Sosial Media
powered by Surfing Waves
0
News
    Home Featured Habib Bahar Bin Smith Kasus PWI LS

    Kecam PWI LS yang Adu Domba Umat, Habib Bahar: Kecintaan Kami kepada NKRI Lebih Besar dari Mereka - Halaman all - Wartakotalive

    12 min read

     Kasus 

    Kecam PWI LS yang Adu Domba Umat, Habib Bahar: Kecintaan Kami kepada NKRI Lebih Besar dari Mereka - Halaman all - Wartakotalive

    Laporan wartawan TribunnewsDepok.com, M Rifqi Ibnumasy 

    WARTAKOTALIVE.COM, CILODONG - Habib Bahar bin Smith bersama pengikutnya menolak pelantikan pengurus Perjuangan Walisongo Indonesia Laskar Sabilillah (PWI LS) Jabodetabek, Minggu (27/7/2025).

    Bahkan, Bahar bin Smith bersama puluhan massa mendatangi lokasi pelantikan Pengurus PWI LS Jabodetabek di Soneta Record, Jalan Tole Iskandar, Sukamaju, Cilodong, Depok. 

    Beruntung massa Bahar bin Smith tidak dapat merangsek masuk ke lokasi pelantikan karena dijaga TNI-Polri bersenjata lengkap.

    Kemudian, Bahar memutuskan untuk melakukan mediasi dengan Kapolres Metro Depok, Kombes Pol Abdul Waras dan Dandim 0508 Depok, Kolonel Inf Iman Widhiarto di Mapolres Metro Depok. 

    Kepada awak media, Bahar bin Smith mengklaim pihaknya lebih mencintai tanah air dibandingkan PWI LS. 

    “Kalau mau diimbang, cintanya kami dengan cintanya PWI ke Indonesia lebih berat cinta kami kepada bangsa Indonesia daripada PWI,” kata Bahar dengan nada tinggi. 

    Selain itu, Bahar bin Smith menegaskan, pihaknya tidak gentar dipenjara, bahkan berani dan cari mati demi bangsa dan negara. 

    “Kami demi bangsa, demi rakyat, demi Indonesia, jangankan dipenjara, kami berani mati, cari mati untuk bangsa dan negara,” ujarnya. 

    Baca juga: Teman Kuliah Blak-blakan Tak Ada Jurusan Teknologi Kayu, tapi Dia Tetap Bela Jokowi, Begini Katanya

    Baca juga: PWI LS Dianggap Rasis dan Adu Domba Umat, Habib Bahar Datangi Acara Pelantikan di Markas Soneta

    Alasan Tolak PWI LS 

    Seperti diketahui, Habib Bahar bin Smith mengungkapkan alasannya menolak pelantikan pengurus Perjuangan Walisongo Indonesia Laskar Sabilillah (PWI LS) Jabodetabek di Depok, Jawa Barat, Minggu (27/7/2025).

    Menurut Bahar, PWI LS merupakan organisasi masyarakat (ormas) yang memecah belah umat Islam dan bangsa Indonesia. 

    Selain itu, Bahar menilai, PWI LS juga mengadu domba sesama anak bangsa hingga keberadaannya harus ditolak. 

    “Mengkotak-kotakan pribumi, non pribumi, ini kan mengkotak-kotakan namanya, harusnya kita itu bersatu,” kata Bahar di Mapolres Metro Depok.

    Bahar menjelaskan, kedatangannya bersama rombongan tidak untuk membubarkan pengajian yang diadakan PWI LS. Namun, ia menginginkan ke depannya Indonesia aman.

    “Walaupun andaikan beda tujuan, beda pemikiran, beda thoriqoh, beda pemahaman, beda keyakinan, tetap saling menghargai, ngapain harus bubarkan pengajian,” pungkasnya. 

    Dampak kericuhan Pemalang

    Diberitakan sebelumnya, buntut penyerangan yang dilakukan ormas Perjuangan Walisongo Indonesia Laskar Sabilillah (PWI LS) di acara pengajian Habib Rizieq Shihab di Pemalang, Jawa Tengah, muncul penolakan terhadap rencana pelantikan pengurus PWI LS se-Jabodetabek di Depok.

    Acara pelantikan tersebut diinisiasi oleh musisi Rhoma Irama.

    Dalam video yang beredar, Rhoma Irama mengumumkan bahwa acara pelantikan tersebut akan berlangsung pada Minggu 27 Juli 2025 di Studio Soneta di Depok

    "Insya Allah pada 27 Juli di tempat ini, Soneta Record akan dilakukan pelantikan PWI LS Sejabodetabek mulai jam sembilan pagi," ujar Rhoma Irama dikutip Warta Kota, Jumat (25/7/2025)

    Acara itu menjadi perhatian publik lantaran dilakukan tak lama setelah aksi penyerangan pasukan PWI LS terhadap pengajian di Petarukan, Pemalang yang menyebabkan belasan korban terluka.

