Skip to main content
728

SIPRUS DEPAK WARGA ISRAEL - Fusilat News

 Internasional,

SIPRUS DEPAK WARGA ISRAEL - Fusilat News

Oleh M Yamin Nasution, S.H.- Pemerhati Hukum

Analisa Geopolitik, Hukum dan Ekonomi

Pernyataan tajam datang dari Stefanos Stefanou, Sekretaris Jenderal AKEL, partai kiri terbesar di Siprus. Ia menyebut pembelian lahan oleh warga Israel di bagian selatan pulau itu sebagai ancaman terhadap kedaulatan nasional. Dalam pidato resminya, ia berkata:

“Negara ini sedang hilang. Kita berada di bawah pendudukan Israel.”

Pernyataan itu sontak memicu perhatian media internasional. Stefanou menuding terjadinya ekspansi properti oleh warga Israel secara tidak terkendali, terutama di kawasan strategis seperti Limassol dan Larnaca. Di sana, komunitas Israel-Yahudi disebut telah mendirikan sinagoga, sekolah, bahkan pusat ekonomi tersendiri. Yang paling mengkhawatirkan menurut Stefanou: terjadinya kolonisasi diam-diam lewat skema ekonomi.

Sejak pandemi COVID-19, dan terutama pasca perang Gaza–Hamas 2023, ribuan warga Israel mulai pindah ke Siprus. Namun angka ini melonjak signifikan pasca serangan udara Iran ke Israel pada awal 2024, serangan yang untuk pertama kalinya menembus wilayah udara dalam negeri Israel secara langsung. Dan ini adalah Migrasi Senyap dari Israel

Baca : https://fusilatnews.com/yahudi-israel-exodus-pergi-seperti-layang-layang-putus/

Rasa aman yang selama ini menjadi ilusi bagi warga Israel mulai goyah. Para ekspat dan kalangan kelas atas mencari tempat perlindungan alternatif, Siprus menjadi primadona. Letaknya dekat, masih dalam radius kendali budaya Yahudi–Eropa, namun jauh dari pusat konflik. Laporan terakhir menyebut komunitas Israel di Siprus kini mencapai lebih dari 12.000 jiwa, terbesar sepanjang sejarah.

Mereka datang karena keamanan, iklim ramah pajak, dan stabilitas politik lokal. Tapi gelombang ini membawa efek domino sosial, harga sewa melonjak, gentrifikasi tak terhindarkan, dan warga lokal merasa asing di tanahnya sendiri.

Yang dikhawatirkan bukan hanya tentang “orang asing” yang datang. Tapi karena munculnya komunitas eksklusif yang seolah hidup dalam negara sendiri: sekolah sendiri, bahasa sendiri, bank sendiri. Di tengah sejarah kelam Siprus yang masih terbelah akibat invasi Turki, ketegangan identitas menjadi sangat sensitif. Siprus Retak?

Stefanou mengusulkan regulasi baru untuk membatasi hak beli properti oleh warga negara non-Uni Eropa, dengan fokus khusus kepada warga Israel. Sebagian media menyebutnya xenofobia, bahkan antisemitisme terselubung. Tapi sebagian lainnya menganggapnya sebagai bentuk perlawanan terhadap kolonisasi ekonomi diam-diam yang menggerus ruang hidup warga lokal.

Di satu sisi, ini bisa dibaca sebagai ketakutan klasik atas kaum diaspora yang sukses. Namun di sisi lain, ini juga menunjukkan bahwa dunia pascaperang hari ini telah membuka babak baru kolonialisme, bukan lewat senjata, tapi lewat portofolio properti dan rekening bank.

Pertanyaannya bukan semata, “siapa yang datang?”

Tapi lebih dalam, “bagaimana mereka hadir, dan apakah negara cukup kuat menjaga ruang hidupnya dari dominasi tak kasatmata?” Kekhawatiran Antara Aman dan Menjajah.

Siprus, negeri yang masih trauma oleh luka penjajahan dan pendudukan, kini dihadapkan pada ironi: mereka yang datang untuk mencari aman, justru dianggap mengancam rasa aman warga asli.

Sumber:

Cyprus Mail, “AKEL Leader Raises Alarm Over Israeli Real Estate Purchases” (2024)

Times of Israel, “Cyprus’s Jewish Community Booms as Israelis Seek Safe Haven” (2024)

Jewish Chronicle, “Jewish Life in Cyprus Grows” (2023)

Kan 11 News, “Diaspora Growth in Limassol” (2024)

Cyprus Statistical Service, Migrasi dan populasi (2023)

European Jewish Congress, Cyprus Community Profile (2023)

IHRA, Cyprus Adoption of Antisemitism Definition (2022)

Al Jazeera,  “Iran–Israel Conflict Timeline 2024”

Haaretz, “After Iran’s Strike, Wealthy Israelis Flee to Europe” (2024)

Reddit r/Cyprus, Diskusi lokal soal harga sewa dan eksodus Israel

Posting Komentar

0 Komentar

728