Skip to main content
728

NATO Siaga, Rusia Produksi Massal Rudal Hipersonik Oreshnik: Tembus 10 Kali Kecepatan Suara - Halaman all - TribunNews

 Dunia Internasional,

NATO Siaga, Rusia Produksi Massal Rudal Hipersonik Oreshnik: Tembus 10 Kali Kecepatan Suara - Halaman all - TribunNews

NATO Siaga, Rusia Produksi Massal Rudal Hipersonik Oreshnik: Tembus 10 Kali Kecepatan Suara

TRIBUNNEWS.COM - Rusia secara resmi mempercepat produksi massal rudal hipersonik jarak menengah Oreshnik.

Rudal tersebut merupakan senjata generasi baru yang mampu menghancurkan target ribuan kilometer jauhnya hanya dalam beberapa menit.

Baca juga: AS Diam-diam Uji Rudal Hipersonik: Kecepatan Mach 5, Menyerang Sejauh 2.776 Km dalam Hitungan Menit

Ulasan situs militer dan pertahanan DSA mengulas, rudal ini akan membuat Rusia mengubah keseimbangan kekuatan militer di wilayah Eropa dan Eurasia.

Presiden Rusia Vladimir Putin mengonfirmasi hal ini dalam pidato yang disiarkan langsung kepada para kadet militer yang baru saja menyelesaikan pelatihan.

Dalam kesempatan itu, Putin mengumumkan kalau produksi serial rudal Oreshnik kini sedang berlangsung setelah efektivitas senjata tersebut terbukti dalam konflik nyata di Ukraina.

"Produksi serial sistem rudal jarak menengah terbaru 'Oreshnik', yang telah membuktikan keefektifannya dalam situasi pertempuran sesungguhnya, kini sedang berlangsung," kata Putin.

10 Kali Kecepatan Suara

Rudal Oreshnik—yang dinamai menurut istilah Rusia untuk pohon hazel—diluncurkan untuk pertama kalinya dalam operasi militer sesungguhnya pada tanggal 21 November 2024 ketika menghantam fasilitas industri pertahanan Pivdenmash di kota Dnipro, Ukraina.

Rusia menggambarkan serangan itu sebagai balasan langsung terhadap penggunaan rudal balistik buatan AS (ATACMS) dan rudal jelajah Inggris (Storm Shadow) oleh Ukraina untuk menyerang wilayah Rusia—sesuatu yang menurut Kremlin terjadi dengan "otorisasi resmi" dari negara-negara NATO.

Putin juga memperingatkan kalau serangan balik akan terus berlanjut jika Ukraina melanjutkan serangannya terhadap Rusia dengan menggunakan senjata jarak jauh buatan Barat.

Ancaman Rusia ini termasuk kemungkinan menyerang "pusat pengambilan keputusan" di Keiv, kota pusat Ukraina.

 Oreshnik diklasifikasikan sebagai rudal balistik jarak menengah (IRBM) dengan jangkauan antara 1.000 dan 5.500 kilometer, yang memungkinkannya mencapai target di seluruh Eropa, Timur Tengah, dan sebagian besar Asia dari wilayah Rusia atau Belarusia.

 Hal yang mengkhawatirkan para ahli pertahanan adalah kemampuan Oreshnik untuk terbang dengan kecepatan Mach 10—10 kali kecepatan suara—serta kemampuannya untuk bermanuver saat di udara untuk menghindari deteksi dan intersepsi oleh sistem pertahanan udara modern.

Menurut sumber resmi Rusia, rudal itu dilengkapi dengan beberapa hulu ledak yang dapat ditargetkan secara individual (MIRV), yang dapat membawa muatan konvensional atau nuklir dan menyerang beberapa target secara bersamaan dalam satu peluncuran.

Saat pertama kali digunakan di Ukraina, Oreshnik menembakkan 36 submunisi inert ke kompleks pertahanan di Dnipro, menunjukkan kemampuannya untuk melakukan serangan tepat terhadap target bernilai tinggi.

Secara teknis, Oreshnik dikembangkan berdasarkan program rudal RS-26 “Rubezh” yang sebelumnya dibatalkan, dan menggabungkan elemen dari rudal balistik yang diluncurkan dari kapal selam tipe Bulava.

Peluncurannya menggunakan peluncur bergerak MZKT-7930 “Astrolog” buatan Belarusia, yang memungkinkan rudal tersebut dipindahkan dan diposisikan ulang dengan cepat di lokasi-lokasi strategis—fitur penting dalam lingkungan peperangan modern.

