Dunia Internasional,Konflik Timur Tengah,
Pakar Militer Ragukan Kemampuan Iran Serang Pangkalan AS | Halaman Lengkap


Makin mudah baca berita nasional dan internasional.
Minggu, 22 Juni 2025 - 18:25 WIB
Pakar militer ragukan ancaman Iran mampu serang pangkalan AS. Foto/X/@Vedat84566428
-
Iranberulang kali mengancam akan melancarkan serangan ke pangkalan militer Amerika Serikat (AS) setelah Washington melancarkan serangan ke fasilitas nuklir Teheran. Tapi, banyak warga pakar militer meragukan ancaman tersebut.
Stephen Zunes, direktur studi Timur Tengah di Universitas San Francisco, mengatakan anggapan bahwa Iran menimbulkan ancaman apa pun terhadap AS adalah "omong kosong belaka".
"Iran tidak memiliki kemampuan untuk mencapai Amerika Serikat dengan rudal atau jenis persenjataan lainnya," katanya kepada Al Jazeera.
"Dan jika kekhawatirannya adalah tentang program nuklir mereka yang akhirnya dimiliterisasi untuk membuat senjata nuklir, Trump tidak akan menghancurkan" kesepakatan nuklir 2015, Zunes menambahkan.
Dia berpendapat serangan itu bukan tentang ancaman Iran apa pun "selain ancaman memiliki kekuatan besar yang dapat menantang kepentingan AS di kawasan itu".
Ketika ditanya mengapa menurutnya Trump memutuskan untuk menyerang Iran sekarang, Zunes menjawab: "Sejujurnya, saya merasa dia ingin melancarkan perang terhadap Iran selama beberapa waktu."
Ia menambahkan bahwa hal ini "jelas" bertentangan dengan apa yang Trump kampanyekan, tetapi menambahkan bahwa "seharusnya tidak terlalu mengejutkan" karena presiden dari Partai Republik tersebut "telah mengingkari sejumlah janji kampanye" pada isu-isu dalam dan luar negeri.
Sementara itu, analis politik Israel Akiva Eldar mengatakan serangan terhadap Iran dapat meningkatkan popularitas PM Netanyahu, bahkan saat ia menghadapi pengawasan terus-menerus atas tuduhan korupsi dan kegagalan keamanan pada 7 Oktober 2023.
"Apa yang kita lihat saat ini adalah bahwa kita tidak melihat Gaza. Kita tidak berpikir untuk berharap mendapatkan kembali tawanan Israel; ada 20 atau 22 orang yang masih hidup, dan Netanyahu tidak pernah bertanggung jawab atas hal itu. Sekarang, seperti yang kita lihat dalam jajak pendapat dan dalam suasana hati publik, Netanyahu adalah pahlawan terbesar dalam sejarah," kata Eldar kepada Al Jazeera.
“Sepertinya dia akan menyelesaikan ‘misi dari Tuhan’, yaitu menghancurkan ‘Nazi pascamodern’, begitu dia menyebut Iran. Dan jika ada pemilu hari ini, kita bisa melupakan persidangan korupsinya, melupakan kegagalan 7 Oktober,” imbuhnya.
Baca Juga: Konflik Iran - Israel, Akankah Berakhir dengan Perang Nuklir?
Sementara itu, Trita Parsi, wakil presiden eksekutif Quincy Institute for Responsible Statecraft, mengatakan kemungkinan besar Iran telah mengambil tindakan pencegahan sebelum serangan AS.
“Tampaknya mereka sudah mendapat peringatan dini – tetapi saya kira bahkan sebelum itu, ketika Trump mengatakan bahwa dia akan membuat keputusan dalam waktu dua minggu, saya kira Iran tidak menganggapnya serius,” katanya kepada Al Jazeera.
“Mereka memahami bahwa dia mencoba mengulur waktu sambil memindahkan aset militer agar benar-benar menyerang. Jadi saya kira mereka telah memindahkan aset-aset itu selama beberapa waktu – di mana mereka berada saat ini masih belum jelas.”
Parsi mengatakan aset nuklir Iran yang paling berharga adalah persediaan uranium yang diperkaya.
“Selama mereka terus memilikinya, mereka sebenarnya masih memiliki program nuklir yang masih dapat dijadikan senjata,” tambahnya.
“Dan saya kira kita akan segera mendengar dari Israel bahwa ini bukanlah jenis serangan yang berhasil seperti yang diklaim Trump, tetapi mereka akan mulai mengajukan argumen bahwa perlu ada kampanye pengeboman yang lebih berkelanjutan terhadap Iran.”
(ahm)
Iklan - Scroll untuk melanjutkan
Iklan - Scroll untuk melanjutkan
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com,
Klik Disiniuntuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Infografis

Perbandingan Kekuatan Militer Iran vs Israel, Siapa Lebih Unggul?
0 Komentar