Dunia Internasional, Konflik Timur Tengah
Strategi AS akan Hancurkan Nuklir Iran Tanpa Turun Langsung, Dibocorkan Media Jerman - Halaman all - Tribunnews


TRIBUNNEWS.COM, ISRAEL - Dalam dua minggu ke depan, Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump, akan memutuskan apakah bergabung dengan Israel untuk menyerang Iran.
"Berdasarkan fakta bahwa ada kemungkinan besar negosiasi yang mungkin terjadi atau tidak dengan Iran dalam waktu dekat, saya akan membuat keputusan apakah akan melakukannya atau tidak dalam dua minggu ke depan. Itu adalah kutipan langsung dari Presiden Trump," kata kata Sekretaris pers Gedung Putih, Karoline Leavitt, pada Kamis (19/6/2025).
Sementara Rusia memperingatkan AS agar tidak melakukan intervensi militer terhadap Iran.
"Kami ingin memperingatkan Washington, khususnya, agar tidak melakukan intervensi militer dalam situasi ini," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia Maria Zakharova dalam sebuah konferensi pers di St. Petersburg, Kamis (19/6/2025).
"Ini akan menjadi langkah yang sangat berbahaya dengan konsekuensi negatif yang tidak dapat diramalkan," katanya dikutip dari RIA Novosti.
Strategi AS akan Diam-diam
Media Jerman Berliner Zeitung seperti dikutip RIA Novosti, Kamis (19/6/2025), mengulas kemungkinan strategi AS menyerang nuklir Iran.
AS mungkin secara diam-diam akan 'menyewakan' bom superberat GBU-57A/B dan pesawat pengebom B-2 ke Israel.
Lalu Israel yang akan menghancurkan sendiri pusat pengayaan uranium Fordow milik Iran yang terletak di bawah bunker itu.
"Namun kedua sekutu juga dapat mengambil pendekatan yang kreatif. Misalnya AS dapat memberikan bom dan pesawat kepada Israel, termasuk seorang pilot untuk satu atau dua misi sebagai semacam sewa jangka pendek dengan layanan penuh," tulis media itu.
Dengan cara itu, AS akan dianggap tidak terjun langsung untuk menyerang nuklir Iran.
Publikasi tersebut mencatat bahwa penggunaan bom superberat oleh Israel tidak akan melibatkan langsung AS sehingga tidak ada sanksi atau kecaman dari masyarakat internasional.
"Perang preventif, jika dilancarkan hanya atas nama kebaikan, tidak lagi dikenakan sanksi," artikel tersebut menekankan.
Satu-satunya Cara Hancurkan Nuklir Iran
Terletak jauh di bawah gunung di dalam bunker, lokasi nuklir Fordow milik Iran selalu menjadi target yang sulit bagi Israel.
Senjata Israel kesulitan mencapainya tetapi persenjataan Amerika Serikat (AS) diklaim mampu melakukannya.
Adalah pesawat pengebom B-2 Spirit Amerika, yang dilengkapi dengan salah satu bom non-nuklir terberat di dunia, diperkirakan menjadi satu-satunya gabungan pesawat dan bom yang mampu menghancurkan target seperti pabrik nuklir di Fordow.
Ini adalah senjata penghancur bunker GBU-57/B seberat 30.000 pon, yang juga dikenal sebagai Massive Ordinance Penetrator (MOP).
Apa itu B-2 dan MOP?
Israel sebenarnya memiliki angkatan udara yang canggih, dilengkapi dengan pesawat tempur siluman F-35i generasi kelima yang menargetkan banyak pertahanan udara Iran, ditambah jet F-15 dan F-16 yang kemudian menukik dengan bom dan rudal.
Namun negara ini tidak memiliki pesawat pengebom yang mampu mengangkut pesawat seperti GBU-57/B.
B-2 adalah satu-satunya pesawat yang diizinkan membawa penghancur bunker dalam pertempuran, meskipun B-52 telah menguji MOP.
B-2 Spirit yang dirancang secara unik dan memiliki kemampuan siluman memiliki dua awak dan mampu meluncurkan senjata konvensional atau nuklir.
Angkatan Udara AS memiliki 19 pesawat B-2A yang beroperasi, menurut International Institute for Strategic Studies (IISS) yang berbasis di Inggris, yang menerbitkan hitungan tahunan angkatan bersenjata dunia.
B-2 dirancang untuk menghindari pertahanan udara Uni Soviet dan melancarkan serangan nuklir, kata William Alberque, peneliti tamu di Henry L. Stimson Center dan mantan direktur Pusat Pengendalian Senjata, Perlucutan Senjata, dan Nonproliferasi Senjata Pemusnah Massal NATO .
Pesawat pengebom siluman, yang mampu menempuh jarak yang sangat jauh tanpa berhenti untuk mengisi bahan bakar, diadaptasi untuk membawa bom konvensional berukuran besar, katanya kepada Newsweek .
MOP merupakan turunan dari senjata yang dijuluki "induk dari semua bom" di era perang Irak, kata Alberque, tetapi ditingkatkan menjadi lebih kecil dan mampu menembus lebih jauh ke target yang lebih keras.
0 Komentar