Vietnam Ungkap 3 Alasan Mengapa Indonesia Tergiur dengan Jet Tempur J-10 Dari Tiongkok Diduga Hal Ini Jadi Penyebabnya - Zona Jakarta
Vietnam Ungkap 3 Alasan Mengapa Indonesia Tergiur dengan Jet Tempur J-10 Dari Tiongkok Diduga Hal Ini Jadi Penyebabnya - Zona Jakarta
ZONAJAKARTA.com - Indonesia disebut tengah pertimbangkan pembelian jet tempur J-10 dari China.
Hal ini diungkapkan oleh beberapa sumber internasional, bahkan Kepala Staf Angkatan Udara (KSAL) TNI AU juga memberikan pernyatanya.
Menurut Antara News, pada 28 Mei 2025, dalam artikel berjudul "Indonesia Pertimbangkan Akuisisi Jet Tempur J-10C."
Mengungkapkan bahwa, Kepala Staf Angkatan Udara (TNI AU) Marsekal TNI Mohamad Tonny Harjono tidak menutup kemungkinan pembelian jet tempur J-10C dari China.
"Kami sedang mempertimbangkannya," katanya pada 27 Mei 2025.
Kemudian ia mengatakan, pembelian alat utama sistem persenjataan (alutsista) itu bukan keputusan mudah.
Harjono menjelaskan, keputusan pembelian alutsista TNI AU harus melalui beberapa tahapan dan dikaji oleh Dewan Penetapan Alutsista.
Ia menuturkan, dalam proses tersebut, pemerintah akan menilai semua faktor, termasuk kesesuaian alutsista tersebut untuk pertahanan negara dan dampaknya terhadap hubungan politik dengan negara lain.
Baca Juga:
Ia menegaskan, Indonesia merupakan negara nonblok yang tidak terlibat konflik dengan negara mana pun. Hal itu membuat TNI AU memiliki keleluasaan untuk membeli alutsista dari negara mana pun.
"Kami juga negara nonblok, tidak berpihak pada blok mana pun. Kami bersahabat baik dengan siapa saja," kata Harjono.
Setelah semua pertimbangan dikaji secara matang, TNI AU akan menyerahkan keputusan pengadaan kepada Kementerian Pertahanan.
Sementara itu, keputusan Indonesia tertarik dengan jet tempur buatan Tiongkok tersebut disebabkan beberapa faktor.
Laporan media Vietnam, Dantri pada 31 Mei 2025, dalam artikel berjudul "Indonesia berencana membeli 42 J-10 tua dari China, negosiasikan Su-35 dengan Rusia?"

Para ahli mengatakan keputusan untuk mempertimbangkan J-10 mungkin didorong oleh sejumlah faktor.
Pertama, J-10 telah membuktikan kemampuannya dalam pertempuran, terutama melalui laporan keberhasilan terkini Angkatan Udara Pakistan.
Sebuah posting di X pada tanggal 27 Mei mengatakan bahwa J-10 Pakistan diyakini telah menembak jatuh pesawat Rafale India dalam pertempuran udara di atas Jammu, Kashmir pada tanggal 7 Mei 2025.
Baca Juga:
Meskipun India belum mengonfirmasi adanya kerugian, insiden tersebut telah menunjukkan kemampuan jet tempur J-10 sebagai platform yang kredibel, bersaing dengan pesawat Barat di segmen yang sama dengan F-16 atau Eurofighter Typhoon.
Kedua, biaya rendah J-10 sesuai dengan anggaran pertahanan Indonesia yang terbatas.
Dengan total pengeluaran pertahanan diperkirakan mencapai 8,8 miliar dollar AS pada tahun 2024, membeli pesawat baru dalam jumlah besar merupakan suatu tantangan.
J-10 bekas menyediakan solusi ekonomis, yang memungkinkan Indonesia meningkatkan angkatan udaranya tanpa mengorbankan prioritas lain seperti pengembangan infrastruktur atau belanja sosial.
Ketiga, pembelian J-10 dari China dapat memberikan keuntungan geopolitik.
Indonesia telah lama mempertahankan kebijakan luar negeri yang liberal dan proaktif, menghindari keselarasan yang terlalu dekat dengan kekuatan besar mana pun.
Dengan bermitra dengan China, Indonesia tidak hanya mendiversifikasi portofolio pertahanannya tetapi juga mengirimkan sinyal kepada mitra Barat bahwa Indonesia memiliki banyak pilihan.
Namun, hal ini juga disertai risiko, karena hubungan dengan AS pemasok lama F-16 dan dukungan pelatihan dapat terpengaruh.
***

ZONAJAKARTA.com - Indonesia disebut tengah pertimbangkan pembelian jet tempur J-10 dari China.
Hal ini diungkapkan oleh beberapa sumber internasional, bahkan Kepala Staf Angkatan Udara (KSAL) TNI AU juga memberikan pernyatanya.
Menurut Antara News, pada 28 Mei 2025, dalam artikel berjudul "Indonesia Pertimbangkan Akuisisi Jet Tempur J-10C."
Mengungkapkan bahwa, Kepala Staf Angkatan Udara (TNI AU) Marsekal TNI Mohamad Tonny Harjono tidak menutup kemungkinan pembelian jet tempur J-10C dari China.
"Kami sedang mempertimbangkannya," katanya pada 27 Mei 2025.
Kemudian ia mengatakan, pembelian alat utama sistem persenjataan (alutsista) itu bukan keputusan mudah.
Harjono menjelaskan, keputusan pembelian alutsista TNI AU harus melalui beberapa tahapan dan dikaji oleh Dewan Penetapan Alutsista.
Ia menuturkan, dalam proses tersebut, pemerintah akan menilai semua faktor, termasuk kesesuaian alutsista tersebut untuk pertahanan negara dan dampaknya terhadap hubungan politik dengan negara lain.
Baca Juga:
Ia menegaskan, Indonesia merupakan negara nonblok yang tidak terlibat konflik dengan negara mana pun. Hal itu membuat TNI AU memiliki keleluasaan untuk membeli alutsista dari negara mana pun.
"Kami juga negara nonblok, tidak berpihak pada blok mana pun. Kami bersahabat baik dengan siapa saja," kata Harjono.
Setelah semua pertimbangan dikaji secara matang, TNI AU akan menyerahkan keputusan pengadaan kepada Kementerian Pertahanan.
Sementara itu, keputusan Indonesia tertarik dengan jet tempur buatan Tiongkok tersebut disebabkan beberapa faktor.
Laporan media Vietnam, Dantri pada 31 Mei 2025, dalam artikel berjudul "Indonesia berencana membeli 42 J-10 tua dari China, negosiasikan Su-35 dengan Rusia?"
Tidak ada komentar:
Posting Komentar