NATO Siaga, Negara Anggota Dalam Jangkauan Rudal Oreshnik

Pengumuman Rusia untuk mempercepat produksi Oreshnik datang pada saat yang kritis, karena NATO meningkatkan dukungan militer untuk Ukraina.

Dukungan NATO ke Ukraina ini, termasuk memberikan lampu hijau untuk serangan menggunakan senjata Barat di wilayah Rusia.

Hal yang lebih mengkhawatirkan, Moskow juga telah menyatakan niatnya untuk menyebarkan rudal Oreshnik di Belarus pada paruh kedua tahun 2025—sebuah langkah yang akan secara langsung menempatkan Polandia, Lithuania, dan Latvia dalam jangkauan ancaman rudal.

Dengan jangkauan dan kecepatannya yang mengerikan, waktu respons NATO terhadap peluncuran rudal hipersonik dari Belarus akan sangat terbatas, sehingga menantang efektivitas sistem peringatan dini dan pertahanan udara NATO di Eropa Timur.

 Putin mengklaim, Oreshnik memiliki daya rusak yang sebanding dengan senjata nuklir, dan bahwa rudal tersebut “tidak mungkin dicegat”, meskipun klaim tersebut masih dibantah oleh beberapa pakar pertahanan Barat yang membutuhkan lebih banyak data kinerja aktual.

Meskipun demikian, keputusan Kremlin untuk mempercepat produksi berskala besar menunjukkan kepercayaan yang tinggi terhadap efektivitas senjata ini—atau setidaknya penggunaannya sebagai alat psikologis untuk memperkuat strategi pencegahan dan menunjukkan kekuatan kepada dunia luar.

Produksi massal Oreshnik juga menandai berakhirnya era pengendalian senjata yang efektif, menyusul runtuhnya Perjanjian INF (Angkatan Nuklir Jarak Menengah) pada tahun 2019 yang sebelumnya melarang pengembangan rudal jarak menengah.

"Kini, tanpa batasan perjanjian internasional, Rusia terlihat mengambil kesempatan untuk memperkuat kemampuan strategisnya melalui sistem rudal yang mampu menghancurkan target penting NATO dalam hitungan menit setelah peluncuran," kata ulasan DSA.

Dampak Geopolik

Implikasi geopolitik dari produksi massal rudal serial Oreshnik oleh Rusia ini sangat besar.

Dengan senjata ini, Rusia mampu menargetkan pusat komando, pangkalan udara, infrastruktur logistik, dan ibu kota politik di Eropa secara instan—tanpa peringatan sebelumnya yang memadai—sehingga menyulitkan NATO untuk merespons secara konvensional atau strategis.

Sebagai tanggapan, Amerika Serikat dan sekutunya diharapkan mempercepat pengembangan sistem pertahanan hipersonik seperti Glide Phase Interceptor (GPI) dan sistem TWISTER Eropa, selain memperkuat sistem THAAD dan Aegis Ashore di Eropa Timur.

Para ahli juga memperingatkan bahwa Rusia mungkin mengubah Oreshnik menjadi sistem ekspor ke sekutu strategisnya seperti Belarus atau Suriah di masa mendatang, meskipun hambatan industri dan sanksi internasional dapat membatasi potensi tersebut dalam jangka pendek.

Secara keseluruhan, rudal Oreshnik memiliki potensi mengubah lanskap strategis Eurasia.

Ini bukan sekadar senjata konvensional, tetapi simbol militer baru Rusia yang membentuk kembali doktrin pencegahannya dan memberi Moskow keuntungan asimetris dalam konflik yang semakin kompleks di Ukraina dan sekitarnya.

Dengan kemampuan rudal hipersonik yang semakin berada di tangan negara-negara besar seperti Amerika Serikat, Tiongkok, dan Rusia, dunia kini memasuki fase baru perlombaan senjata—di mana waktu reaksi diukur dalam hitungan detik dan kesalahan apa pun dapat memicu konflik yang lebih luas.

 Kini, dunia tengah menunggu dan mengamati—bukan hanya peluncuran rudal Oreshnik dari peluncur bergerak, tetapi juga pesan strategis yang dibawanya: Rusia masih memiliki kekuatan, dan siap menggunakannya.

Posting Komentar

0 Komentar

728