Skip to main content
728

Kisah Mahasiswa Telat 10 Menit, Tapi Terhindar Maut Pesawat Air India Jatuh - Global Liputan6

 Dunia Internasional,Lintas Peristiwa,

Kisah Mahasiswa Telat 10 Menit, Tapi Terhindar Maut Pesawat Air India Jatuh - Global Liputan6

Liputan6.com, New Delhi - Berkat terlambat pada penerbangan nahas Air India Kamis 12 Juni 2025, Bhoomi Chauhan justru terhindar dari maut yang merenggut 241 nyawa di dalam pesawat tersebut.

Bhoomi Chauhan ingat betul ia begitu marah dan frustrasi saat kemacetan lalu lintas menunda perjalanan mobilnya ke bandara Ahmedabad - sehingga ia terlambat 10 menit untuk terbang pada penerbangan Air India ke London Gatwick, Inggris.

Laporan BBC yang dikuti Sabtu (14/6/2025) menyebut Chauhan, seorang mahasiswa administrasi bisnis yang tinggal di Bristol bersama suaminya, tengah mengunjungi India bagian barat untuk berlibur. Wanita 28 tahun itu dijadwalkan terbang pulang dengan AI171 pada hari Kamis (12/6), yang jatuh tak lama setelah lepas landas, menewaskan 241 orang di dalamnya dan lebih banyak lagi di darat.

Namun setelah tiba di bandara kurang dari satu jam sebelum keberangkatan, staf maskapai menolaknya.

"Kami menjadi sangat marah dengan pengemudi kami dan meninggalkan bandara dengan frustrasi," kenangnya. "Saya sangat kecewa.

"Kami meninggalkan bandara dan berdiri di sebuah tempat untuk minum teh. Setelah beberapa saat, sebelum berangkat... kami berbicara dengan agen perjalanan tentang cara mendapatkan pengembalian uang untuk tiket. Di sana, saya mendapat telepon bahwa pesawat telah jatuh."

Berbicara kepada BBC berbahasa Gujarati, ia menambahkan: "Ini benar-benar keajaiban bagi saya."

Kronologi Terlambat yang Menyelamatkan Nyawa

Chauhan mengatakan ia tiba di bandara pada pukul 12:20 siang waktu setempat, 10 menit setelah boarding dimulai.

Boarding pass digitalnya, yang dilihat oleh BBC News, menunjukkan ia ditempatkan di kursi kelas ekonomi 36G.

Namun meskipun telah melakukan check in secara online, ia mengatakan staf maskapai tidak mengizinkannya menyelesaikan proses tersebut di bandara.

Ia telah melakukan perjalanan dari Ankleshwar - 201 km (125 mil) di selatan Ahmedabad - sebelum tertahan di lalu lintas pusat Kota Ahmedabad.

Chauhan mengatakan: "Ketika saya ketinggalan pesawat, saya merasa sedih. Satu-satunya hal yang ada dalam pikiran saya adalah, 'Jika saya berangkat sedikit lebih awal, saya akan naik pesawat'.

"Saya meminta staf maskapai untuk mengizinkan saya masuk karena saya hanya terlambat 10 menit. Saya memberi tahu mereka bahwa saya adalah penumpang terakhir, jadi mohon izinkan saya naik ke pesawat, tetapi mereka tidak mengizinkan saya."

Penerbangan Gatwick lepas landas sesuai jadwal pada Kamis (12/6) sore, tetapi tampaknya kesulitan untuk mencapai ketinggian dan jatuh sekitar 30 detik setelah penerbangan.

Pesawat itu menabrak daerah permukiman, menewaskan 241 penumpang dan 12 awak. Setidaknya delapan orang di darat sejauh ini diketahui tewas.

Satu Penumpang Selamat

Seorang penumpang, warga negara Inggris Vishwashkumar Ramesh, selamat dari kecelakaan itu dan dirawat di rumah sakit karena luka-luka.

Warga negara India, Portugis, dan Kanada juga berada di dalam pesawat.

Di antara 53 warga Inggris yang tewas adalah sebuah keluarga yang tinggal di Gloucester, tiga anggota keluarga yang sama yang tinggal di London, dan sepasang suami istri yang mengelola pusat kesehatan spiritual di ibu kota.

