Sosial Media
powered by Surfing Waves
0
News
    Home Amerika Serikat Featured pinfo Tarif Impor

    Daya Saing Produk Lokal Terancam Imbas Tarif Impor AS untuk Indonesia 32 Persen - Halaman all - Tribun-timur

    2 min read

     

    Daya Saing Produk Lokal Terancam Imbas Tarif Impor AS untuk Indonesia 32 Persen - Halaman all - Tribun-timur


    TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR -Daya saing produk lokal dinilai terancam akibat tarif Impor Amerika Serikat (AS) untuk Indonesia.

    Tarif impor sebesar 32 persen terhadap produk-produk Indonesia mulai 1 Agustus 2025. 

    Kebijakan ini diambil oleh Presiden Donald Trump sebagai upaya untuk mengoreksi defisit perdagangan AS yang dinilai tidak seimbang.

    Wakil Ketua Umum Kamar Dagang Indonesia (Kadin) Sulawesi Selatan (Sulsel), Satriya Madjid menilai, dampak tarif Impor AS terbilang besar bagi Sulsel.

    “Dampak (tarif Impor AS) sangat terasa, karena di kita unggulan rumput laut, nikel, biji logam, kakau, dan sebagainya,” katanya, saat dihubungi Tribun-Timur.com, Senin (14/7/2025).

    Satriya Madjid merincikan, ketika Amerika Serikat menurunkan permintaan ke Indonesia, maka penghasilan turun. 

    Baca juga: Amerika Serikat Resmi Tetapkan Tarif Impor 32 Persen, Disperindag Sulsel Pede Tak Terdampak

    Begitu juga ketika produk Cina tidak mampu masuk Amerika karena tarifnya tinggi, produknya akan membanjiri Indonesia, seperti baja. 

    “Baja ini (Cina) dia lebih murah, sehingga industri baja lokal tidak mampu bersaing dengan Cina,” jelas Satriya Madjid.

    Ia berharap, pemerintah Indonesia memperkuat timnya dengan mencari pasar baru.

    Lebih lanjut, Satriya Madjid memaparkan, delegasi Belanda lengkap dengan tim ekonomi telah berdiskusi dengan Kadin Sulsel.

    Mereka membahas penjajakan beberapa pasar yang dinilai kompeten.

    Lalu pihak Kementerian Luar Negeri juga telah datang juga ke Sulsel untuk komunikasi bersama Kadin. 

    Satriya Madjid menambahkan, pengusaha bisa saling membantu dalam penggunaan produk dalam negeri.

    “Mari kita cerdas membantu pengusaha Indonesia, bisa saling membantu. Lebih banyak menggunakan produk dalam negeri, tidak tergantung pada impor. Produk olahan seperti aluminium, tetap digunakan supaya industri dalam negeri terjaga,” tambahnya.

    Sebelumnya, Pengamat Ekonomi dari Universitas Bosowa (Unibos), Dr Lukman menilai kebijakan AS ini akan memberikan berbagai dampak bagi Indonesia, salah satunya peningkatan biaya impor.

    Peningkatan biaya impor pun akan memengaruhi kualitas data saing produk Indonesia.

    “Produk-produk Indonesia yang masuk ke AS akan menjadi lebih mahal, sehingga dapat mengurangi daya saing di pasar AS,” katanya.

    Tarif yang tinggi juga dinilai dapat mengurangi volume ekspor Indonesia ke AS, yang pada akhirnya berdampak pada perekonomian nasional.

    Kendati demikian, menurut Lukman, ada kemungkinan peluang investasi dari kebijakan tersebut.

    “AS menawarkan kemudahan izin usaha bagi perusahaan Indonesia yang mau memproduksi langsung di AS, sehingga dapat meningkatkan investasi,” jelas Lukman.(*)

    Komentar
    Additional JS