Houthi Tetap 'Kirim' Rudal ke Israel, Amerika Serikat Ancam Bombardir dengan B-2 | Republika Online
Dunia Internasional,
Houthi Tetap 'Kirim' Rudal ke Israel, Amerika Serikat Ancam Bombardir dengan B-2 | Republika Online

Houthi akan terus memberikan dukungan warga Gaza.

REPUBLIKA.CO.ID, TEL AVIV— Angkatan Udara Israel mencegat sebuah rudal yang ditembakkan dari Yaman setelah diduga mendeteksi peluncurannya, kata juru bicara militer Israel.
Sementara Duta Besar Amerika Serikat untuk Israel, Mike Huckabee, bersumpah untuk mengirimkan pesawat pengebom B-2 ke Yaman.
Sponsored
Kepanikan dan ketakutan terjadi di jalan-jalan di beberapa kota Israel, dengan beberapa orang bersembunyi di tempat penampungan dan yang lainnya berbaring di tanah, setelah sirene diaktifkan di Tel Aviv, Yerusalem dan Israel tengah.
Menteri Pertahanan Israel Yisrael Katz bersumpah untuk membalas kelompok Ansar Allah (Houthi) di Yaman, dengan mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa "nasib Yaman adalah nasib Teheran".
"Setelah kami memukul kepala ular di Teheran, kami akan menargetkan Houthi di Yaman juga," katanya. "Siapa pun yang mengangkat tangannya untuk melawan Israel, tangannya akan dipotong.”
Scroll untuk membaca
Duta Besar Amerika Serikat untuk Israel Mike Huckabee dengan cepat mengancam Yaman dengan mengatakan, "Mungkin pesawat pengebom B-2 harus mengunjungi Yaman," kata dia, dikutip dari Aljazeera, Rabu (2/7/2025).
Pernyataan tersebut mengacu pada pengeboman Amerika Serikat terhadap reaktor nuklir Fordow milik Iran dengan pesawat-pesawat pengebom tersebut selama perang 12 hari dengan Israel.
Huckabee memuji sistem pencegatan rudal. “Untungnya sistem pencegatan yang luar biasa memungkinkan kami untuk pergi ke tempat perlindungan dan menunggu sampai ancaman hilang," tutur dia.
Mencegat rudal
Radio Angkatan Darat Israel mengindikasikan bahwa sistem HITS Israel mencegat rudal Yaman. Media Israel mengungkapkan bahwa pihak berwenang untuk sementara waktu menutup wilayah udara setelah peluncuran rudal tersebut.
Oleh karena itu, Trump melontarkan nada optimis, bahkan mengatakan bahwa dia yakin gencatan senjata bisa terjadi secepatnya pada pekan depan.
Pertahanan sipil Gaza mengatakan bahwa pasukan Israel telah membom 25 rumah di Kota Gaza sejak Selasa dini hari.
“Kota Gaza telah menyaksikan hari yang berdarah dan sulit sejak dini hari,” kata Mayor Mahmoud Basal, juru bicara Pertahanan Sipil di Gaza.
“Pasukan penjajah secara langsung mengebom lebih dari 25 rumah, selain lima pertemuan warga sipil.”
Basal menambahkan, serangan Israel mengakibatkan 70 orang tewas, termasuk 11 orang yang menunggu bantuan, 12 anak-anak dan 14 wanita, serta lebih dari 200 orang terluka, beberapa di antaranya berada dalam kondisi kritis.
Sedangkan sumber di Rumah Sakit Arab al-Ahli mengatakan kepada Aljazirah bahwa delapan warga Palestina tewas dalam serangan Israel. Serangan itu terjadi di Jalan Kashko, yang terletak di lingkungan Zeitoun di Kota Gaza.
Hamas telah mengeluarkan pernyataan mengenai memburuknya situasi layanan kesehatan di Gaza. Mereka menyatakan bencana baru mengancam anak-anak dengan penyebaran meningitis di tengah runtuhnya sistem kesehatan.
“Kami menyerukan komunitas internasional untuk segera melakukan intervensi guna menyelamatkan anak-anak Gaza, yang menghadapi tragedi kemanusiaan yang belum pernah terjadi sebelumnya.
Pengepungan dan penargetan yang terkonsentrasi oleh pendudukan [Israel] telah menyebabkan runtuhnya sistem kesehatan, memperburuk kelaparan, dan kekurangan susu formula bayi.”