Layanan darurat dan petugas bekerja hingga larut malam hingga Jumat untuk membersihkan puing-puing dan mencari jawaban.

Update Pesawat Air India Jatuh: Satu Black Box dan 81 Jenazah Ditemukan

Para investigator dan tim penyelamat tengah menyelidiki lokasi salah satu bencana penerbangan terburuk di India, dan Perdana Menteri Narendra Modi telah bertemu dengan satu-satunya penumpang yang selamat, sehari setelah pesawat Air India jatuh dari langit dan menewaskan 241 orang di dalam pesawat dan beberapa orang di darat.

Boeing 787-8 Dreamliner, yang sedang dalam perjalanan dari Ahmedabad ke Bandara London Gatwick membawa 242 orang di dalamnya. Pesawat Air India jatuh tak lama setelah lepas landas pada hari Kamis 12/6), menghantam sebuah asrama perguruan tinggi kedokteran di kota India bagian barat.

Salah satu black box (kotak hitam) pesawat telah ditemukan, media lokal melaporkan seperti dikutip dari Al Jazeera. Operasi pada hari Jumat (13/5/2025) kemudian difokuskan pada pencarian orang hilang dan pemulihan serpihan pesawat serta kotak hitam yang tersisa.

Seorang pejabat dari Pasukan Tanggap Bencana Nasional mengatakan telah mengerahkan tujuh tim ke lokasi kecelakaan dan sejauh ini mereka telah menemukan 81 jenazah.

Kecelakaan pesawat Air India tersebut menyebabkan kerusakan parah dan meninggalkan jenazah berserakan di dalam pesawat dan di antara bangunan-bangunan di lokasi permukiman tersebut.

Perdana Menteri India Narendra Modi mengunjungi lokasi kejadian Air India jatuh di negara bagian asalnya Gujarat pada hari Jumat (13/6), bertemu dengan petugas penyelamat dan beberapa korban luka di rumah sakit. "Kehancuran itu menyedihkan," tulisnya di X.

Menteri Penerbangan Sipil Ram Mohan Naidu Kinjarapu mengatakan Biro Investigasi Kecelakaan Pesawat Udara meluncurkan investigasi atas insiden tersebut.

"Petugas medis sedang melakukan tes DNA untuk mengidentifikasi mereka yang tewas," kata presiden Federasi Asosiasi Medis Seluruh India, Akshay Dongardiv.

Tata Group Beri Kompensasi Korban Tewas Pesawat Air India Jatuh Rp1,8 Miliar

Sementara itu, Tata Group yang menaungi Air India mengatakan akan menawarkan bantuan keuangan sebesar Rs 1 crore atau sekitar Rp1,8 miliar untuk keluarga individu yang meninggal secara tragis akibat pesawat Air India jatuh di Ahmedabad.

"Tata Group telah mengumumkan kompensasi sebesar Rs 1 crore untuk keluarga korban tewas dalam kecelakaan Pesawat Air India AI171 di dekat Ahmedabad pada hari Kamis (12/6). Selain itu, perlindungan medis akan diberikan kepada semua penumpang yang terluka, kata grup konglomerat itu dalam pernyataan resmi seperti dikutip dari Business Today, Jumat (13/6/2025). 

Tata Group juga berjanji untuk membangun kembali asrama BJ Medical College, yang rusak parah akibat benturan tersebut. Perusahaan tersebut memiliki dan mengoperasikan Air India, yang diakuisisi kembali dari pemerintah pada tahun 2022.

"Tata Group akan memberikan Rs 1 crore kepada keluarga setiap orang yang telah kehilangan nyawa dalam tragedi ini. Kami juga akan menanggung biaya pengobatan bagi mereka yang terluka dan memastikan bahwa mereka menerima semua perawatan dan dukungan yang diperlukan. Selain itu, kami akan memberikan dukungan dalam pembangunan asrama BJ Medical," kata Chandrasekaran, ketua Tata Sons, dalam sebuah pernyataan.

Loading

Posting Komentar

0 Komentar

728