Dia juga menyatakan Iran menang dalam konflik tersebut dan memuji serangan balasan rudal Republik Islam Iran. "Republik Islam menang, dan sebagai balasannya memberikan tamparan keras di wajah Amerika," katanya, mengacu pada serangan rudal terhadap Pangkalan Udara Al Udeid Qatar yang dioperasikan militer AS.

    Serangan Iran menewaskan 28 warga Israel, menurut pemerintah Israel. Sebaliknya, serangan militer Israel menewaskan sedikitnya 627 warga sipil di Iran, menurut Kementerian Kesehatan Iran.

    (mas)

    Komentar
    Additional JS