Dunia Internasional,
Warga Israel Berlomba-lomba Beli Tanah di Siprus, Dikhawatirkan Jadi 'Tanah yang Dijanjikan Versi 2' - Halaman all - TribunNews


TRIBUNNEWS.COM - Siprus mencatat lonjakan pembelian tanah dan rumah oleh orang-orang Israel, terutama saat perang 12 hari antara Israel dan Iran meletus pada 13 Juni lalu.
Surat kabar Siprus, Politis, melaporkan kabar tersebut dengan headline "Seolah-olah itu adalah tanah perjanjian lainnya. Mengapa orang Yahudi membeli tanah di Siprus?".
Headline berita tersebut menyoroti klaim Zionist akan "tanah yang dijanjikan oleh Tuhan" di Palestina dalam upaya mereka untuk membenarkan pendudukan Israel.
Laporan Politis mengindikasikan jumlah orang Israel telah mencapai 15.000 dan mencatat masifnya aktivitas gerakan Yahudi, Chabad, di wilayah Siprus.
"Warga Israel yang tiba di pulau itu hampir mendirikan sebuah kota," menurut laporan tersebut yang dirilis pada hari Senin (23/6/2025).
Surat kabar tersebut mencatat orang-orang Israel telah menggunakan Siprus sebagai tujuan mereka selama pandemi COVID-19.
Selain itu, Politis juga melaporkan aktivitas gerakan Yahudi, Chabad, yang mulai membangun banyak fasilitas untuk menunjang kegiatan mereka di Siprus.
"Gerakan Chabad memiliki enam rumah, sebuah sinagoge, sebuah taman kanak-kanak, sebuah mikveh (pemandian Yahudi), sebuah pusat kashrut (badan Yahudi yang mengeluarkan sertifikasi halal menurut agama Yahudi), sebuah pemakaman, dan fasilitas kegiatan musim panas," lapor Politis.
Chabad adalah organisasi ekstremis yang tidak memercayai keberadaan warga Palestina, menyerukan pengusiran mereka dari Palestina yang diduduki, dan menentang perjanjian apa pun yang akan memberi mereka kemerdekaan.
Para anggota Chabad hadir di beberapa negara, termasuk Amerika Serikat (AS), Prancis, Kanada, dan Uni Emirat Arab (UEA), tempat mereka mendirikan pusat komunitas Yahudi, yang meliputi sinagoga dan gulungan Taurat.
Sementara itu, Stefanos Stefanou, Sekretaris Jenderal partai paling kiri AKEL (partai oposisi terbesar di Siprus), mengatakan orang Israel membeli tanah di negaranya tanpa pengawasan.
Baca juga: Ketakutan Warga Israel Meningkat, Ratusan Orang Kabur Naik Kapal ke Siprus
"Negara kami sedang direbut dari kami... Israel sedang menduduki kami," katanya dalam konferensi pers kepada anggota partainya pada hari Selasa (24/6/2025).
"Bahaya besar sedang datang... negara kita sedang hancur. Warga Israel membeli real estat di wilayah sensitif yang mengancam keamanan nasional," kata Stefano memperingatkan pemerintah Siprus.
"Kami mengamati perkembangan sebuah fenomena, yaitu Israel membangun ghetto dengan mendirikan sekolah dan sinagog Zionis. Kami melihat Israel membeli pusat-pusat ekonomi penting dan lahan yang luas di Siprus secara terorganisasi," katanya.
Komunitas Warga Israel Dirikan Area Tertutup 'Khusus Israel' di Siprus
Pemimpin Partai AKEL juga memperingatkan pemerintah Siprus harus membatasi pembelian tanah oleh warga negara non-Uni Eropa, khususnya warga Israel.
Terutama pembelian yang ditargetkan di Siprus untuk menciptakan komunitas berpagar di Larnaca dan Limassol.
Komunitas warga Israel juga membeli area-area tertentu secara massal, di mana dibuat area-area tertutup (komunitas berpagar) yang hampir tidak dapat diakses oleh siapa pun selain warga negara Israel.
"Karena Siprus berukuran kecil, dan terletak di kawasan yang bergejolak...kami akan terus menekankan perlunya mengambil langkah-langkah, tetapi pemerintah juga perlu bergerak," kata pemimpin AKEL Stefanou Stefanou kepada radio CyBC.
Ia mencatat, negara yang lebih besar dari Siprus, seperti Spanyol, Italia dan Jerman, memberlakukan pembatasan penjualan tanah kepada warga negara ketiga.
Partai AKEL telah mengajukan dua rancangan undang-undang di parlemen Siprus untuk membatasi pembelian tanah.
Rancangan undang-undang tersebut juga bertujuan untuk mengawasi proses bagi warga negara ketiga yang dapat memperoleh real estate di wilayah sensitif di dekat infrastruktur kenegaraan.
Menurut Stefanou, penduduk setempat sangat menyadari masalah tersebut, sambil menegaskan bahwa tindakan partainya bukan karena xenofobia atau anti-semitisme.
"Ini adalah tanggung jawab pemerintah untuk memastikan Siprus tetap berada di bawah kendali warga Siprus untuk selamanya," tegasnya.
Warga negara Israel tercatat sebagai pembeli properti asing terbanyak keempat di berbagai distrik di Siprus antara 2021 hingga Januari 2025.
Di Larnaca, mereka membeli 1.406 properti (481 bersertifikat), terutama berupa lahan luas dengan spa dan resor di kawasan seperti Pyla, Ormideia, dan Pervolia.
Di Limassol, warga Israel membeli 1.154 properti (511 bersertifikat), dan di Paphos 1.291 properti (867 bersertifikat).
Mereka hanya kalah jumlah dari warga negara Inggris, Rusia, dan Lebanon, sementara warga Siprus tetap menjadi pembeli terbesar secara keseluruhan, seperti diberitakan Cyprus Mail.
(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)
0 Komentar