Enam Bayi Diselamatkan dari Sindikat Perdagangan Orang, Begini Kondisinya - Kompas

BANDUNG, KOMPAS.com – Enam bayi berhasil diselamatkan dari sindikat perdagangan orang yang beroperasi lintas daerah hingga ke luar negeri. Lima bayi berasal dari Kabupaten Bandung, sedangkan satu lainnya dari Karawang.

Kepala Bidang Humas Polda Jawa Barat, Kombes Pol Hendra Rochmawan, mengatakan bayi-bayi tersebut direkrut oleh seorang perempuan berinisial AF yang juga berdomisili di Bandung.

“Ada satu saja korban ini di daerah Jabodetabek, di Karawang. Kelimanya semuanya ada di Kabupaten Bandung,” kata Hendra di Mapolda Jabar, Kota Bandung, Jawa Barat.

AF disebut mengambil bayi langsung dari orangtuanya saat proses persalinan. Setelah itu, bayi dibawa ke penampungan yang dikelola tersangka lain berinisial Y dan YN. Bayi-bayi tersebut kemudian disalurkan melalui perantara S dan L kepada orang-orang yang ingin mengadopsi di Singapura.

“AF itu juga orang Bandung. Tersangka ini juga orang Bandung,” ujar Hendra.

Setelah menemukan calon orangtua angkat, para pelaku membawa bayi ke Jakarta dan Pontianak. Di dua lokasi penampungan itu, pelaku menyiapkan identitas serta dokumen untuk memproses adopsi di luar negeri.

“Di sana juga menyiapkan berbagai identitas untuk penyiapan orangtua yang saat ini di Indonesia dan nanti di Singapura,” jelas Hendra.

Direktur Kriminal Umum Polda Jabar, Kombes Pol Surawan, mengatakan saat ini enam bayi telah berhasil diamankan dan sedang dirawat di panti.

“Ada di panti, sementara dalam kondisi sehat. Setiap hari kita cek dan kontrol, sehingga kondisi bayi bisa kita pantau,” kata Surawan.

Menurut dia, berdasarkan keterangan awal tersangka, sindikat ini menargetkan penjualan sekitar 24 bayi. Polisi masih melakukan penelusuran dan pendataan untuk memastikan apakah ada bayi lain yang belum terdeteksi.

“Kita masih mendata apakah bayi yang di Kalimantan termasuk rangkaian 24 itu, atau ada rangkaian lain. Kalau ada, nanti kita telusuri. Itu 24 baru keterangan tersangka yang mereka ingat,” ujar Surawan.

Trump "Tergiur" Tembaga RI, PT Freeport: Kami Jualnya ke China, Bukan AS