Skip to main content
728

Presiden Macron Bela Palestina Mati-matian Bikin Geram Israel - inews

 Dunia Internasional, Konflik Timur Tengah 

Presiden Macron Bela Palestina Mati-matian Bikin Geram Israel - Bagian All

PARIS, iNews.id - Perang kata-kata antara Prancis dan Israel semakin sengit, terutama setelah Presiden Emmanuel Macron mengancam akan menjatuhkan sanksi kepada negara Yahudi itu jika bantuan kemanusiaan dari seluruh dunia ke Jalur Gaza terus diblokade.

Macron, dalam pidato pembukaan forum keamanan di Singapura Jumat (30/5/2025), mengatakan negara Barat berisiko kehilangan kredibilitasnya di mata dunia jika Israel terus diberi kebebasan bertindak di Gaza. Sebelum forum tersebut, Macron mengancam akan memperkuat sikap kolektif Uni Eropa terhadap Israel jika tidak ada respons atas situasi kemanusiaan di Gaza dalam beberapa jam atau hari ke depan. 

Respons Israel

Kementerian Luar Negeri (Kemlu) Israel membalas pernyataan itu dengan mengklaim bahwa pemerintahannya memfasilitasi masuknya bantuan kemanusiaan. Hanya sebagian kecil bantuan masuk ke Gaza yang diizinkan, sangat jauh dari kebutuhan.

Israel membantah ada blokade terhadap bantuan kemanusiaan, pernyataan yang sangat ironis dan penuh kebohongan di saat PBB dan lembaga-lembaga internasional lain menyaksikan dengan mata kepala sendiri.

"Tidak ada blokade kemanusiaan, itu adalah kebohongan yang nyata," bunyi pernyataan Kemlu Israel, seraya menyerang Macron karena terus menekan Israel, bukan Hamas.

Kecamana terhadap Macron juga datan dari Menteri Pertahanan Israel, Israel Katz. Dia menolak seruan Macron untuk mengakui negara Pelestina. Katz juga menantang balik negara-negara yang mengancam Israel dengan sanksi.

Israel, kata dia, akan terus membangun dirinya sebagai negara Yahudi seraya menentang hukum internasional soal pencaplokan tanah Palestina di Tepi Barat. 

Kabinet keamanan Israel menyetujui pembangunan 22 permukiman ilegal baru di Tepi Barat untuk Yahudi. 

Dalam pesan langsung kepada Macron dan negara-negara Eropa, Katz menegaskan kekuatan dunia mungkin akan mengakui negara Palestina di atas kertas, namun Israel akan terus membangun negara Yahudi. Dia balik menantang dengan menegaskan tidak takut dengan sanksi internasional.

"Jangan mengancam kami dengan sanksi. Anda tidak akan membuat kami tunduk. Negara Israel tidak akan berlutut di hadapan ancaman," ujarnya.

Hubungan Prancis-Israel Memburuk

Hubungan antara Prancis dan Israel jatuh ke titik terendah sejak beberapa tahun, terutama setelah Israel menyerang Gaza pada 7 Oktober 2023. 

Puncaknya Macron mempersiapkan konferensi internasional pada Juni mendatang yang mengarah kepada pengakuan negara Palestina. Sikap itu sebagai bentuk kegeraman Prancis dan negara Eropa lain, termasuk Inggris, yang kehabisan kesabaran dengan pembangkangan Israel.

Pernyataan Macron belakangan ini jelas memicu kemarahan Israel dengan menuduhnya memimpin perang salib melawan negara Yahudi serta memberi penghargaan kepada para pejuang Palestina yang disebut Israel sebagai teroris.

Macron juga menegaskan tidak boleh ada standar ganda dalam perang di Gaza dan Ukraina. Ini mengacu pada adanya anggapan bahwa Uni Eropa berat sebelah merespons kedua perang tersebut. Selama ini Eropa terkesan hanya memberi perhatian kepada perang di Ukraina dengan mengutuk Rusia, sementara bungkam atas pengeboman Israel di Gaza.

Prancis bersama Arab Saudi akan memimpin konferensi mengenai Palestina di Markas Besar PBB New York pada Juni mendatang. Konferensi itu akan mengeksplorasi penyelesaian damai yang mengarah pada solusi dua negara. 

Macron mengatakan dia akan hadir dan telah menyarankan bahwa Prancis mungkin mengakui negara Palestina di konferensi tersebut.

Berbicara di Singapura, Macron menegaskan pembentukan negara Palestina bukan hanya kewajiban moral, melainkan syarat politik.

Dia juga mencantumkan enam syarat untuk mendirikan negara Palestina, pembebasan sandera Israel di Gaza, perlucutan senjata Hamas, pengecualian Hamas dari pemerintahan Palestina, mereformasi Otoritas Palestina di Tepi Barat, dan pengakuan Palestina terhadap negara Israel dan haknya untuk hidup dalam situasi aman, serta penciptaan arsitektur keamanan yang tidak ditentukan untuk seluruh wilayah.

Posting Komentar

0 Komentar

728