Sosial Media
powered by Surfing Waves
0
News
    Home Featured Pendidikan pinfo Sekolah Rakyat

    Fasilitas Dapur Belum Siap, Sekolah Rakyat Jombang Sementara Andalkan Katering | Kabar Jombang

    1 min read

     Pendidikan,

    Fasilitas Dapur Belum Siap, Sekolah Rakyat Jombang Sementara Andalkan Katering | Kabar Jombang

    JOMBANG, KabarJombang.com – Sejak resmi dibuka Senin 14 Juli 2025, Sekolah Rakyat Jombang masih mengandalkan layanan katering untuk memenuhi kebutuhan makan para siswanya. Hal ini disebabkan belum beroperasinya dapur mandiri internal karena penunjukan juru masak dari Kementerian Sosial masih dalam proses.

    “Sementara masih menggunakan katering,” ujar Kepala Sekolah Sekolah Rakyat Jombang, Andik Minarto, saat ditemui di lingkungan sekolah di SKB Mojoagung, Desa Mancilan, Kecamatan Mojoagung.

    Meski demikian, ia menegaskan bahwa seluruh kegiatan berjalan lancar dan tertata. “Alhamdulillah sampai hari ini semua berjalan baik,” imbuhnya.

    Sejak pukul lima pagi, aktivitas siswa di asrama telah dimulai. Mereka mengikuti salat subuh berjamaah, sarapan, dan melanjutkan kegiatan harian yang telah disusun berdasarkan panduan dari Kemensos. Masa pengenalan lingkungan sekolah (MPLS) dilaksanakan secara intensif, termasuk pembinaan disiplin melalui pelatihan kesamaptaan yang melibatkan personel Koramil.

    Selain aspek akademik dan kedisiplinan, Sekolah Rakyat juga menekankan pembentukan karakter dan spiritualitas siswa. Setiap malam, sejak Magrib hingga pukul 21.00 WIB, siswa mengikuti ibadah malam, tadarus, hafalan Al-Qur’an, dan dzikir.
    “Karakter dan spiritual menjadi fokus utama selain pembelajaran akademik,” terang Andik.

    Tiga bulan pertama disebut sebagai masa matrikulasi, di mana siswa menjalani pembiasaan terhadap pola hidup yang lebih tertib dan mandiri.

    Sebagian besar siswa berasal dari latar belakang rentan, sehingga pendampingan oleh wali asuh dilakukan secara intensif. Pada masa ini, sekolah juga melaksanakan tes talenta untuk menggali potensi masing-masing siswa sebagai dasar perencanaan program belajar ke depan sebelum memasuki kurikulum nasional.

    Meski fasilitas dapur belum sepenuhnya tersedia, pihak sekolah telah menunjuk satu juru masak, meski jumlah tersebut belum mencukupi. Ke depan, kerja sama dengan Badan Gizi Nasional (BGN) diharapkan dapat memperkuat sistem permakanan internal.

    “Kami masih menunggu arahan lebih lanjut dari BGN terkait jumlah ideal juru masak,” jelas Andik.

    Di tengah segala keterbatasan tersebut, semangat siswa tetap tinggi dalam menjalani proses pembelajaran, pembinaan spiritual, dan adaptasi lingkungan. Orang tua siswa diberikan kesempatan untuk menjenguk setiap hari Minggu pukul 13.00 hingga 17.00 WIB, dengan harapan tidak mengganggu proses adaptasi yang sedang berjalan.

    “Waktu kunjungan dibatasi agar proses pembiasaan dan pendampingan tetap optimal,” pungkasnya.

    Komentar
    Additional JS