5 Bandara Terkecil di Indonesia Jadi Penyelamat Daerah Terisolasi
5 Bandara Terkecil di Indonesia Jadi Penyelamat Daerah Terisolasi

Jakarta, Beritasatu.com - Indonesia memiliki lebih dari 500 bandara yang tersebar di seluruh penjuru Tanah Air. Di antara ratusan bandara tersebut, terdapat beberapa bandara terkecil di Indonesia yang berfungsi sangat krusial, terutama sebagai jembatan udara bagi daerah-daerah terpencil.
Meskipun ukurannya kecil, bandara-bandara ini memiliki peran strategis dalam mendukung mobilitas masyarakat dan distribusi logistik. Berikut lima bandara terkecil di Indonesia yang tetap menjadi tulang punggung transportasi udara di wilayahnya.
Deretan Bandara Terkecil di Indonesia
1. Bandara Teminabuan, Papua Barat
Bandara Teminabuan terletak di Papua Barat dengan landasan pacu sepanjang sekitar 800 meter. Terminal bandara ini sangat kecil dan hanya mampu menampung sekitar 50 penumpang. Rute penerbangan utamanya dilayani oleh maskapai pesawat kecil seperti Susi Air, yang menghubungkan Teminabuan dengan beberapa kota seperti Inanwatan, Manokwari, dan Sorong.
Meski tergolong bandara kecil, Teminabuan sangat vital sebagai jalur transportasi utama bagi masyarakat lokal serta distribusi logistik menuju daerah-daerah terisolasi di Papua Barat.
2. Bandara Wunopito, Lembata, Nusa Tenggara Timur
Bandara Wunopito yang berada di Kabupaten Lembata, NTT, memiliki landasan pacu sepanjang 1.200 meter. Bandara sederhana ini hanya melayani penerbangan rute Kupang-Lembata dengan pesawat kecil.
Meski sederhana, Bandara Wunopito menjadi penghubung penting antar pulau di kawasan tersebut, memudahkan akses warga terhadap layanan kesehatan, pendidikan, dan perdagangan.
3. Bandara Banda Andi Jemma, Masamba, Sulawesi Selatan
Bandara Banda Andi Jemma di Masamba, Sulawesi Selatan, memiliki terminal yang hanya mampu menampung sekitar 40 orang. Panjang landasan pacunya mencapai 1.400 meter. Bandara ini menghubungkan Masamba dengan beberapa daerah sekitar seperti Rampi dan Seko.
Bandara kecil ini memainkan peran strategis dalam mobilitas masyarakat yang tinggal di daerah dengan keterbatasan infrastruktur transportasi darat.
4. Bandara Pogogul, Buol, Sulawesi Tengah
Dengan landasan pacu sepanjang 1.546 meter, Bandara Pogogul di Buol, Sulawesi Tengah, menjadi pusat penerbangan domestik kecil di kawasan tersebut. Rute penerbangan yang dilayani antara lain menuju Gorontalo.
Walaupun ukurannya kecil, Bandara Pogogul memiliki peranan besar dalam distribusi logistik dan mobilitas warga di Buol dan sekitarnya.
5. Bandara DC Saudale, Rote, Nusa Tenggara Timur
Bandara DC Saudale terletak di Pulau Rote, NTT, dengan landasan pacu sepanjang 1.650 meter dan terminal yang mampu menampung sekitar 100 penumpang. Bandara ini melayani penerbangan rute Rote-Kupang dan Rote-Sabu.
Sebagai satu-satunya jalur udara utama di Pulau Rote, Bandara DC Saudale menjadi kunci konektivitas antar pulau di wilayah Nusa Tenggara Timur.
Keberadaan bandara-bandara kecil di Indonesia bukan tanpa alasan. Dengan kondisi geografis negara yang terdiri dari ribuan pulau, bandara-bandara kecil ini sangat cocok untuk melayani pesawat berukuran kecil yang efisien dan ekonomis.
Mereka menjadi jalur transportasi utama masyarakat lokal untuk mengakses kebutuhan dasar, layanan pendidikan, kesehatan, hingga pendistribusian barang dan logistik. Meskipun fasilitasnya terbatas, bandara-bandara ini memegang peranan penting sebagai pusat aksesibilitas publik dan penggerak ekonomi lokal.