Kesehatan,
Peningkatan Kasus DBD di Cilacap Sepanjang Mei 2025, Waspadai Musim Kemarau Basah – BANYUMASEKSPRES

BANYUMASEKSPRES.ID, CILACAP – Kasus demam berdarah dengue (DBD) di wilayah Cilacap menunjukkan kenaikan signifikan selama April hingga Mei 2025. Peningkatan ini diduga kuat dipengaruhi oleh musim kemarau yang cenderung lebih basah dibandingkan tahun sebelumnya.
Fenomena kemarau basah ini terjadi karena hujan masih turun meskipun sudah memasuki musim kemarau, sehingga menciptakan kondisi ideal bagi nyamuk Aedes aegypti berkembang biak.
Dinas Kesehatan (Dinkes) Cilacap mencatat adanya 36 kasus DBD pada bulan April. Angka ini meningkat drastis pada bulan Mei dengan 68 kasus terkonfirmasi.
Direktur RSUD Cilacap, Moch Ichlas Riyanto, menyampaikan bahwa hingga awal Juni 2025, sudah terdapat 17 pasien demam berdarah yang dirawat di rumah sakit tersebut.
Dari jumlah tersebut, 12 pasien harus menjalani rawat inap, terdiri atas dua pasien dewasa dan sepuluh anak-anak.
“12 pasien yang terindikasi demam berdarah ini datang sendiri ke rumah sakit, bukan berasal dari rujukan puskesmas,” ungkap Moch Ichlas.
Sementara itu, Ketua Tim Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2PL) Dinkes Cilacap, Hutomo Eko Prasetyo, menjelaskan bahwa kenaikan kasus DBD ini disebabkan oleh kesalahpahaman masyarakat yang mengira musim kemarau sudah benar-benar tiba.
“Dengan curah hujan yang masih terjadi dalam beberapa hari terakhir, banyak genangan air yang menjadi tempat berkembang biak nyamuk Aedes aegypti,” ujar Hutomo, Kamis (4/6).
Dinkes Cilacap telah mengambil langkah pencegahan dengan menggelar program pemberantasan sarang nyamuk. Sosialisasi intensif dilakukan kepada masyarakat untuk meningkatkan kesadaran pentingnya menjaga kebersihan lingkungan guna mencegah penyebaran DBD.
Jika ditemukan kasus penularan yang cukup masif, petugas juga melakukan fogging atau pengasapan sebagai upaya memutus rantai penyebaran nyamuk.
Hutomo menegaskan bahwa peran serta masyarakat sangat vital dalam mengendalikan penyebaran demam berdarah. Ia menghimbau warga agar rutin melakukan pemberantasan sarang nyamuk secara mandiri di lingkungan rumah masing-masing.
“Lingkungan yang bersih dan bebas dari sarang nyamuk adalah cerminan dari lingkungan yang sehat dan dapat mencegah demam berdarah,” tegasnya.
Apabila upaya pemberantasan tidak dilakukan dengan serius, dikhawatirkan kasus demam berdarah akan terus meningkat dan berpotensi menimbulkan dampak kesehatan yang lebih luas di wilayah Cilacap. Oleh karena itu, kesadaran kolektif menjadi kunci utama dalam mengatasi lonjakan kasus DBD ini.
Data peningkatan kasus demam berdarah di Cilacap selama Mei 2025 ini menjadi peringatan penting bagi masyarakat dan pemerintah daerah untuk terus mengoptimalkan langkah pencegahan. Pengendalian lingkungan dan edukasi yang berkelanjutan diharapkan mampu menekan laju penyebaran penyakit yang dibawa oleh nyamuk Aedes aegypti ini.
Dengan kondisi musim kemarau basah yang tidak biasa ini, masyarakat diminta lebih waspada dan aktif melakukan tindakan pencegahan. Dinkes Cilacap terus memantau perkembangan kasus dan akan menindaklanjuti dengan berbagai program penanggulangan agar angka kasus DBD dapat ditekan seminimal mungkin.
Upaya bersama ini penting dilakukan untuk memastikan kesehatan masyarakat tetap terjaga dan risiko wabah demam berdarah dapat diminimalkan, khususnya di tengah kondisi iklim yang berubah-ubah seperti sekarang. (rey/stch)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar