Skip to main content
728

Status Perang Naik Jadi Menghukum Israel, Jenderal Iran: Rezim Zionis Abaikan Hukum Internasional - Halaman all - TribunNews

 Dunia Internasional, Konflik Timur Tengah,

Status Perang Naik Jadi Menghukum Israel, Jenderal Iran: Rezim Zionis Abaikan Hukum Internasional - Halaman all - Tribunnews

TRIBUNNEWS.COM - Angkatan Bersenjata Iran menaikkan status perangnya melawan Israel.

Dari operasi yang dilancarkan sejak Jumat (13/6/2025) berupa operasi peringatan pencegahan, kini operasi berganti menjadi operasi hukuman.

Kepala Staf Angkatan Bersenjata Iran Mayor Jenderal Abdolrahim Mousavi memimpin operasi tersebut.

Menurutnya, operasi hukuman yang sebenarnya akan segera dilaksanakan, dikutip dari Kantor Resmi Berita IranIRNA, Rabu (18/6/2025).

Mayor Jenderal Mousavi mengatakan, Israel mengabaikan semua hukum internasional yang diakui.

Yakni dengan terus membunuh sekitar 300 wartawan di Gaza dan Lebanon, rezim tersebut secara brutal menyerang personel media Penyiaran Republik Islam Iran (IRIB) dalam upaya untuk membungkam suara kebenaran.

Pernyataannya mengacu pada serangan Israel terhadap kantor pusat IRIB di Teheran pada hari Senin (16/6/2025).

Jenderal tinggi itu mengatakan bahwa penduduk wilayah yang diduduki, terutama Tel Aviv dan Haifa, diperingatkan untuk meninggalkan daerah tersebut demi keselamatan hidup mereka dan agar tidak menjadi korban keinginan kejam Perdana Menteri (PM) Israel, Benjamin Netanyahu.

Ia menambahkan, orang-orang yang mencari kebebasan di dunia dapat yakin bahwa negara besar Iran, dengan garda terdepan angkatan bersenjatanya, akan membalas darah para syuhada, tulis IRNA.

Saling Serang

Konflik mematikan antara Iran dan Israel memasuki hari keenam pada Rabu (18/6/2025).

Baca juga: Alasan Presiden Masoud Pezeshkian Undang Prabowo ke Iran saat Berkonflik vs Israel, Sikapnya Jelas

Kedua belah pihak memperluas serangan mereka.

Serangan udara Israel telah menewaskan sedikitnya 224 orang di Iran, termasuk beberapa komandan militer, ilmuwan nuklir, dan warga sipil Teheran.

Pihak berwenang Israel mengatakan bahwa sedikitnya 24 orang, termasuk wanita dan anak-anak, tewas dalam serangan Iran di wilayah mereka.

Pada Rabu pagi, militer Israel mengatakan pesawat tak berawak itu membunyikan sirene sekitar pukul 5:55 pagi waktu setempat dan telah ditembak jatuh.

Israel telah menargetkan Universitas Imam Hossein yang terkait dengan Garda Revolusi Iran di Teheran timur, menurut situs web berita Iran.

Diberitakan Sky News, serangan rudal Iran "membakar habis" laboratorium di sebuah universitas riset di Israel, menurut para karyawan.

Presiden Israel Isaac Herzog mengunjungi Institut Sains Weizmann, di Rehovot, hari ini setelah dihantam pada hari Minggu, menurut media Israel.

Di antara pekerjaannya, lembaga ini berkolaborasi dengan perusahaan militer dan pertahanan Israel.

“Rekan-rekan saya melakukan penelitian selama bertahun-tahun dan memiliki peralatan senilai jutaan dolar — dan sekarang semuanya hilang,” kata Mor Moria Shipony, seorang desainer grafis di pusat tersebut, kepada CNN. 

Dia mengatakan laboratorium itu telah "terbakar habis".

Serangan lain, Garda Revolusi Iran mengatakan telah menyerang pangkalan udara Israel yang digunakan untuk menyerang wilayah Iran, menurut Jaringan Berita Quds.

"Serangan ini akan terus berlanjut secara berurutan, kompleks, berlapis-lapis, dan bertahap," katanya.

UEA Desak DK PBB

Menteri luar negeri Uni Emirat Arab meminta Dewan Keamanan PBB untuk mengambil “tindakan mendesak dan perlu” guna memperoleh gencatan senjata antara Israel dan Iran.

Sheikh Abdulla bin Zayed al-Nahyan juga mengatakan bahwa diplomasi diperlukan untuk “mencegah situasi memburuk menjadi konsekuensi yang serius dan luas”.

Ia melanjutkan dengan memperingatkan bahwa tindakan sembrono dapat mengakibatkan konflik meluas hingga melampaui batas wilayah Israel dan Iran.

Pihaknya menyerukan tindakan segera untuk mengakhiri permusuhan “sebelum situasi semakin tidak terkendali”.

(Tribunnews.com/ Chrysnha)

Posting Komentar

0 Komentar

728