Internasional
Perang Siber Gagal Jebol Sistem Perbankan Iran, Transaksi Justru Naik Jadi Rp1.436 Triliun | Halaman Lengkap


Makin mudah baca berita nasional dan internasional.
Jum'at, 27 Juni 2025 - 21:08 WIB
Sistem perbankan Iran tetap beroperasi stabil dan penuh meski berada di tengah gempuran serangan siber. FOTO/iStock
- Sistem perbankan Iran tetap beroperasi stabil dan penuh meski berada di tengah gempuran serangan siber selama 12 hari konflik yang dipicu oleh agresi militer Israel dan Amerika Serikat (AS). Gubernur Bank Sentral Iran (CBI), Mohammad Reza Farzin, mengatakan bahwa serangan tersebut bertujuan menciptakan kepanikan publik dan mengubah perilaku ekonomi masyarakat.
"Musuh ingin membangun ekspektasi negatif di tengah masyarakat dengan menimbulkan rasa takut," ujar Farzin dalam wawancara televisi yang disiarkan dari Teheran, dikutip dari Tehran Times, Jumat (27/6). Namun menurut dia, serangan itu gagal memicu disrupsi berarti dalam aktivitas keuangan.
Baca Juga: Iran Dukung Timur Tengah Bebas Senjata Nuklir Jika Israel Lucuti Bom Atomnya
Farzin menambahkan, sistem perbankan Iran telah terbiasa menghadapi sanksi internasional dan serangan siber dalam beberapa tahun terakhir. Serangan fisik oleh AS dan Israel dalam konflik terkini, kata dia, hanya menambah dimensi baru dalam tekanan ekonomi yang sudah berlangsung lama.
"Kami sudah bertahun-tahun berada dalam perang ekonomi, yang bukan hanya bersifat fisik tapi juga psikologis. Serangan baru ini memperlihatkan upaya musuh untuk memperluas front pertempuran ke ranah digital dan opini publik," ujar dia.
Farzin juga mengapresiasi peran penting para pegawai sektor perbankan yang tetap menjalankan operasional di tengah kondisi darurat. Ia menyampaikan ucapan terima kasih atas dedikasi mereka menjaga kelangsungan sistem keuangan nasional.
Ia menyebutkan bahwa selama periode konflik, transaksi perbankan justru menunjukkan peningkatan. Jumlah transaksi yang diproses melalui jaringan SHAPARAK naik dari 1,352 miliar toman menjadi 1,429 miliar toman dalam 12 hari terakhir.
Dari sisi nilai transaksi, volume yang diproses meningkat dari 4.340 triliun toman menjadi 4.440 triliun toman. Dengan kurs sekitar 50.000 toman per dolar, jumlah tersebut setara dengan peningkatan dari USD86,8 miliar menjadi USD88,8 miliar atau setara Rp1.436 triliun.
"Kami tidak hanya berhasil menjaga stabilitas, tapi juga menunjukkan ketahanan yang semakin matang dari sistem keuangan nasional," kata Farzin.
Baca Juga: Berani Lawan Israel, Mengapa Ekonomi Iran Tetap Tangguh Meski Puluhan Tahun Diembargo AS?
Ia menilai, keberhasilan mempertahankan layanan keuangan selama masa konflik menjadi bukti bahwa sistem perbankan Iran telah berkembang tangguh menghadapi berbagai bentuk tekanan baik ekonomi, siber, maupun militer.
Farzin juga menyampaikan ucapan selamat kepada rakyat Iran, angkatan bersenjata, dan Pemimpin Revolusi Islam Ayatollah Seyyed Ali Khamenei atas apa yang ia sebut sebagai "kemenangan nasional" atas agresi Israel dan AS.
Dalam pandangannya, peran sektor perbankan tidak hanya menyokong stabilitas ekonomi domestik, tetapi juga menjadi simbol perlawanan Iran di bidang ekonomi dan teknologi. “Stabilitas ini adalah bagian dari kemenangan kita bersama,” tutup Farzin.
(nng)
Iklan - Scroll untuk melanjutkan
Iklan - Scroll untuk melanjutkan
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com,
Klik Disiniuntuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Infografis

Iran-Israel Perang, Ini Peta Pangkalan Militer AS di Timur Tengah
0 Komentar