Sedangkan Brigade Izzuddin al-Qassam, sayap militer Gerakan Perlawanan Islam (Hamas), mengumumkan menembaki permukiman "Nir Yitzhak" dan "Miftahim" dengan roket Q20 dari sebuah area di mana kendaraan musuh berada di utara Khan Yunis, sebelah selatan Jalur Gaza.
Sementara itu, Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengatakan pada Selasa waktu setempat bahwa Israel telah menyetujui persyaratan gencatan senjata selama 60 hari di Gaza. Trump mendorong Hamas untuk menerima kesepakatan tersebut.
“Saya berharap, demi kebaikan Timur Tengah, Hamas menerima kesepakatan ini, karena kondisi ini tidak akan menjadi lebih baik – dan hanya akan bertambah buruk,” kata Trump dikutip the Associated Press.
Trump tampaknya merujuk pada usulan gencatan senjata sementara yang telah dibahas beberapa bulan terakhir.
Perundingan tersebut menemui jalan buntu, sebagian besar mengenai syarat-syarat yang akan terjadi pada akhir gencatan senjata, dengan Israel menuntut agar mereka mempertahankan kemampuan untuk melanjutkan pertempuran, sementara Hamas berupaya agar gencatan senjata sementara menjadi permanen.
Dengan menyatakan bahwa dia akan bekerja untuk mengakhiri perang, Trump tampaknya berusaha menenangkan kedua belah pihak, dengan menyebutkan diakhirinya perang tanpa berbicara secara pasti.
Mediator Arab berupaya mengumpulkan kembali perunding Israel dan Hamas untuk melakukan pembicaraan jarak dekat di Kairo guna menutup kesenjangan yang ada.
Berita ini muncul ketika Trump bersiap menjamu Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu untuk melakukan pembicaraan di Gedung Putih pada hari Senin.
Presiden Amerika Serikat telah menunjukkan peningkatan minat terhadap perjanjian gencatan senjata dan penyanderaan di wilayah tersebut setelah Amerika Serikat menjadi perantara perjanjian damai antara Israel dan Iran.
Pada Ahad, Trump mengatakan sudah waktunya untuk membuat kesepakatan di Gaza. Dia juga menggunakan bahasa yang sangat tegas terhadap Israel ketika gencatan senjata antara Israel dan Iran sedang berlangsung.
Saat itu dia melontarkan sumpah serapah untuk mengatakan bahwa Israel tidak tahu apa yang dilakukannya ketika mereka masih mengebom Iran pada awal gencatan senjata.
Menurut Aljazeera, ada kesan bahwa terdapat peluang politik di Israel bagi Netanyahu untuk lebih terbuka menerima gencatan senjata dan mengakhiri perang ini.
HITS atau Arrow adalah sistem pertahanan yang dirancang untuk pertahanan rudal jarak jauh, mencegat rudal balistik di luar atmosfer bumi.
Di sisi lain, kelompok Houthi mengatakan mereka melakukan operasi yang menargetkan bandara Lod yang diduduki dengan rudal balistik hipersonik.
Operasi tersebut berhasil mencapai tujuannya dan menyebabkan jutaan orang melarikan diri dan menghentikan pergerakan bandara, menurut klaim Houthi.
Kelompok itu menambahkan bahwa Angkatan Udara tak berawak melakukan tiga operasi terhadap target di Jaffa, Ashkelon, dan Umm al-Rashrash.
Sejak penjajah Israel melanjutkan agresinya di Jalur Gaza lebih dari 100 hari yang lalu, kelompok Ansar Allah telah menembakkan 53 rudal balistik ke arah Israel, demikian menurut radio militer Israel.
Dalam konteks terkait, tentara penjajah Israel mengklaim pada Selasa (1/6/2025) bahwa mereka mencegat dua roket yang ditembakkan dari Jalur Gaza selatan ke arah pemukiman di dekatnya.
Tentara mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa Angkatan Udara mencegat dua roket yang ditembakkan dari Jalur Gaza selatan yang melintasi perbatasan, tanpa ada korban luka.
Sirene berbunyi di permukiman Miftahim, Amiuz, Yesha, Nir Yitzhak dan Bari Gan, yang berdekatan dengan Gaza, untuk memperingatkan adanya tembakan roket.
Youve reached the end