Lintas Peristiwa,
Longsor di Tambang Cirebon, Dedi Mulyadi Perintahkan Ditutup Selamanya

Kompas.tv - 30 Mei 2025, 17:53 WIB

CIREBON, KOMPAS.TV - Gubernur Jawa Barat (Jabar) Dedi Mulyadi menanggapi longsor yang terjadi di tambang batu alam galian C Gunung Kuda, Kabupaten Cirebon, Jabar, Jumat (30/5/2025). Ia memerintahkan agar tambang tersebut ditutup.
"Dari sisi aspek kebijakan, saya sudah memerintahkan Kepala (Dinas) ESDM (Energi dan Sumber Daya Mineral) dan seluruh jajaran yang hari ini sudah berada di lokasi untuk mengambil tindakan tegas, perusahaan itu ditutup untuk selamanya," ujar Dedi dalam video yang diunggah lewat akun Instagram @dedimulyadi71, Jumat, yang ditayangkan di kanal YouTube KompasTV.
Ia berharap insiden longsor ini dapat menjadi pelajaran penting bagi semua pihak.
"Berusaha harus memperhatikan keselamatan para pekerja karena itu merupakan tanggung jawab dari pengusaha dan galian harus memperhatikan aspek-aspek dampak yang akan timbulkan bagi lingkungannya," paparnya.
Baca Juga: Longsor di Tambang Cirebon: Korban Meninggal Bertambah Jadi 8 Orang
Dedi mengungkapkan dirinya sempat datang ke lokasi penambangan tersebut sebelum menjabat sebagai Gubernur Jabar.
"Saya melihat penambangan galian C itu sangat berbahaya, tidak memenuhi unsur standardisasi keamanan bagi para pegawainya," tuturnya.
"Tetapi karena sudah berizin dan izinnya berlangsung sampai bulan Oktober 2025, dan waktu itu saya tidak punya kapasitas apa pun untuk menghentikan, maka penambangan tersebut terus berlangsung," lanjutnya.
Selain itu, Dedi mengungkapkan belasungkawanya atas insiden yang menimbulkan korban jiwa tersebut.
"Saya menyampaikan bela sungkawa yang sedalam-dalamnya atas meninggalnya warga Jawa Barat di penambangan tersebut," ucap Dedi.
Ia mendoakan para korban diampuni segala dosanya dan ditempatkan di tempat yang mulia di sisi-Nya.
Delapan Orang Tewas
Diberitakan Kompas.tv, longsor di tambang Cirebon pada hari ini, mengakibatkan 8 orang meninggal dunia.
Baca Juga: Pascalongsor di Tambang Cirebon, Petugas Gabungan Buka Posko Pengaduan di Dekat Lokasi
"Yang sudah teridentifikasi ada 8 orang meninggal dunia, kemudian ada 12 orang yang dibawa ke rumah sakit, dan 2 di antaranya sudah pulang mengalami luka-luka, sudah pulang ke rumahnya," ungkap Kapolresta Cirebon Kombes Sumarni dalam Breaking News KompasTV, Jumat.
Ia mengatakan para korban dibawa ke beberapa fasilitas kesehatan, termasuk Rumah Sakit Sumber Hurip, RSUD Arjawinangun, dan Puskesmas Dukupuntang.
Ia juga mengungkapkan, saat ini pihaknya masih melakukan pencarian korban di lokasi.
"Saat ini kami sedang melakukan pencarian, kita menggunakan alat berat untuk melakukan evakuasi terhadap korban," tuturnya.
Ia membeberkan, petugas gabungan sudah membuka posko pengaduan di dekat lokasi kejadian.
"Kami buka posko di dekat area menuju lokasi tambang ini terkait dengan warga masyarakat yang mungkin hilang dari rumahnya atau belum kembali," kata Kombes Sumarni.
Menurutnya, saat ini petugas gabungan di lokasi sedang dalam proses mencari data potensi korban di lokasi kejadian.
"Masih kita cari datanya, kita masih koordinasi dengan warga masyarakat," tuturnya.
Baca Juga: Situasi Terkini TKP Longsor Galian Tambang Cirebon-Proses Pencarian dan Evakuasi Korban
Sebelumnya, menurut informasi awal yang dilansir Kompas.tv, Kepala Pelaksana (Kalak) BPBD Cirebon Deni Nurcahya melaporkan jumlah korban yang tertimbun longsor, berdasarkan informasi dari kepala teknik tambang, ada sekitar 10 orang.
“Menurut informasi dari Kepala Teknik Tambang ada sekitar 10 orang, termasuk yang tewas. Sekarang masih dilakukan pencarian,” tuturnya.
Selain itu, Deni memperkirakan ada dua ekskavator dan dump truck yang tertimbun di area tersebut.
“Masih ada dua ekskavator tertimbun dan beberapa dump truk,” ucapnya.
Saat ditanya mengenai jumlah korban yang belum dievakuasi, ia memperkirakan sekitar 20 orang. Namun, ia belum dapat memastikan.

Kami memberikan ruang untuk
Anda menulis
Bagikan perspektif Anda, sumbangkan wawasan dari keahlian Anda, dan berkontribusilah dalam memperkaya pemahaman pembaca kami.
Daftar di sini
Sumber : Kompas TV
Tidak ada komentar:
Posting Komentar