J-10C hingga Su-35 Masuk Kantong Belanja, Media Malaysia Singgung Kebijakan Indonesia yang Independen Beri Keuntungan Eksplorasi Mitra Pertahanan - Zona Jakarta
ZONAJAKARTA.com - Peluang Indonesia untuk mengakuisisi pesawat tempur J-10 buatan China sampai ke telinga Malaysia.
Media Malaysia menyoroti pernyataan salah satu petinggi pertahanan Indonesia yang membuka peluang TNI memiliki pesawat tempur buatan China.
Sempat ditawari oleh China, Indonesia juga telah mengkaji J-10 apakah sesuai dengan kebutuhan untuk militer Indonesia.
Selain itu, media negeri jiran juga menyoroti upaya Indonesia memperkuat pertahanannya dengan memborong pesawat tempur lain sekaligus, Rafale hingga Su-35.
Kebijakan pemerintahan Indonesia yang bebas dan independen menjadi keuntungan tersendiri yang turut disinggung media Malaysia.
Baca Juga:
Sebelumnya, wacana peluang Indonesia membeli J-10C dari China ini diungkapkan oleh Wakil Menteri Pertahanan Donny Ermawan Taufanto.
Diberitakan Antara News, ia mengatakan bahwa tidak menutup kemungkinan Indonesia akan membeli J-10C.
“Kalau memang kita evaluasi, pesawat ini bagus, ya memenuhi kriteria yang kita tetapkan, apalagi harganya murah, ya kenapa tidak,” kata Donny saat ditemui di kantor Kementerian Pertahanan, Jakarta Pusat, Rabu (4/6).
Donny menjelaskan, pembelian J-10C awalnya hanya rumor belaka.
Semua berawal dari kunjungan Kepala Staf TNI Angkatan Udara (KSAU) Marsekal TNI Mohamad Tonny Harjono ke pameran alutsista di China.
Baca Juga:
Di sana, lanjut Donny, pihak China menawarkan pesawat tempur tersebut ke TNI AU.
“Kita termasuk ditawari pesawat itu. Ya termasuk evaluasi kita juga lah untuk apakah bisa kita menggunakan jet tersebut ya untuk alutsista kita,” kata Donny.

Sebelumnya, ramai diperbincangkan isu pembelian J-10C untuk memperkuat TNI AU. Pesawat buatan negara tirai bambu ini mencuri perhatian publik setelah dipakai penerbang Pakistan untuk menembak jatuh lima pesawat tempur India, termasuk tiga pesawat tempur Rafale buatan Prancis.
Rafale sendiri merupakan pesawat tempur yang juga telah dibeli TNI untuk memperkuat TNI AU. Kontrak pembelian pun sudah berjalan untuk pembelian 42 unit Rafale sejak 2024.
Media Malaysia Defence Security Asia dalam artikelnya “From Rafale Killer to Regional Contender: Indonesia Considers China’s J-10C Fighter Aircraft”.
Baca Juga:
Disebutkan bahwa kebijakan luar negeri Indonesia yang secara tradisional tidak berpihak dan independen.
Untuk itu, kebijakan tersebut memberi Indonesia sebuah fleksibilitas untuk mengeksplorasi beragam kemitraan pertahanan, termasuk pengadaan senjata dari sumber-sumber non-Barat seperti China dan Rusia.
“Kami juga akan mengevaluasi kemampuan operasional pesawat, jangkauan tempur, muatan senjata, dan metrik kinerja lainnya, yang semuanya merupakan bagian integral dari penilaian kami,” jelasnya.
Laporan yang muncul pada bulan Mei menunjukkan bahwa Indonesia mungkin tengah berupaya untuk memperoleh 42 pesawat tempur J-10C bekas dari China.
Di sisi lain juga menghidupkan kembali minat pada kesepakatan yang sebelumnya tampak tidak mungkin terjadi karena pengadaan Su-35 oleh Jakarta yang terhenti.
Baca Juga:
Spekulasi tersebut muncul setelah dilaporkannya keberhasilan tempur J-10C di Asia Selatan, di mana kinerja pesawat tempur tersebut telah mengangkatnya ke status pesaing di pasar ekspor global yang secara tradisional didominasi oleh platform Barat dan Rusia.
Meskipun belum ada konfirmasi resmi yang dikeluarkan oleh pemerintah Indonesia, portal pertahanan Alert 5 menyatakan bahwa pengumuman resmi dapat dilakukan selama Indo Defence and Expo 2025, yang dijadwalkan pada 11 hingga 14 Juni di Jakarta.
Sejalan dengan potensi akuisisi J-10C, Indonesia juga mempertimbangkan untuk melanjutkan pembelian Su-35 yang sebelumnya tertunda, karena terhambat oleh komplikasi regulasi, keuangan, dan politik.
Melonjaknya perhatian global baru-baru ini terhadap J-10C telah menimbulkan konsekuensi pasar yang nyata, dengan saham CAC dilaporkan memperoleh daya tarik sementara saham Dassault Aviation Prancis menurun di tengah kekhawatiran atas kerentanan Rafale di medan perang. (ZJ)

ZONAJAKARTA.com - Peluang Indonesia untuk mengakuisisi pesawat tempur J-10 buatan China sampai ke telinga Malaysia.
Media Malaysia menyoroti pernyataan salah satu petinggi pertahanan Indonesia yang membuka peluang TNI memiliki pesawat tempur buatan China.
Sempat ditawari oleh China, Indonesia juga telah mengkaji J-10 apakah sesuai dengan kebutuhan untuk militer Indonesia.
Selain itu, media negeri jiran juga menyoroti upaya Indonesia memperkuat pertahanannya dengan memborong pesawat tempur lain sekaligus, Rafale hingga Su-35.
Kebijakan pemerintahan Indonesia yang bebas dan independen menjadi keuntungan tersendiri yang turut disinggung media Malaysia.
Baca Juga:
Sebelumnya, wacana peluang Indonesia membeli J-10C dari China ini diungkapkan oleh Wakil Menteri Pertahanan Donny Ermawan Taufanto.
Diberitakan Antara News, ia mengatakan bahwa tidak menutup kemungkinan Indonesia akan membeli J-10C.
“Kalau memang kita evaluasi, pesawat ini bagus, ya memenuhi kriteria yang kita tetapkan, apalagi harganya murah, ya kenapa tidak,” kata Donny saat ditemui di kantor Kementerian Pertahanan, Jakarta Pusat, Rabu (4/6).
Donny menjelaskan, pembelian J-10C awalnya hanya rumor belaka.
Semua berawal dari kunjungan Kepala Staf TNI Angkatan Udara (KSAU) Marsekal TNI Mohamad Tonny Harjono ke pameran alutsista di China.
Baca Juga:
Di sana, lanjut Donny, pihak China menawarkan pesawat tempur tersebut ke TNI AU.
“Kita termasuk ditawari pesawat itu. Ya termasuk evaluasi kita juga lah untuk apakah bisa kita menggunakan jet tersebut ya untuk alutsista kita,” kata Donny.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar