Kenapa Israel Selalu Dibela Yordania? Satu Nama Ini Jadi Kuncinya! - inews
Dunia Internasional, Konflik Timur Tengah
Kenapa Israel Selalu Dibela Yordania? Satu Nama Ini Jadi Kuncinya! - Bagian All


JAKARTA, iNews.id - Kenapa Israel selalu dibela Yordania? Pertanyaan ini menarik untuk dikaji mengingat sejarah panjang konflik Israel dengan negara-negara Arab, termasuk Yordania. Namun, dalam konteks geopolitik saat ini, Yordania kerap menunjukkan sikap yang mendukung Israel, terutama dalam menghadapi ancaman bersama seperti Iran dan kelompok proksi.
Tulisan ini mengulas alasan strategis dan politik yang mendasari sikap Yordania tersebut, termasuk peran penting Raja Hussein bin Talal. Sejak Perang Enam Hari 1967, Israel merebut wilayah Tepi Barat dari Yordania, memicu ketegangan yang berlangsung lama.
Dilansir iNews.id dari berbagai sumber ilmiah, saat itu, Raja Hussein bin Talal memimpin Yordania menghadapi tekanan besar dari negara-negara Arab lain. Meskipun awalnya sempat berusaha netral, akhirnya Yordania terlibat dalam perang melawan Israel. Setelah kekalahan tersebut, Raja Hussein mengambil langkah strategis penting seperti mengusir Organisasi Pembebasan Palestina (PLO) dari Yordania pada 1970 dan menandatangani Perjanjian Damai dengan Israel pada 1994, yang menjadi tonggak normalisasi hubungan diplomatik dan keamanan kedua negara. Kebijakan pragmatis Raja Hussein membuka jalan bagi kerja sama yang bertahan hingga kini.
Kenapa Israel selalu dibela Yordania?
Beberapa alasan utama mengapa Yordania cenderung membela Israel dalam konflik regional adalah:
- Aliansi Strategis dengan Amerika Serikat
Yordania merupakan sekutu penting AS di kawasan. Dengan menembak jatuh rudal dan drone Iran yang melintasi wilayah udaranya menuju Israel, Yordania menunjukkan komitmen menjaga stabilitas kawasan dan menghormati perjanjian damai 1994 yang melarang penggunaan wilayahnya untuk serangan ke negara ketiga. - Ancaman Bersama dari Iran dan Kelompok Proksi
Iran dan milisi proksinya di Irak, Suriah, dan Lebanon mengancam keamanan Yordania. Yordania berupaya mencegah infiltrasi senjata dan aktivitas spionase yang dapat membahayakan wilayahnya, sehingga menjaga hubungan baik dengan Israel yang menghadapi ancaman serupa menjadi penting. - Strategi Ambiguitas Strategis
Yordania menerapkan kebijakan "strategic ambiguity," yaitu tidak secara terbuka mendukung Israel, tetapi cukup bertindak menjaga keseimbangan kekuatan. Ini memungkinkan Yordania menghindari konfrontasi langsung dengan negara Arab lain yang menentang Israel, sekaligus mempertahankan hubungan baik dengan AS dan Israel. - Peran Sebagai Penjaga Stabilitas Regional
Sebagai negara kecil dengan posisi geografis sensitif, Yordania mengutamakan stabilitas dan keamanan internal. Hubungan damai dengan Israel memungkinkan Yordania fokus menghadapi ancaman regional seperti konflik Suriah dan pengelolaan pengungsi.
Peran Raja Hussein bin Talal dalam Hubungan Yordania-Israel
Raja Hussein bin Talal adalah tokoh kunci dalam sejarah hubungan Yordania dan Israel. Setelah kekalahan dalam Perang Enam Hari, ia mengambil sikap pragmatis yang berorientasi pada stabilitas dan keamanan nasional. Langkah-langkahnya, seperti mengusir PLO dan menandatangani perjanjian damai dengan Israel, membuka jalan bagi normalisasi hubungan dan kerja sama strategis yang bertahan hingga kini.
- Kebijakan Raja Hussein menunjukkan bahwa sikap Yordania membela Israel bukan tanpa alasan, melainkan bagian dari strategi untuk melindungi negara dan menjaga perdamaian di kawasan.
- Implikasi Politik dan Keamanan: Sikap Yordania yang cenderung membela Israel tidak berarti mendukung semua kebijakan Israel, terutama terkait isu Palestina. Yordania tetap konsisten mendukung solusi dua negara dan menentang pencaplokan wilayah Palestina.
Namun, pragmatisme dalam menjaga hubungan strategis dengan Israel dan AS menjadi pilihan utama demi keamanan nasional dan stabilitas kawasan.
Kenapa Israel selalu dibela Yordania? Jawabannya adalah karena Yordania melihat Israel dan Amerika Serikat sebagai sekutu penting untuk menghadapi musuh bersama, yaitu Iran dan kelompok-kelompok yang didukungnya. Peran Raja Hussein bin Talal sangat penting dalam membentuk kebijakan ini, karena ia membuka jalan bagi perdamaian dan kerja sama yang berkelanjutan antara Yordania dan Israel. Jadi, pembelaan ini adalah strategi Yordania untuk menjaga keamanan dan stabilitas negaranya, bukan berarti mereka setuju dengan semua tindakan Israel.