    Pada malam mencekam itu, jemaah pengajian bersama laskar Front Persaudaraan Islam (FPI) memukul mundur kelompok PWI LS yang mengganggu acara pengajian

    Dalam video lain, sejumlah orang yang menyebut dirinya warga Depok menolak kegiatan tersebut

    Baca juga: Babe Aldo Minta Ormas PWI-LS Jangan Playing Victim: Nyerang Duluan, Kalah, Merasa Jadi Korban

    "Kami gerakan pembela habaib dan ulama Kota Depok. Satu, menolak adanya deklarasi pelantikan deklarasi PWI LS di sleiuruh Indonesia apalagi mauj dilantik di Kota Depok, tempat kami tinggal dan berdomisili," ujar pria dalam video viral

    Adapun alasan mereka menolak kegiatan itu, lantaran PWI LS dinilai sebagai kelompok intoleran yang sering membubarkan pengajian ulama dan habaib

    "Selama ini adanya PWI LS selalu mengganggu, mengadang, membubarkan pengajian-pengajian yang dilakukan oleh ulama dan habaib di seluruh Indonesia," katanya

    Mereka pun meminta kepada Wali Kota Depok, Supian Suri beserta Kapolres Depok untuk membatalkan kegiatan pelantikan itu

    "Kami minta kepada wali kota Depok dan kapolres Depok untuk membatalkan acara deklarasi pelantikan PWI LS di Kota Depok," tandasnya

    Baca juga: PWI LS Dianggap Rasis dan Adu Domba Umat, Habib Bahar Datangi Acara Pelantikan di Markas Soneta

    Baca juga: Teman Kuliah Blak-blakan Tak Ada Jurusan Teknologi Kayu, tapi Dia Tetap Bela Jokowi, Begini Katanya

    Perselisihan panjang

    Perselisihan antata organiasasi masyarakat Front Persaudaraan Islam/FPI dengan Perjuangan Walisongo Indonesia Laskar Sabilillah (PWI LS) terjadi sejak 2,5 tahun lalu.

    Hal ini diungkapkan tokoh FPI, Novel Bamukmin.  

    Diberitakan sebelumnya terjadi bentrokan antara FPI dan PWI LS di Desa Pegundan, Kecamatan Petarukan, Kabupaten Pemalang, Jawa Tengah, pada Rabu (23/7/2025).

    Peristiwa itu terjadi saat pimpinan FPI, Rizieq Shihab, berceramah dalam sebuah acara peringatan bulan Muharam.

    Akibat bentrokan itu sebanyak 15 orang mengalami luka-luka, termasuk polisi.

    Novel menjelaskan, pemicu perselisihan antara FPI dan PWI LS selama ini karena perkara nasab.

    "Sebenarnya kejadian ini sudah berlarut-larut, ya. Sebelumnya sudah 2,5 tahun, kami sudah berseteru dengan PWI LS. Di antar kejadian-kejadian, pangkal tolaknya, inti permasalahan adalah soal nasab," katanya dalam wawancara eksklusif yang ditayangkan di YouTube Tribunnews, Kamis (24/7/2025).

    Baca juga: Apa Itu Ormas Islam PWI LS yang Bentrok Berdarah dengan FPI?

    Dikutip dari Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), nasab merupakan keturunan terutama keturunan dari pihak bapak.

    Tak hanya keturunan, nasab juga digunakan untuk hubungan darah secara horizonal seperti paman, bibi, saudara sekandung, dan sebagainya.

    Sementara, dilansir laman Kementerian Agama (Kemenag), nasab merujuk pada pertalian kekeluargaan berdasarkan hubungan darah yang sah, terutama lewat jalur ayah.

    Nasab menentukan hak dan kewajiban dalam hubungan keluarga, seperti hak waris dan perwalian.

    Novel mengungkapkan pihaknya sempat berdebat tentang nasab dengan PWI LS.

    Namun, menurutnya, perdebatan soal hal itu sudah selesai.

    Dia menyebut definisi nasab sudah tertuang dalam buku setebal 574 halaman yang disepakati oleh beberapa ormas Islam.

    "Masalah nasab, debat demi debat, dialog demi dialog, sudah kami tempuh. Bahkan kami terakhir dari spirit 212 seperti FPI, ada Persada 212, dan GNPF Ulama, itu semuanya sudah sepakat, bahwa permasalahan ini sudah selesai."

    "Karena kita buat buku setebal 547 halaman yang sudah menuntaskan permasalahan yang selama ini diributkan oleh mereka," jelasnya.

    Baca juga: Bentrok FPI vs PWI-LS di Pemalang Jateng Selama 15 Menit, Begini Kronologinya

    Tak hanya itu, Novel juga menyebut PWI LS sebenarnya sudah menerima penjelasan tentang nasab tersebut setelah adanya pembuktian secara ilmiah.

    Namun, menurutnya, ormas tersebut masih tetap ingin menebar kebencian terhadap FPI.

