Indonesia Berpeluang Emas Dapatkan 48 Unit Jet Tempur yang Diakui Media Asing Pembunuh Handal di Pertempuran Udara - Zona Jakarta
Indonesia Berpeluang Emas Dapatkan 48 Unit Jet Tempur yang Diakui Media Asing Pembunuh Handal di Pertempuran Udara - Zona Jakarta
ZONAJAKARTA.com - J-10CE China adalah varian ekspor dari jet tempur yang berdasar model J-10.
Jet tempur rancangan China ini dikembangkan oleh Chengdu Aircraft Industry Group.
Reputasi J-10 lekat dengan platform yang sangat bermanuver dengan desain stabilitas yang rileks dan canard di sepanjang badan pesawat.
Hal itu dituliskan situs National Security Journal dalam artikel berjudul "J-10CE: China’s F-16 Fighter Lookalike That’s Now a Combat-Proven Killer" terbitan 9 Juli 2025.
China menyebut J-10 sebagai jet generasi keempat plus yang dirancang untuk bersaing dengan jet tempur seperti F-16 AS atau MiG-29 Rusia.
Meskipun tidak memiliki fitur siluman yang umum ditemukan pada pesawat generasi kelima lainnya, J-10 memainkan peran penting dalam industri kedirgantaraan China.
Di dalam negeri, J-10 memberi China wawasan dan pengalaman berharga dalam merancang dan membangun pesawat generasi keempat yang kompetitif, bahkan berpotensi generasi keempat ke atas.
Bagi pembeli asing di luar negeri, J-10CE, varian ekspor J-10, menawarkan jalur potensial untuk menerjunkan jet tempur yang relatif mumpuni dan terjangkau.
Namun yang mungkin paling penting, J-10 China menawarkan alternatif bagi jet tempur Barat yang canggih namun sulit diakses.
Baca Juga:
Sekaligus pula pengganti bagi jet tempur era Soviet yang sudah ketinggalan zaman atau opsi kedirgantaraan Rusia yang kini langka.
Platform ini hanya meraih kesuksesan moderat di pasar ekspor internasional, meskipun kinerjanya di tangan Pakistan melawan Angkatan Udara India baru-baru ini menuai sorotan.
J-10 dipuji karena dilaporkan beberapa kali berhasil menjatuhkan jet tempur Rafale milik Angkatan Udara India, yang diimpor dari Prancis.
"Fakta bahwa beberapa pejabat AS telah keluar dan mengatakan tampaknya J-10 yang terlibat dalam penembakan jatuh Rafale itu menarik," kata Justin Bronk, seorang Peneliti Senior di Royal United Services Institute.

Fakta bahwa mesin dan ekornya tampak agak berjauhan memang mendukung gagasan bahwa pesawat itu tidak hancur begitu saja.
Namun, ada kemungkinan, misalnya, mereka kehabisan bahan bakar, setelah menghabiskan terlalu banyak waktu di afterburner dan pada ketinggian rendah, mencoba menghindari tembakan, dan terpaksa melontarkan diri karena kekurangan bahan bakar dalam perjalanan kembali ke pangkalan.
Potensi tembakan dari teman sendiri, atau tembakan jarak jauh HQ-9 juga masuk akal meskipun kemungkinannya agak kecil.
Setelah permusuhan tersebut, saham Dassault Aviation Prancis, produsen Rafale, merosot, sementara saham Chengdu Aircraft Industry Group melonjak.
Proklamasi supremasi kedirgantaraan China atas negara-negara Barat pun marak.
Apa yang sebenarnya terjadi di langit India dan Pakistan masih sedikit samar.
Namun, jet-jet tempur tersebut secara tentatif diyakini telah menembak jatuh hingga lima pesawat Rafale Angkatan Udara India.
Baca Juga:
Beredar rumor bahwa Kolombia telah mencapai kesepakatan untuk membeli jet tempur China, meskipun Presiden Kolombia Gustavo Petro dengan tegas membantahnya.
"Saya tidak pernah mendengar proposal China terkait urusan militer," tulis presiden di X, mengutip laman Aviation Week dalam artikel berjudul "Colombian President Denies Chinese J-10CE Fighters Offer" terbitan 24 Juni 2025.
"Kebohongan tersebar di sini. Sebagaimana telah dinyatakan secara terbuka oleh pemerintah, pesawat Gripen baru buatan Swedia akan dibeli," tambahnya.
Namun, awal tahun ini, China mengajukan tawaran untuk mengganti jet tempur Kfir milik Kolombia yang sudah tua, varian Mirage 5 yang dirancang Israel, dengan dua lusin jet J-10CE milik mereka, bagian dari pendekatan Beijing, baik ekonomi maupun militer, ke wilayah yang lebih luas di wilayah Amerika Latin.
J-10CE tampil di Paris Air Show, yang baru-baru ini diselenggarakan di Prancis .
"Saya ingat J-10CE memulai debutnya di Paris Air Show pada tahun 2019 dan sejak itu telah dipamerkan di berbagai pameran pertahanan internasional terkemuka dalam beberapa tahun terakhir," ujar Zhu Qian, wakil kepala Aviation Industry Corporation of China, yang berperan dalam pengembangan J-10.
"Pesawat ini secara konsisten menjadi salah satu produk unggulan AVIC untuk pameran internasional," paparnya.

Ada spekulasi bahwa Indonesia dan juga Bangladesh berminat memperoleh jet J-10CE.
Bahkan China sendiri yang menyodori Indonesia untuk membeli 48 unit jet tempur tersebut.
Namun, laporan mengenai hal itu untuk sekarang masih belum menemui titik terang.
Terlepas dari spekulasi yang ada, yang pasti adalah bahwa jet tempur China memang menawarkan opsi yang cukup mumpuni bagi negara-negara yang tertarik memperluas kehadiran jet tempur mereka dengan anggaran terbatas.
Terlepas dari pertimbangan geopolitik yang melekat dalam pengadaan jet tempur Barat atau Rusia, opsi ini bisa jadi menarik di masa mendatang.
Baca Juga:
Akan tetapi, dengan pesawat siluman generasi kelima yang kini mendominasi langit dan pesawat generasi keenam yang akan segera hadir, daya tarik J-10 mungkin akan berkurang.
Namun, J-10 tidak secara khusus dirancang untuk bersaing langsung dengan pesawat Barat kelas atas.
Bagi negara-negara yang tidak mengantisipasi menghadapi lawan dengan kemampuan siluman yang tangguh, J-10CE mungkin terbukti menjadi pilihan yang menarik.
Pada akhirnya, situs National Security Journal pun mengakui bahwa J-10CE milik China kini menjadi pembunuh yang terbukti handal dalam pertempuran.
***