Sosial Media
powered by Surfing Waves
0
News
    Home Featured Jepang Kesehatan Kuliner pinfo

    Dikenal Banyak Manfaat bagi Kesehatan, Kaktus Jadi Tren Kuliner Baru di Jepang - VOI

    5 min read


    Dikenal Banyak Manfaat bagi Kesehatan, Kaktus Jadi Tren Kuliner Baru di Jepang

    Dinno Baskoro

    JAKARTA

    JAKARTA - Jepang tengah dilanda tren kuliner yang cukup unik dan menarik, yakni makan kaktus. Bukan sembarang kaktus, tanaman yang kini digemari adalah prickly pear cactus atau dalam bahasa ilmiahnya Opuntia.

    Dilansir dari laman South China Morning Post, kaktus ini dikenal sebagai salah satu superfood karena kandungan gizinya yang tinggi serta kemampuannya tumbuh di kondisi ekstrem. Hal ini membuatnya cocok sebagai pangan masa depan.

    Di berbagai wilayah Jepang, terutama di Kota Kasugai, kaktus kini hadir dalam beragam sajian. Mulai dari quiche kaktus, roti panggang ala pizza, tempura kaktus, mi dingin Tiongkok dengan kaktus, hingga sate kaktus.

    Rasanya yang ringan dan menyegarkan membuatnya mudah dikombinasikan dengan bahan makanan lain. Bahkan, banyak yang menikmatinya mentah sebagai lalapan sehat.

    Tak hanya unik, kaktus prickly pear juga kaya manfaat. Tanaman ini mengandung banyak mineral penting, serat makanan, dan nutrisi lain yang baik untuk tubuh.

    Di Universitas Chubu, Jepang, penelitian terbaru menunjukkan bahwa bubuk prickly pear dapat meningkatkan kadar mucin, sejenis protein yang melapisi usus dan membantu mencegah serangan virus, serta memperkuat sistem imun. Hal ini menambah kuat alasan kaktus disebut sebagai makanan fungsional yang menjanjikan.

    Pasangan petani Deguchi di Kasugai menjadi salah satu pelopor budidaya kaktus yang dapat dimakan. Sejak 2015, mereka telah mengembangkan lebih dari 700 tanaman kaktus di lahan sawah milik mereka.

    Produk mereka, yang diberi nama Taiyonoha (Daun Matahari), dijual di toko daring, supermarket lokal, hingga dipasok ke restoran mewah. Bahkan, kaktus ini juga dipasarkan sebagai pakan untuk peliharaan kura-kura.

    Kaktus prickly pear sendiri sebenarnya sudah lama menjadi makanan pokok di Amerika Latin. Namun di tangan kreatif warga Jepang, kaktus ini kini mendapat sentuhan lokal. Mulai dari disajikan dengan taburan katsuobushi di atas nasi, hingga dijadikan kari.

    Dari sisi pertanian, kaktus juga menawarkan banyak keunggulan. Tanaman ini tidak memerlukan pestisida, tahan terhadap hujan lebat, dan mampu hidup meskipun akar terendam air. Ini membuatnya menjadi tanaman ideal dalam menghadapi perubahan iklim dan krisis pangan global.

    Bahkan, Organisasi Pangan dan Pertanian Dunia (FAO) pernah menyatakan pada tahun 2017 bahwa prickly pear berpotensi besar sebagai sumber pangan tahan iklim yang dapat menyuplai makanan, pakan ternak, dan bahkan air, terutama di wilayah-wilayah yang rawan kekeringan.

    Saat ini, tren makan kaktus mulai meluas ke berbagai wilayah Jepang. Jaringan supermarket besar seperti Watahan Super Centre telah mulai menjual kaktus di beberapa cabangnya. Mereka berharap masyarakat Jepang bisa menerima kaktus sebagai sayuran umum sehari-hari.

    Prickly pear cactus atau kaktus buah pir berduri tengah menjadi tren kuliner baru yang disukai masyarakat pecinta makanan sehat. Tanaman dari genus Opuntia ini dikenal memiliki kandungan nutrisi tinggi seperti serat pangan, mineral, dan antioksidan, menjadikannya layak disebut sebagai superfood. Rasanya yang ringan dan menyegarkan membuatnya mudah diolah dalam berbagai menu.

    Mulai dari quiche kaktus, tempura kaktus, ramen kaktus, sate kaktus, hingga mi dingin ala Tiongkok dengan irisan kaktus, semua tengah bermunculan di restoran dan rumah makan Jepang. Bahkan beberapa sekolah di kota Kasugai menyajikan kari kaktus dengan korokke (kroket) untuk menu makan siang para siswa.

    "Saya yakin kaktus ini punya potensi besar sebagai makanan fungsional," ungkap Mamoru Tanaka, dosen nutrisi dari Universitas Chubu, yang terlibat dalam riset pengembangan pangan kaktus.

    Bahkan penelitian di universitas tersebut menunjukkan bahwa tikus yang diberi campuran bubuk kaktus dalam makanannya mengalami peningkatan kadar mucin, protein yang melindungi permukaan usus dari virus, serta meningkatkan daya tahan tubuh.

    Salah satu pelopor kaktus konsumsi di Jepang adalah pasangan Deguchi, petani asal Kasugai, Prefektur Aichi. Sejak 2015, mereka telah membudidayakan lebih dari 700 tanaman prickly pear di lahan sawah bekas yang kini menjadi kebun kaktus. Produk mereka yang diberi label "Taiyonoha" (Daun Matahari), dijual seharga sekitar 1.800 yen atau Rp202 ribu per kilogram dan tersedia di supermarket lokal, toko daring, serta restoran kelas atas.

    "Rasanya enak dan teksturnya unik. Bahkan hanya dengan nasi dan taburan katsuobushi saja sudah lezat," ujar Deguchi, sambil menunjukkan berbagai resep di situs mereka seperti quiche kaktus yang lembut dan kenyal.

    Tanaman ini juga terkenal tahan banting. Kaktus prickly pear bisa tumbuh tanpa pestisida, tahan terhadap hujan deras, dan tetap hidup meski akarnya tergenang. Karakter ini menjadikannya solusi pangan masa depan.

    Organisasi Pangan dan Pertanian Dunia (FAO) pun telah menyoroti manfaat besar kaktus ini dalam laporan tahun 2017. Kaktus disebut sebagai tanaman yang mampu tumbuh di lahan kering, menyediakan pangan, pakan, dan air cadangan bagi manusia maupun hewan ternak.

    Kini, supermarket besar seperti Watahan Super Centre mulai memasarkan kaktus sebagai bahan makanan umum. Harapannya, kaktus bisa menjadi sayuran biasa di dapur rumah tangga Jepang, dan bukan lagi sekadar tanaman estetik.

    "Kami ingin meningkatkan kesadaran masyarakat dan menjadikan kaktus sebagai sayuran yang umum dikonsumsi." ujar perwakilan Watahan.

    Dengan segudang manfaat, cita rasa yang unik, dan kemampuan bertahan di iklim ekstrem, tak heran jika kini makan kaktus menjadi gaya hidup baru di Jepang, yakni sehat, berkelanjutan, dan lezat.

    Awesome
    Needs Work
    Contact
    Komentar
    Additional JS