PTDI Indonesia Gandeng Perusahaan Turki Sediakan Power Distribution Unit untuk pesawat N219 dan CN235 - Zona Jakarta
ZONAJAKARTA.com - Terjadi kejadian menarik di Indo Defence 2024 yang saat ini sedang berjalan di Jakarta, yaitu pertemuan perusahaan Indonesia dengan beberapa perusahaan luar negeri.
Salah satunya PT Dirgantara Indonesia (PTDI) dengan ELSiS Elektronik sistemler Sanayi AȘ Turki yang telah menyepakati MoU kerja sama antar dua perusahaan.
“Di sela gelaran Indo Defence 2024 di hari kedua, PTDI sepakati MoU dengan perusahaan Turki ELSiS Elektronik sistemler Sanayi AȘ.
MoU itu ditandatangani oleh Direktur Niaga, Teknologi & Pengembangan PTDI, Moh Arif Faisal dan CEO ELSiS, Mert Sipahioğlu, disaksikan oleh Presiden SSB/Presidensi of Defense Industries Türkiye di booth SSB”, jelas PTDI lewat pres rilisnya (12/6/25).
Kerja sama yang akan terjadi adalah pengembangan dan produksi Power Distribution Unit untuk pesawat N219 dan CN235 buatan PTDI.
“MoU ini mencakup kerja sama pengembangan dan produksi Power Distribution Unit (PDU) untuk pesawat N219 dan CN235, termasuk proses sertifikasi dan kualifikasi”, lanjut PTDI
Selain itu, ELsiS Turki juga akan mendukung pemenuhan kebutuhan elektronika daya PTDI, serta membuka peluang keterlibatan industri tier 2-3 asal Turki dalam rantai pasok PTDI.
Kolaborasi ini juga akan mendorong pengembangan bersama solusi teknologi elektronika daya untuk sektor dirgantara dan pertahanan.
Baca Juga:
Sebagai pengingat, baik N219 maupun CN235 adalah dua pesawat yang saat ini dirakit di PTDI.
Bahkan PTDI adalah satu-satunya pabrikan dirgantara di dunia yang masih memproduksi kedua model pesawat itu.
Mengutip laman TNI AU (21/8/23), N219 adalah pesawat multiguna generasi baru yang dirancang untuk mengangkut 19 penumpang atau sekitar 2.313 kilogram.
Mesin pesawat ini diklaim efisien, membawa sistem avionik canggih, serta pintu kargo yang lebar untuk memudahkan mengubah konfigurasi pesawat.
PTDI merancang pesawatnya ini untuk memberikan keuntungan kepada operator dari aspek teknis dan ekonomi.
Pabrikan lokal Indonesia ini mengklaim bahwa N219 adalah pesawat yang mudah dirawat dan dioperasikan.
Selain sebagai platform angkut penumpang, N219 juga dapat diperuntukkan untuk Transportasi Pasukan, konfigurasi Evakuasi Medis, Transportasi Kargo, serta Pengawasan dan Search and Rescue (SAR).
Pesawat ini memakai dua mesin Pratt & Whitney Aircraft of Canada Limited PT6A-42 yang memberikan kecepatan maksimum hingga 210 knot atau 388 kilometer per jam.
Keberadaan pesawat N219 dianggap sangat krusial bagi Indonesia yang memiliki kondisi geografis yang menantang.
“Kepala Bappenas Rachmat Pambudy mengharapkan PTDI memperluas konektivitas antara kota besar dan kecil melalui pengembangan pesawat N219, terutama di wilayah dengan kondisi geografis yang menantang”, tulis Antara (15/11/24) dalam artikel “Bappenas harap PT DI perluas konektivitas pesawat N219”.
Baca Juga:
“Pesawat ini akan menjadi solusi penting untuk daerah yang selama ini sulit dijangkau, sehingga dapat mendorong pembangunan ekonomi daerah”, kata Kepala Bappenas, Rachmat Pambudy.
PTDI memang merancang pesawatnya ini untuk beroperasi di wilayah dengan karakteristik khusus, seperti elevasi tinggi, landasan pendek, dan kondisi cuaca yang sulit diprediksi.
Selanjutnya CN235, pesawat yang dulunya dibangun PTDI dengan pabrikan CASA Spanyol.
Semenjak CASA bergabung dengan Airbus di awal tahun 2000-an, maka PTDI adalah pemain tunggal pembuat pesawat CN235.
Fungsinya hampir sama dengan N219, tapi daya angkut CN235 lebih besar.
PTDI menjelaskan bahwa pesawat CN235 dapat membawa sekitar 35-50 orang atau 4-6 ton muatan kargo.
Muatan yang dibawanya biasanya pasukan tentara, peralatan medis, sampai penumpang biasa.
PTDI sudah membuat beberapa varian dari pesawat ini, yaitu CN235-220 yaitu versi terbaru dan CN235-220 MPA yang fungsinya sebagai pesawat patroli maritim.
***
Sumber: TNI AU, PTDI, ANTARA
/data/photo/2025/05/28/6836c17dd861e.jpg)
0 Komentar