Sosial Media
powered by Surfing Waves
0
News
    Home Donald Trump Dunia Internasional Featured Jeep pinfo Tarif Impor

    Dihajar Tarif Trump, Jeep Tekor Rp44 Triliun | Sindonews

    4 min read

     Dunia Internasional, 

    Dihajar Tarif Trump, Jeep Tekor Rp44 Triliun | Halaman Lengkap

    logo-apps-sindo

    Makin mudah baca berita nasional dan internasional.

    Selasa, 22 Juli 2025 - 17:19 WIB

    Dihajar Tarif Trump,...

    Produsen mobil global Stellantis, pemilik merek Jeep, mencatatkan kerugian terdampak tarif AS. FOTO/Stellantis

    JAKARTA 

    - Produsen mobil global Stellantis, pemilik merek Jeep, mencatatkan kerugian bersih sebesar 2,3 miliar euro atau setara Rp44 triliun pada paruh pertama tahun ini. Kerugian terutama disebabkan dampak awal tarif baru yang diberlakukan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump serta perubahan regulasi yang berdampak signifikan pada keuangan perusahaan.

    Berdasarkan laporan keuangan sementara yang belum diaudit, Stellantis melaporkan pendapatan bersih perusahaan turun 12,6 persen secara tahunan menjadi 74,3 miliar euro. Penurunan tersebut terjadi di tengah lesunya penjualan kendaraan khususnya di pasar Amerika Utara.

    Baca Juga: China Undang 30 Negara Bahas Dedolarisasi, Pimpin Langkah Global Akhiri Dominasi Dolar AS

    Dikutip dari AFP, volume penjualan di kawasan tersebut anjlok 25 persen pada kuartal II-2025 dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Secara global, penjualan kendaraan Stellantis juga mengalami penurunan sebesar 6 persen pada kuartal II, setelah sebelumnya turun 9 persen pada kuartal I.

    Stellantis menyatakan, dampak awal dari tarif impor kendaraan AS telah menggerus kinerja perusahaan sebesar 300 juta euro dan menghambat upaya penyesuaian strategi bisnis di Amerika Utara. Tarif baru yang diberlakukan sebesar 25 persen dikenakan pada kendaraan impor yang tidak dirakit sebagian besar di kawasan Amerika Utara, membuat banyak produsen otomotif global, termasuk Stellantis, kesulitan untuk menyesuaikan rantai pasok mereka.

    Perusahaan yang juga menaungi merek Peugeot, Citroen, dan Fiat ini jatuh ke dalam kerugian setelah mencatat biaya non-operasional sebesar 3,3 miliar euro. Biaya tersebut terutama berasal dari pembatalan sejumlah program, penurunan nilai aset platform produksi, serta dampak bersih dari regulasi baru AS yang menghapus penalti CAFE (Corporate Average Fuel Economy) dan biaya restrukturisasi.

    Baca Juga: Negosiasi Dagang AS-China Memanas, Sasar Pembelian Minyak Rusia dan Iran

    Perubahan kebijakan energi dan iklim yang diadopsi pemerintah AS belakangan ini juga memaksa banyak produsen otomotif global untuk melakukan penyesuaian besar, baik dalam investasi maupun struktur bisnis mereka.

    Hingga saat ini, Stellantis belum merilis rincian strategi lanjutan untuk mengatasi tekanan di pasar AS. Namun, perusahaan menyatakan tengah mengkaji langkah-langkah restrukturisasi guna memulihkan profitabilitas pada paruh kedua tahun ini. Stellantis berkomitmen untuk mencari solusi yang efektif agar dapat kembali bersaing di pasar otomotif yang semakin ketat.

    (nng)

    Iklan - Scroll untuk melanjutkan

    Iklan - Scroll untuk melanjutkan

    wa-channel

    Follow WhatsApp Channel SINDOnews untuk Berita Terbaru Setiap Hari

    Follow

    Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com,

    Klik Disini 

    untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!

    Infografis

    Judi Politik Elon Musk:...

    Judi Politik Elon Musk: Tesla Bakar Uang Rp1.100 Triliun Usai Umumkan Partai Baru

    Komentar
    Additional JS