Skip to main content
728

Penggunaan Drone di Perang Iran dan Israel Ubah Paradigma Konflik Selama Ini | Sindonews

 Dunia Internasional Konflik Timur Tengah,

Penggunaan Drone di Perang Iran dan Israel Ubah Paradigma Konflik Selama Ini | Halaman Lengkap

Penggunaan Drone di Perang Iran dan Israel. CNET

LONDON 

-

 Penggunaan Drone 

pesawat nirawak dalam konflik bersenjata kini menjadi norma baru dalam peperangan modern, dengan teknologi kendaraan udara nirawak (UAV) yang banyak digunakan oleh negara-negara besar dan negara-negara yang terlibat dalam konflik.

BACA JUGA - Latihan Perang, Iran Merudal Kapal Perang Sendiri

Selama beberapa tahun terakhir, peperangan telah mengalami transformasi yang signifikan karena serangan udara tidak lagi memerlukan kehadiran pilot.

Pesawat nirawak bersenjata, yang dulunya merupakan 'ancaman diam-diam', kini mampu melakukan serangan presisi terhadap target-target penting dari jarak jauh, serta melakukan misi pengintaian dan peperangan elektronik.

UAV digunakan dalam konflik yang sedang berlangsung di Ukraina, Rusia, Timur Tengah, dan Afrika Utara.

Kiev dan Moskow, yang telah berperang selama lebih dari tiga tahun, telah menggunakan ribuan pesawat nirawak untuk saling membalas dan melakukan kegiatan spionase.

Di Yaman, pemberontak Huthi dituduh melancarkan serangan pesawat nirawak terhadap target-target di Arab Saudi dan Uni Emirat Arab (UEA).

Konflik terbaru melibatkan perang proksi antara Iran dan Israel, yang juga menggunakan pesawat nirawak untuk operasi lintas batas, serangan terhadap infrastruktur musuh dan target strategis.

Namun, penggunaan pesawat nirawak komersial yang dimodifikasi membuat masyarakat internasional khawatir karena biayanya yang rendah, tetapi dampaknya sangat besar.

Israel melancarkan serangan ke Iran barat laut, Iran merespons dengan serangan pesawat nirawak baru

Iran mengubah Israel menjadi Gaza hanyalah awal dari bencana

Analis pertahanan memperingatkan bahwa peningkatan penggunaan UAV dapat merusak stabilitas global, terutama ketika teknologinya mudah diperoleh dan sulit dilacak.

Yang lebih mengkhawatirkan, pengembangan pesawat nirawak otonom berbasis kecerdasan buatan (AI) berpotensi memicu era baru peperangan tanpa kendali manusia.

Menyusul meningkatnya ancaman tersebut, banyak negara berlomba-lomba mengembangkan sistem pertahanan antipesawat nirawak yang lebih canggih.

Selain itu, masyarakat internasional juga menuntut penerapan undang-undang baru untuk mengendalikan penggunaan senjata ini karena serangan pesawat nirawak dapat dianggap sebagai tindakan agresif atau provokasi berbahaya.

AS adalah pelopor

Amerika Serikat (AS) adalah negara pertama yang menggunakan UAV dalam peperangan, sehingga menjadi pelopor peperangan pesawat nirawak modern.

Setelah serangan 9/11, Washington mulai menggunakan pesawat nirawak bersenjata seperti MQ-1 Predator untuk memburu dan membunuh tersangka teroris di luar medan perang tradisional.

Serangan pesawat nirawak pertama yang diketahui dilancarkan oleh Badan Intelijen Pusat (CIA) di Afghanistan yang menyasar para pemimpin al-Qaeda pada tahun 2002.

Penggunaan pesawat nirawak kemudian meningkat drastis di Pakistan, Yaman, Somalia, dan Irak sebagai 'pengganti' rudal karena biayanya yang lebih rendah dan kemampuannya untuk dikendalikan secara langsung atau otonom.

Setelah AS membuktikan keefektifan dan kecanggihan pesawat nirawak, negara-negara lain mulai mengembangkan dan menggunakan pesawat nirawak mereka sendiri.

Di antara mereka, Israel kini menjadi produsen dan peluncur pesawat nirawak tempur yang paling aktif, terutama dalam kampanye invasi di Suriah, Lebanon, dan Jalur Gaza.

Iran juga disebut-sebut tengah membangun armada pesawat nirawak dengan biaya yang lebih murah untuk perang proksi, yang diduga telah menyalurkan teknologi tersebut kepada pejuang Hizbullah dan Huthi yang berada di bawah poros perlawanan anti-Israel.

Sementara itu, Rusia dan sekutunya, Tiongkok, tengah mengejar kemajuan dalam pesawat nirawak bersenjata dan otonom.

Peperangan modern kini menyaksikan penggunaan UAV dalam skala besar karena lebih fleksibel dan sulit dideteksi radar, yang akan mengubah zona konflik menjadi pertempuran antarmesin. - Agency

Sejarah singkat peperangan drone

1. Awal Abad ke-20 – 1940-an

Perang Dunia I & II: Ide UAV pertama kali muncul sebagai jenis torpedo terbang (Kettering Bug) oleh AS pada tahun 1918.

>Pada tahun 1930-an–1940-an, UAV mulai digunakan sebagai latihan target.

2. Perang Dingin (1950-an–1980-an)

>AS dan Uni Soviet (USSR) mengembangkan UAV untuk misi pengintaian. Misalnya, Ryan Firebee (AS) digunakan selama Perang Vietnam. Fokus pada saat itu adalah pengumpulan informasi tanpa serangan agresif.

(wbs)

Posting Komentar

0 Komentar

728