ZONAJAKARTA.com - Perusahaan Turki Electronic Warfare Systems Engineering (EHSIM) siap melengkapi jet tempur KAAN dengan peralatan “generasi berikutnya”.

Tujuannya untuk meningkatkan kemampuan bertahan KAAN terhadap ancaman radar dan drone canggih.

Peralatan pertama disebut RF Active Expendable Decoy Systems (SIS).

SIS adalah alat umpan sekali pakai yang dirancang untuk "mengakali" sistem deteksi musuh dan menjaga jet tetap aman dari ancaman udara.

Kabarnya, teknologi ini dapat membuat satu pesawat tampak sebagai 10 hingga 20 target terpisah di radar musuh.

Alhasil menimbulkan kebingungan dan melemahkan daya tembak musuh, seperti yang dilaporkan laman nextgendefense.com dalam artikel berjudul "KAAN Fighter Jet to Get Advanced Decoys That Flood Enemy Radars With False Targets" terbitan 25 Juli 2025.

Sistem kedua dikenal sebagai Jammer Integrated Nullification Node (JINN).

JINN menargetkan drone musuh dengan mengirimkan sinyal palsu untuk mengganggu sensor dan sistem pemandu mereka.

Ia melengkapi pendekatan berbasis umpan SIS dengan pengacauan elektronik internal.

Kedua produk tersebut merupakan bagian dari program sistem penyaluran tindakan pencegahan (CMDS) perusahaan, yang bertujuan untuk memberikan peningkatan perlindungan kepada pesawat Turki.

Baca Juga:

Kepala Eksekutif EHSIM Fatih Say mengatakan perusahaan sekarang bergerak maju dengan produksi massal setelah menyelesaikan uji produk.

Produk SIS dan JINN hadir pada saat ancaman udara semakin canggih, dengan amunisi modern mendapatkan kemampuan AI dan sensor inframerah canggih.

"Saat ini, rudal terus berevolusi dan menjadi lebih pintar. Kami berupaya membuat solusi ini lebih rasional dan mengintegrasikan kecerdasan ke dalam prosesnya," ujar Say.

Melalui program CMDS, Say mengatakan EHSIM memanfaatkan lebih dari dua dekade keahlian peperangan elektronik untuk meningkatkan perlindungan wilayah udara Turki.

"Kami terutama mengembangkan solusi peperangan elektronik untuk platform udara. Peperangan elektronik sebenarnya adalah bidang di mana teknik berada pada puncaknya, di mana kita saling berinteraksi di seluruh spektrum tanpa amunisi apa pun," tambahnya.

KAAN, jet tempur generasi kelima Turki, diperkirakan akan diluncurkan pada tahun 2028.

Indonesia sendiri bakal menjadi pelanggan pertama kAAN.

Turki dan Indonesia telah menyelesaikan penjualan 48 unit jet tempur KAAN.

Momen itu terjadi dalam sebuah upacara di Pameran Industri Pertahanan Internasional (IDEF) 2025 di Istanbul pada Sabtu (26/7/2025) kemarin.

Perwakilan dari kedua belah pihak menandatangani perjanjian yang menjadikan Indonesia sebagai pembeli pertama jet tempur KAAN.

"Dengan stabilitas politik yang memungkinkan proyek-proyek jangka panjang, serta visi dan kepemimpinan kuat Presiden kami, Recep Tayyip Erdogan, industri pertahanan kami semakin berkembang setiap tahunnya," ujar Wakil Presiden Cevdet Yilmaz dalam sebuah pernyataan di X setelah upacara tersebut.

Baca Juga:

"Semoga perjanjian KAAN pesawat tempur nasional kami dengan Indonesia membawa berkah," ujarnya, mengutip laman Daily Sabah dalam artikel berjudul "Türkiye, Indonesia finalize historic sale of 48 Kaan fighter jets" terbitan 26 Juli 2025.

Sebelumnya, Turki juga memperkenalkan rudal jelajah baru bernama SOM-M yang dirancang khusus untuk melengkapi gudang persenjataan KAAN.

Perkembangan terbaru itu diumumkan oleh situs SavunmaSanayiST dalam artikel berbahasa Turki berjudul "KAAN’a özel yeni füze: SOM-M" terbitan 6 Juli 2025.

TUBITAK SAGE, sebuah Institut Penelitian dan Pengembangan Industri Pertahanan Turki, merupakan pihak dibalik pengembangan rudal tersebut.

SOM-M adalah varian paling canggih dalam keluarga SOM (Rudal Stand-Off) Turki.

Ia dirancang untuk diintegrasikan ke dalam ruang senjata internal jet tempur KAAN, sehingga mengurangi tanda radarnya.

SOM-M dirancang untuk menyerang target darat dan laut yang diam maupun bergerak, termasuk pangkalan militer dan infrastruktur penting.

Rudal ini membawa hulu ledak seberat 230 kilogram, berat total sekitar 600 kilogram, dan panjang hampir 4 meter.

Jangkauannya melebihi 250 kilometer.

Baca Juga:

Produsen pertahanan Turki Roketsan akan menangani produksinya.

Fitur utama rudal SOM-M adalah kemampuan penargetan ulang saat terbang, yang dimungkinkan melalui sambungan komunikasi internal.

Hal itu memungkinkan rudal untuk menyesuaikan lintasan atau targetnya di tengah penerbangan sebagai respons terhadap kondisi medan perang yang terus berubah.

Program SOM diluncurkan pada bulan April 2006 untuk memenuhi kebutuhan Angkatan Udara Turki akan senjata serang presisi jarak menengah, dengan TUBITAK SAGE sebagai kontraktor utama.

***