Sekjen PBB Desak Iran dan Israel Hormati Gencatan Senjata | Sindonews
Table of Content
Dunia Internasional,Konflik Timur Tengah
Sekjen PBB Desak Iran dan Israel Hormati Gencatan Senjata | Halaman Lengkap


Makin mudah baca berita nasional dan internasional.
Rabu, 25 Juni 2025 - 06:45 WIB
Sekretaris Jenderal PBB António Guterres. Foto/tasnim
- Sekretaris Jenderal PBB António Guterres meminta Iran dan Israel untuk sepenuhnya mematuhi gencatan senjata. Dalam unggahannya di X, António Guterres mengatakan ia “menyambut baik pengumuman Presiden Trump tentang gencatan senjata antara Israel dan Iran” dan mendesak kedua belah pihak menghormatinya sepenuhnya.
“Pertempuran harus dihentikan, rakyat kedua negara telah terlalu menderita,” tulis dia.
“Saya sangat berharap gencatan senjata ini dapat ditiru dalam konflik lain di kawasan ini,” papar Guterres.
Sementara itu Senator Partai Republik Amerika Serikat (AS) Rand Paul telah meragukan klaim Iran hampir mendapatkan senjata nuklir dan mengajukan pertanyaan tentang dampak pemboman AS dan Israel terhadap negara tersebut.
“Apakah ini menghentikan mereka untuk mendapatkan senjata nuklir, atau justru memacu mereka untuk mendapatkan senjata nuklir? Saya pikir itu pertanyaan terbuka; kita akan mengetahuinya seiring berjalannya waktu,” ujar Paul kepada podcast War Room milik Bannon.
Trump pada hari Minggu mengatakan "muatan" bom yang penuh "meluluhlantakkan" situs nuklir Fordow, Natanz, dan Isfahan milik Iran.
Sementara itu, pejabat Iran belum merinci tingkat kerusakan dan telah berusaha mengecilkan signifikansi serangan tersebut.
Laporan media AS mengatakan upaya nuklir Iran hanya mengalami kemunduran beberapa bulan setelah serangan AS. Pernyataan itu ditolak keras oleh Gedung Putih.
Jeffrey Lewis, profesor nonproliferasi di Middlebury Institute of International Studies di Monterey, mengatakan serangan udara terhadap Iran pada akhirnya dapat menunjukkan keterbatasan tindakan militer untuk menekan ambisi atom.
"Saya tidak berpikir Anda dapat mengebom program nuklir hingga musnah," ujar dia.
Brian Katulis, peneliti senior di Middle East Institute, mengatakan Presiden Trump telah meningkatkan profil kepemimpinannya dengan serangan tersebut.
Dia menjelaskan, "Saat ini, dia tampak seperti orang tangguh yang menghasilkan hasil. Namun ketika debu mereda dan serangan balik datang, Anda akan berpikir, 'Tunggu sebentar, apakah kita lebih baik'?"
Baca juga: Jenderal Senior Garda Revolusi Islam Iran Muncul di Depan Publik setelah Rumor Ia Terbunuh
(sya)
Iklan - Scroll untuk melanjutkan
Iklan - Scroll untuk melanjutkan
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com,
Klik Disiniuntuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Infografis

Iran-Israel Perang, Ini Peta Pangkalan Militer AS di Timur Tengah