Bapanas Ogah Sebut Istilah Beras Oplosan, tetapi Tidak Sesuai Mutu - Beritasatu
Bapanas Ogah Sebut Istilah Beras Oplosan, tetapi Tidak Sesuai Mutu

Jakarta, Beritasatu.com - Badan Pangan Nasional (Bapanas) menyebut ogah menyebut istilah oplosan dalam maraknya praktik penyelewengan tata niaga penjualan beras saat ini.
Kepala Bapanas Arief Prasetyo Adi mengatakan, praktik beras oplosan yang sedang ditumpas oleh pemerintah tersebut, lebih tepat disebut sebagai beras yang tidak sesuai standar mutu.
"Saya mungkin tidak menyampaikan oplosan, karena oplosan itu biasanya diksinya biasanya negatif. Sedangkan beras utuh memang nature-nya ada blending. Namun, yang tidak boleh itu beras tidak sesuai mutu, apalagi tidak sesuai yang dijanjikan," terang Arief dalam tayangan Investor Daily Talk, Senin (28/7/2025).
Lebih lanjut, Arief menjelaskan umumnya praktik beras oplosan ini, yakni informasi yang tertera di kemasan, tidak sesuai dengan kualitas dari isi beras yang dipasarkan.
"Misalnya dalam packaging itu tertera beras premium atau beras medium, kalau begitu disampaikan sesuai dengan yang tertulis di kemasan. Bila premium, berarti beras yang maksimum pecahan atau broken rice-nya maksimal 15%," jelas Arief.
Sementara, temuan yang didapatkan oleh Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman beserta Satgas Pangan Polri, lanjut Arief, kualitas isi beras yang ditemukan pada tiga pekan lalu ternyata berbeda dengan informasi yang tercantum dalam kemasan.
"Dari 200 sampel yang ditemukan, itu memang berbeda dengan informasi yang disampaikan antara label dengan isinya. Jadi broken rice-nya ada yang lebih dari 20% dan ada yang 30%," katanya.
Tak hanya itu, Arief mengungkapkan banyak oknum penjual beras yang memasarkan kuantitas isi beras yang tidak sesuai. Dalam hal ini, dia menjelaskan banyaknya praktik penjualan beras yang beratnya tidak sesuai timbangan.
"Kemudian yang kuantitasnya tidak sesuai, di kemasan tertulis lima kilogram tetapi ternyata ditimbang beratnya tidak sama dengan yang tertera," terang Arief.
Sebelumnya diketahui, Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman mengungkapkan mengapa pemerintah tidak menarik merek-merek beras berkemasan yang ditengarai telah dioplos beredar di pasaran.
Amran mengatakan, pemerintah hanya meminta agar para produsen beras untuk menurunkan harga jual untuk masyarakat.
Hal ini disampaikan Mentan Amran selepas menghadiri rapat koordinasi terbatas (rakortas) di kantor Kementerian Koordinator bidang Pangan (Kemenko Pangan) yang membahas perihal tindak lanjut praktik manipulasi dan pengoplosan beras, Jumat (25/7/2025).
Amran mengatakan, merek beras yang ditemukan sudah terbukti mengoplos kualitas dan mutunya, pemerintah hanya meminta agar diturunkan seluruh harganya, baik kelas premium maupun medium.
"Tidak usah (merek beras ditarik dari pasaran), yang penting diturunkan harganya," ujar Amran.
Mentan Amran mengatakan, saat ini pemerintah bersyukur karena berdasarkan temuan dari Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tito Karnavian dan Mabes Polri, harga jual beras sudah turun.
"Sekarang ini alhamdulillah, tadi sesuai keterangan Pak Mendagri juga dari Bareskrim Mabes Polri, harga sudah turun khususnya premium," jelas Amran.
Lebih lanjut, Amran mengimbau kepada para produsen beras untuk segera menurunkan harga beras berdasarkan kualitasnya.
"Kami minta seluruh beras premium dan medium, turunkan harga sesuai dengan kualitasnya, titik," pungkas Amran.