Saturday
16Aug2025
Sosial Media
powered by Surfing Waves
0
Home Donald Trump

Panik Iran Tutup Selat Hormuz , Trump Perintahkan DoE Geber Bor Minyak - CNN Indonesia

2 min read

 Dunia Internasional, Konflik Timur Tengah, 

Panik Iran Tutup Selat Hormuz , Trump Perintahkan DoE Geber Bor Minyak

Panik Iran Tutup Selat Hormuz , Trump Perintahkan DoE Geber Bor Minyak - CNN Indonesia | OPSIIN-1

Panik Iran Tutup Selat Hormuz , Trump Perintahkan DoE Geber Bor Minyak - CNN Indonesia | OPSIIN-2
Jakarta, CNN Indonesia 

--

Presiden AS Donald Trump memerintahkan jajarannya menggeber laju pengeboran minyak.

Perintah ia keluarkan di tengah ancaman Iran akan menutup Selat Hormuz.

Perintah ia berikan kepada Departemen Energi AS dalam sebuah posting di platform Truth Social miliknya.

"Bor sayang, bor. Maksud saya sekarang, meskipun tidak ada gangguan minyak besar setelah pemboman Iran," kata Trump seperti dikutip dari Reuters.

Trump Deal dengan Prabowo: Ekspor AS ke RI Bebas Tarif, Pertama dalam Sejarah | kumparanBaca juga Trump Deal dengan Prabowo: Ekspor AS ke RI Bebas Tarif, Pertama dalam Sejarah | kumparan

Dalam unggahan lain di platform tersebut, Trump berkata dengan huruf kapital juga memerintahkan semua pihak untuk menahan harga minyak dari kenaikan.

 "Semua orang, pertahankan harga minyak tetap rendah, saya mengawasi! Kalian bermain sesuai keinginan musuh, jangan lakukan itu," katanya.

Menanggapi perintah Trump, Menteri Energi AS Chris Wright mengatakan bahwa kementeriannya akan segera menggenjot pengeboran minyak.

"Kami akan melakukannya!" katanya.

Tidak segera jelas apa yang dapat dilakukan Departemen Energi AS untuk meningkatkan pengeboran minyak.

Trump Gugat Miliarder AS Rupert Murdoch dan Kerajaan Medianya - TribunnewsBaca juga Trump Gugat Miliarder AS Rupert Murdoch dan Kerajaan Medianya - Tribunnews

Mereka juga tidak segera menanggapi pertanyaan tentang komentar Wright.

Perang antara Israel dengan Iran makin berkecamuk. 

Perang mengakibatkan harga minyak dunia melonjak lebih dari 9 persen pada Jumat (13/6), menyentuh level tertinggi dalam hampir lima bulan setelah Israel melancarkan serangan ke Iran.

Perang bertambah panas usai AS ikut campur dalam perang itu dengan membantu Israel menggempur 3 situs nuklir Iran pada Sabtu (21/6), yakni fasilitas pengayaan uranium Natanz, Fordo, dan Isfahan. 

Campur tangan AS makin memantik rencana penutupan Selat Hormuz, sebuah jalur perdagangan vital bagi ekonomi global. Media Pemerintah Iran melaporkan parlemen mendukung rencana penutupan selat itu. Kendati, keputusan akhir berada di tangan Dewan Keamanan Nasional Iran.

Blokade jalur laut sempit antara Iran dan Oman itu diprediksi berdampak besar bagi perekonomian dunia. Pasalnya, Selat Hormuz merupakan jalur perdagangan 20 juta barel minyak per hari (BOPD) alias 20 persen dari konsumsi global.

Hormuz juga akses mondar-mandir kapal pengangkut gas alam cair (LNG).

Goldman Sachs memprediksi harga minyak dunia tembus US$110 per barel apabila Selat Hormuz ditutup. 

Mengutip Reuters, Senin (23/6), dalam catatan riset Minggu (22/6), bank investasi asal Amerika Serikat itu menyatakan bahwa harga minyak mentah Brent bisa melonjak hingga US$110 per barel jika pendistribusian minyak melalui selat tersebut terganggu.

Setelahnya, Goldman memperkirakan harga Brent akan stabil dengan rata-rata sekitar US$95 per barel pada kuartal ke-IV 2025.

(agt)
Komentar
Additional JS