ASN Menumpuk di Papua, 35 Persen APBD Habis Tersedot Gaji Pegawai - TribunNews
ASN Menumpuk di Papua, 35 Persen APBD Habis Tersedot Gaji Pegawai - TribunNews

Banyak ASN masih tinggal dan bekerja di Papua induk, padahal mereka seharusnya bertugas di provinsi baru.
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA — Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian mengungkap lonjakan belanja pegawai di Provinsi Papua usai pemekaran wilayah.
Menurutnya, 35 persen Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) kini terserap hanya untuk membayar gaji Aparatur Sipil Negara (ASN) yang menumpuk dan belum berpindah ke daerah otonomi baru (DOB).
Menteri Tito menyampaikan hal ini saat melantik Agus Fatoni sebagai Penjabat (Pj) Gubernur Papua, menggantikan Mayjen (Purn) Ramses Aburaksa Limbong di Jakarta, Senin (7/7/2025).
Dalam sambutannya, Tito menyebut pelantikan ini penting karena menyangkut keberlanjutan kepemimpinan di Papua, terutama dalam menghadapi dampak pemekaran wilayah.
“Acara yang sederhana ini memiliki arti sangat besar bagi Provinsi Papua karena merupakan pergantian pejabat puncak, pimpinan tertinggi pemerintahan yang berpusat di Dok II Jayapura,” ujar Tito.
Tito mengapresiasi kinerja Ramses yang menjaga stabilitas keamanan selama menjabat, meski Papua sedang menghadapi tantangan besar pasca dimekarkan menjadi empat provinsi: Papua, Papua Selatan, Papua Tengah, dan Papua Pegunungan.
Pegawai Tak Pindah, Beban APBD Meningkat
Menurut Tito, salah satu tantangan utama pascapemekaran wilayah adalah distribusi pegawai negeri sipil (PNS).
Banyak ASN masih tinggal dan bekerja di Papua induk, padahal mereka seharusnya bertugas di provinsi baru.
“Masih banyak jumlah pegawai di Papua yang seharusnya dibagi ke Papua Selatan, Papua Tengah, dan Papua Pegunungan,” kata Tito.
Baca juga: Cak Imin Kaget Ada PSK di IKN: Waduh!
Hal ini menyebabkan beban fiskal menumpuk di Papua. Pendapatan daerah menurun karena harus dibagi, tapi belanja pegawai tetap tinggi.
“Sekitar 30 sampai 35 persen APBD Papua terserap hanya untuk belanja pegawai,” ungkapnya.
Solusi: Promosi dan Insentif Pemindahan
Tito mengakui bahwa memindahkan pegawai bukan perkara mudah. Banyak ASN enggan berpindah tugas karena alasan keluarga, tempat tinggal, dan pendidikan anak-anak mereka.
“Ini jadi PR kita semua. Bagaimana caranya agar para pegawai ini mau pindah ke daerah baru. Mungkin lewat promosi jabatan atau insentif lainnya,” ujar Tito.
Ia berharap ada langkah strategis untuk mendorong pemerataan pelayanan publik di seluruh wilayah Papua, demi mendukung efektivitas pemerintahan pascapemekaran.
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Klik Di Sini!

Video Player is loading.
Current Time 0:00
Duration 1:17
Remaining Time 1:17
Â

Pesawat Militer Israel Putar Balik Gagal Serang Jantung Kota Yaman, Houthi Tangkis Gempuran IDF

Jenderal Iran: Stok Rudal Kami Tak akan Habis, Bahkan untuk Serang Israel Setiap Hari selama 2 Tahun

'Free Palestine' Menggema di Stadion Afrika, Suporter Bela Gaza Lawan Israel & Kibarkan Bendera

Roy Suryo Soroti Video Jokowi Asyik Main ATV di Pantai: Asli tapi Kapan Waktunya Masih Tanda Tanya

Respons China seusai Trump Ancam Tarif Tambahan 10% ke Negara BRICS: Kami Tidak Terlibat Konfrontasi

Viral Video Detik-detik Penumpang Kereta Api Sancaka Dilempar Batu, Mata Kena Serpihan Kaca

Detik-detik Banjir Terjang Ciputat Tangsel seusai Hujan Deras, Rumah Warga hingga Jalanan Terendam

Ogah Kirim S-400 ke Iran saat Digempur Israel, Rusia Diduga Takut Teknologinya Dicontek China

Tak Hanya Rusia, China Ikut Abaikan Iran seusai Dikeroyok AS-Israel, Ternyata Tak Kirim Bantuan

Jalani Usaha Tempe, Mbak Ning Olah Tempe Secara Manual, Proses Tiga Hari