    "Cuma memang ada keinginan yang lebih yang PWI LS ini ingin ternyata bukan sekedar bahasan ilmiah dan terus menebar kebencian. Sepertinya mereka memang ingin TSMB yaitu terstruktur, sistematis, masif, dan brutal," jelasnya.

    Novel bahkan juga menyebut PWI LS turut melibatkan penyanyi dangdut legendaris Rhoma Irama dalam perdebatan terkait nasab ini.

    Dia mengungkapkan puncak perseteruan antara FPI dan PWI LS terjadi pada Rabu malam kemarin ketika Rizieq Shihab akan berceramah di Kabupaten Pemalang di mana justru berujung bentrokan antara kedua ormas.

    Novel Tuduh PWI LS Sudah Rencanakan untuk Bentrok dengan FPI sejak Lama

    Novel menuduh bahwa PWI LS sudah merencanakan untuk melakukan bentrok dengan FPI sejak lama.

    Dia menegaskan hal itu menjadi wujud penolakan PWI LS atas segala ceramah yang dilakukan oleh Rizieq Shihab maupun para petinggi FPI.

    "Kejadian semalam, jadi mereka PWI LS sudah merencanakan jauh-jauh hari dengan adanya terjadwal daripada Imam Besar Habib Rizieq Shihab, mereka ingin mengganggu panggung-panggung ceramah yang di mana FPI selama ini berceramah," tuturnya.

    Novel pun menganggap apa yang sudah direncanakan oleh PWI LS termasuk tindakan pidana sehingga dia berharap agar adanya proses hukum terhadap ormas tersebut.

    Tebtabf bentrokan di Pemalang, Novel menyebut PWI LS memang sudah menarget Rizieq Shihab. Pasalnya, di belakang panggung ceramah, sudah ada anggota PWI LS yang bersiap. 

    Dia juga menuding polisi turut terlibat dalam rencana bentrokan itu dengan mengarahkan Rizieq Shihab agar lewat belakang panggung.

    Padahal, kata Novel, para Laskar FPI sudah mensterilkan depan panggung agar Rizieq Shihab bisa berceramah.

    "Yang arah ke belakang ini mereka menyerang, sudah terencana, dan mereka laksanakan perencanaan itu dan menyerang FPI lewat belakang panggung dan FPI sudah siapkan dan terjadi bentrokan," ujarnya.

    PWI LS Bantah Jadi Provokator, Justru Klaim Jadi Korban

    Sementara, PWI LS turut buka suara tentang bentrokan yang terjadi di mana pihaknya membantah menjadi pelaku provokasi.

    Koordinator Komunikasi Antar Wilayah DPP PWI LS, Andi Rustono, justru mengaku menjadi korban provokasi.

    Selain itu, Andi juga membantah tuduhan bahwa pihaknya membawa senjata tajam saat bentrokan terjadi.

    “Tidak benar menggunakan senjata tajam, justru pihak kami yang menjadi korban dan bentrok itu. Salah satu korban terdapat luka serius di kepala dan bola mata nyaris lepas,” ungkapnya, dikutip dari Kompas.com.

    Dia menegaskan pihaknya hanya membawa kayu dan bambu. Andi mengatakan dibawanya dua alat tersebut bukan tanpa alasan.

    Andi mengeklaim terlebih dahulu memperoleh provokasi setelah ada massa FPI melempar bata merah dan batu ke arah massa PWI LS.

    Bahkan, dia menyebut kayu dan bambu bukan dibawa sebelum insiden terjadi, tetapi diambil dari pekarangan rumah warga di sekitar lokasi.

    15 Orang Alami Luka akibat Bentrok, Termasuk Polisi

    Dikutip dari Tribun Jateng, bentrokan antara FPI dan PWI LS mengakibatkan adanya 15 orang menderita luka.

    Adapun rinciannya adalah sembilan korban luka dari PWI LS, dua dari FPI, dan sisanya adalah empat anggota kepolisian.

    Baca juga: Sosok Habib Rizieq, Disorot Buntut Ceramah Berujung Bentrok di Pemalang, Ini Sederet Kontroversinya

    Hal ini dikonfirmasi oleh Kabid Humas Polda Jateng, Kombes Artanto.

    Terkait korban dari kepolisian, Artanto mengatakan mereka terluka karena terkena lemparan batu.

    "Korban polisi ini terkena lemparan batu di bagian kepala maupun wajah. Ada yang dirawat di rumah sakit, adapula yang rawat jalan," katanya.

    Pemicu Bentrokan Masih Diselidiki

    Artanto juga mengungkapkan terkait pemicu bentrokan masih terus diselidik termasuk memburu pihak-pihak yang dianggap melakukan provokasi dan tindakan kekerasan.

    "Kami juga sedang meminta keterangan para saksi untuk membuat terang peristiwa," bebernya.

    Dari kejadian ini, Polda Jateng meminta kepada kedua pihak yang terlibat bentrok untuk menahan diri.

    "Kami imbau dari kedua pihak menjaga simpatisan masing-masing agar tidak terulang kembali," ujarnya.

    Komentar
    Additional JS